webnovel

26. Hinaan

Hari ibu selalu menjadi momok untuk Azka, pasalnya ia masih terbayang-bayang dengan perayakan hari ayah yang membuatnya ingin kabur dari sekolahan. Perayakan-perayaan yang menyertakan ayah dan ibu adalah hal yang paling dibenci oleh Azka. Pasalnya ia tidak mempunyai satu pun dari mereka. Saat ini Azka sudah sampai di sekolah, panggung mewah sudah berdiri di depan sana dengan banyak hiasan. Azka duduk di samping neneknya dengan membawa bunga. Azka berganti menatap teman-temannya yang bersama ibunya masing-masing, hanya dia yang bersama neneknya.

"Azka, dengan nenekmu ya?" tanya seorang anak laki-laki yang ada di seberang Azka. Azka menganggukkan kepalanya.

"Ibumu ditanam di tanah, ya? Kamu sih nakal jadi ibumu tidak mau bersamamu," ucap anak laki-laki itu lagi. Ira sudah geram mendengar celotehan anak kecil itu, apalagi orang tua anak itu bukannya menasehati malah menertawakan.

Gesperrtes Kapitel

Unterstützen Sie Ihre Lieblingsautoren und -übersetzer bei webnovel.com