webnovel

chapter 1: the day it begin

DING DONG DING DONG

Hah~! Akhirnya istirahat makan siang! Setelah merapikan semua peralatan tulisku, kuambil kotak bekal yang ada di tasku dan mulai bergegas menuju kantin.

Oh aku hampir lupa. Namaku Chrome Linto, usiaku 17 tahun dan merupakan siswa tahun pertama semester 2 di SMA Heartfull. Tidak ada yang istimewa dariku, aku hidup dari kalangan sederhana dengan hobi melukis dan menulis. ikut ekskul biasa, berteman dengan teman yang.... sangat luar biasa beda denganku (dan agak gila-gilaan) meski tidak terlalu banyak.

kalian boleh panggil aku terlalu normal jika kalian mau, tapi itu tak apa untukku. aku menyukai hidup biasa seperti ini. damai dan bebas inilah yang membuatku tenang. meski begitu, aku orang yang sangat serius apalagi tentang cita-cita. aku sangat ingin menjadi seorang guru suatu hari nanti, akan kujelaskan alasannya lain kali, tapi aku akan menjadi guru yang paling hebat di negeri ini. bahkan cita-citaku normal dengan terdengar aneh, huh?

begitu aku sampai di kantin, kulihat kesepenjuru wilayah meja untuk mencari dimana teman nongkrongku duduk.

"Hey, Chrome! sebelah sini!"

kulihat seorang pemuda berwajah ceria melambaikan tangannya kearahku dan dia bersama beberapa orang lain duduk di meja itu. aku tersenyum dan berjalan menghampiri meja itu.

pemuda yang melambai itu adalah orang kebangsaan amerika yang memiliki rambut pirang dengan mata berwarna biru. dia juga memakai seragam sekolah putra sepertiku (dan siswa yang lain) tapi juga dihiasi dengan jaket berwarna jingga terbuka. namanya adalah Alex Finausky, yang juga merupakan artis muda yang terkenal di dunia.

"kau tak perlu berteriak sekencang itu, tolol." kata seorang gadis disampingnya dengan dingin sambil menyeruput secangkir teh ditangannya. gadis itu terlihat berkebangsaan jerman dengan rambut pendek ungu alami dan mata keemasan. dia memakai seragam siswi yang dihiasi dengan rompi warna hitam dan memakai barret berwarna hitam di kepalanya. namanya Trixia Celbanor, pemimpin tertinggi paling muda dalam sejarah permiliteran nasional defend global force (NDGF).

"yah, bagiku itu perlu karena banyak orang disini. jadi apa yang dilakukan Alex bagiku cukup masuk akal." ujar salah satu gadis di hadapannya dengan senyum gugup. gadis itu memiliki sikap yang agak malu-malu. dia memiliki rambut berwarna hitam panjang dengan klip berbentuk panda dikepalanya. dan selain seragam, dia juga memakai blazer berwarna hitam dengan lambang di lengan kanannya. namanya Cynthia lubous, ketua osis paling disegani di sekolah dan merupakan anak dari direktur perusahaan yang paling berpengaruh dalam mengatur perekonomian dan politik global. bahkan sekolah ini merupakan bagian dari kerja sama perusahaannya.

beberapa detik setelah pembicaraan itu, datang lagi seorang pemuda berbadan kekar dengan membawa sekantong penuh minuman dingin. "maaf aku terlambat semua! hari ini ada latihan khusus dari pelatih jadi aku agak lama selesainya. ini! kubawakan minuman pesanan kalian! hmm? ah! Chrome, apa kabar kawan!" kata pemuda itu setelah meletakan kantong minuman itu (yang diambil isinya oleh teman-temanku yang berterima kasih kepadanya sambil berkata mereka akan mengganti uangnya) lalu menepuk punggungku. pemuda energik itu memiliki rambut hitam pendek dengan bandana berwarna merah mengikat di kepalanya. dia yang paling berbeda dari kami karena memakai seragam olahraga, berupa kaos berwarna putih dan celana pendek berwarna hitam. namanya Adrich Finians, ketua klub olahraga yang pernah menjuarai olimpiade olahraga internasional.

kalau dilihat lagi, semua temanku kalau bukan berasal dari orang penting, pasti mereka adalah orang terkenal. sekolah ini pun juga bisa dibilang sekolah favorit yang terkenal yang berisi orang-orang terkenal ataupun hebat. berbeda denganku yang merupakan anak sederhana yang mengandalkan beasiswa, ditambah aku berteman dengan orang-orang paling terkenal di sekolah, membuatku menjadi pusat perhatian paling tidak diinginkan disini, bahkan aku masih bisa merasakan tatapan mereka disini. ayolah! aku berteman dengan mereka sedari kecil! tidak ada yang salah dari anak kecil untuk berteman dengan siapa saja, kan?

