webnovel

37. Kegalauan Berlian

"Bian, apa sudah ada titik temu di mana keberadaan ayahku?" tanya Berlian pada Bian. Bian menggelengkan kepalanya pelan.

Berlian menjatuhkan kepalanya di meja kerjanya, perempuan itu tidak mempunyai semangat bekerja sejak pagi. Ini sudah pukul sebelas waktu indonesia bagian barat, tapi terasa seperti waktu indonesia bagian galau. Sejak kepulangannya dari rumah Bara, Berlian tidak berhenti merenung seorang diri. Pikiran Berlian sangat berkecamuk, bertanya-tanya dalam hati tentang sikap Bara dan apa maksud Bara. Bisa dikatakan Berlian itu dekat dengan Bara sekaligus jauh.

Dekat karena mereka sering bertemu dan jauh karena mereka tidak pernah berbicara dari hati ke hati. Suka, cinta, Berlian memikirkan dua hal itu. Berlian kembali mendongakkan kepalanya, menatap Bian yang saat ini masih menatap ke arahnya. Bian yang ditatap pun menggaruk tengkuknya kikuk.

Gesperrtes Kapitel

Unterstützen Sie Ihre Lieblingsautoren und -übersetzer bei webnovel.com