"Mereka pulang kerja kan jam enam paman, sebentar lagi juga sampai." Ucap Dhenisa berusaha menenangkan hati Daniel.
"Aku sudah tidak sabar Zee, paman Jian juga belum kelihatan apa pak penghulunya tidak bisa ya kalau malam?" Tanya Daniel lagi dengan hati gelisah.
"Paman Niel, duduklah dengan tenang." Ucap Dhenisa sambil menarik pelan lengan Daniel dan mengajaknya duduk biar bisa tenang.
"Aku sudah berusaha tenang Zee, tapi tidak bisa." Ucap Daniel duduk dengan kening yang basah.
"Paman Niel, ambil nafas panjang ya? Biar tidak gugup seperti ini." Ucap Dhenisa sambil menyeka kening Daniel yang berkeringat.
"Apa wajahku terlihat pucat Zee?" Tanya Daniel berusaha tenang.
"Kalau paman gugup dan berkeringat seperti ini terus, bagaimana tidak akan pucat?" Ucap Dhenisa masih menyeka wajah Daniel yang berkeringat terus.
"Hem...Hem...yang mau jadi pengantin sudah mesra-mesraan." Tiba-tiba suara Bubu sudah menggema ke seluruh ruang tengah.
Unterstützen Sie Ihre Lieblingsautoren und -übersetzer bei webnovel.com