Trixia merasakan tatapan yang ditujukan padaku lalu menatap mereka dengan pandangan keras membuat orang-orang tersentak lalu menyudahinya dan melanjutkan aktivitas mereka masing-masing. "sialan, mereka masih tidak suka saja dengan Chrome." kata Trixia sambil mendecih.

"yah kau tahu dia berteman dengan orang-orang paling populer disini pasti akan membuat banyak orang iri. sebenarnya aku tidak keberatan berteman dengan siapa saja. tapi sifat mereka itu membuatku jijik untuk berteman dengan mereka." kata Alex sambil mengangkat bahunya.

"Chrome, aku akan ingatkan kau jika terjadi sesuatu padamu, jangan ragu untuk meminta bantuan kami. kita sahabat dari kecil dan kita janji untuk saling membantu, ingat?" kata Cynthia dengan nada khawatir dan dilanjutkan dengan anggukan dari yang lain.

hal ini membuatku tersenyum terharu. meski mereka terkenal, tapi mereka tetap seperti dulu, baik hati, tidak sombong ataupun merendahkan orang lain. bahkan berteman dengan orang biasa sepertiku mereka tetap tidak melupakanku. mereka adalah teman terbaik yang akan kujaga.

"terima kasih, Cynthia. akan kuingat itu." sebenarnya aku tidak ingin merepotkan mereka terlalu jauh dengan membuat mereka khawatir. aku belajar untuk punya tanggung jawab besar dan ingin mandiri untuk menjadi kuat dimasa depan. jadi aku setidaknya harus menyelesaikan masalah pribadiku terlebih dahulu sebelum meminta bantuan mereka. "ngomong-ngomong, dimana Monika?" tanyaku pada mereka.

"oh! aku bertemu dengannya tadi dijalan! dia bilang dia tidak bisa ikut makan siang dengan kita karena kepala sekolah memanggilnya untuk memintanya ikut lomba sains akhir pekan ini." kata Adrich.

yep. satu lagi temanku yang terkenal. Monika Genius, ilmuan muda paling pintar di dunia. dia selalu menjadi peringkat satu dan merupakan kebanggaan sekolah dan bahkan negara karena dedikasinya dalam karyanya membuat alat teknologi terbaru yang dapat mempermudah kehidupan dan memajukan negeri. dia memiliki kesukaan dalam bereksperimen, tetapi tidak ada yang tahu kecuali kami bahwa sebenarnya dia agak gila dalam hal itu dan juga sadis. pernah kami melihat dia mencoba melakukan sebuah eksperimen ilegal atau menggunakan bahan ilegal untuk membuat homunculus. bahkan bahan-bahan aneh bisa disulapnya menjadi sesuatu yang menakjubkan. bahkan aku sendiri masih bingung kenapa dia terus menginginkan spermaku. mengingatnya saja membuatku menggigil ketakutan.

"jadi begitu. memang agak mengecewakan dia tidak ada, tapi tak masalah." kata Trixia dengan enteng. meski terdengar kasar tapi sebenarnya tidak. aku tahu Trixia dan Monika sebenarnya saling menghargai, tapi mereka menjadi tidak terlalu akrab karena hanya masalah sepele berupa gen mereka yang berbeda.

dan yang kumaksud adalah ukuran dada.

Monika memiliki ukuran dada B sedangkan Trixia E. hal inilah satu-satunya yang membuat harga diri dari ilmuan jenius itu hancur seketika. dari situ dia tidak suka melihat jika Trixia membusungkan dadanya ketika dia membanggakan diri. dia pasti akan meledeknya seperti 'seharusnya kalian para tentaralah yang rata seperti jalan untuk menjalankan tugas'. karena merasa terhina tentu saja Trixia marah ditambah lagi temperamennya itu. sebenarnya Trixia iri dengan kepintaran Monika karena itu bisa membantu dirinya dalam berbagai hal. ini seperti ironi yang terbalik dan dekat. tapi meski begitu hal yang membuat Monika semakin pundung adalah Cynthia yang memiliki ukuran G. melihat itu pernah dia kabur dengan menangis sambil berkata 'sialan! rumus macam apa yang kalian pembantu guru gunakan sampai bisa seperti itu! aku sama sekali tidak mengerti!' dan disitulah dia bersumpah untuk mencari formula pembesar dada tanpa operasi plastik. itu seharusnya mudah untuknya tapi entah dia sudah menemukannya atau belum sebab masih tidak ada yang berubah darinya.

"kyaaa! itu ratu yakuza, Ryuki!"

suara pekikan salah satu siswi itu mengalihkan perhatian kami dari makan siang kami. dari sumber suara kami melihat seorang gadis cantik bersama dengan rombongan dibelakangnya berjalan menuju kantin. gadis itu memiliki ciri berambut hitam panjang yang memukau diikat ponytail dengan iris mata berwarna coklat. dia memakai semacam jaket sport berwarna hitam dengan cincin lengan berwarna kuning dengan sebuah lambang berbentuk tengkorak naga. rombongan yang ada dibelakangnya di dominasi perempuan tapi ada juga laki-lakinya, mereka memiliki semacam pedang kayu yang melekat di pinggang mereka dan memakai jubah berwarna hitam dengan bagian punggung mereka terdapat lambang yang sama dengan yang ada di cincin lengan si gadis.

gadis ini.... kalau tidak salah namanya Ryuki Belial, anak dari ketua geng yakuza paling besar, kuat dan ditakuti di dunia gelap. ada banyak rumor yang beredar seperti dia pernah mengalahkan sekumpulan preman hanya untuk kesenangan pribadi, menghajar orang penting dan langsung mendapat hak penuh atasnya, dan lain-lain. yah aku tidak terlalu percaya rumor. toh aku juga tidak terlalu mengenalnya karena kami tidak pernah berpapasan sebelumnya. bicarapun tidak pernah. jarang juga ada orang yang berbicara dengannya karena takut dengan kebenaran rumor. ayolah! rumor itu sama seperti mitos, tidak nyata sebelum ada bukti.

sang gadis nampak melihat sekeliling area kantin nampak mencari sesuatu, atau lebih tepatnya seseorang.

"kenapa anda ingin datang di tempat kumuh seperti ini, nyonya muda?" tanya salah satu bawahan gadis itu yang merasa heran mengapa majikannya ini mau repot-repot datang ke kantin ketika dia bisa makan di ruang khusus yang disediakan.

tak menghadap padanya, sang gadis menjawab. "aku kesini karena mencari seseorang untuk membicarakan sesuatu yang penting. yang kudengar, orang itu ada disini pada jam istirahat. aku harus menemuinya secara langsung agar dia bisa paham betul apa maksudku nanti." kata gadis itu dengan nada serius membuat seisi kantin menjadi tegang. tidak pernah mereka mendengar suaranya sejelas itu, apalagi para bawahannya yang menjadi takut. sebab mereka tidak pernah mendengar suara pemimpin mereka penuh keseriusan seperti ini. jikapun mereka berbuat salah, gadis ini tidak akan bersuara seperti itu. tapi ini, membuat semua orang berpikir dia akan menjadi bahaya.

mata gadis itu terus menerawang sekitar sampai pandangannya berhenti pada satu arah mengarah pada meja kami. tanpa pikir panjang gadis itu melangkah menuju meja kami dengan bawahannya ikut mendampingi.

ini gawat, apa yang gadis ini inginkan!? apa kami berbuat sesuatu!? apa dia akan berbuat sesuatu!? apa kami akan dikeroyok!? bahaya. kabur! kita harus kabur dari sini!

kutatap teman-temanku dan mereka mengangguk bersamaan menandakan mereka sepemikiran denganku. begitu aku bangkit dari kursiku, dengan cepat ditahan oleh salah satu bawahan gadis itu, begitu juga teman-temanku. sepertinya mereka mempercepat jalan mereka untuk mengantisipasi kalau kami akan kabur.

begitu sang gadis sudah sampai di meja kami, dia mengobservasi sekeliling meja untuk mencari seseorang diantara kami. lalu pandangannya terhenti padaku dan bertanya. "apa kau Chrome Linto?"

aku meneguk ludahku dan berkeringat dingin sambil mengangguk. kenapa dia mau mencariku? dari semua temanku, aku yang paling tidak menarik perhatian, kan? kudengar bisik-bisik disekitar kami dan itu mulai membuatku panik.

'hey, menurutmu apa yang dilakukan si normal itu?'

'entahlah, tapi sepertinya dia membuat marah Ryuki.'

'aku akan merasa kasihan pada apapun yang terjadi padanya nanti.'

'tapi mungkin koneksinya ke orang-orang terkenal itulah yang bahkan membuat seorang seperti Ryuki geram.'

'aku tidak mau tahu jika aku bertemu mayatnya di suatu tempat.'

oh ayolah! bantu aku dalam masalah ini! setidaknya jangan bicara sesuatu yang menyedihkan seperti itu. aku punya hati juga kau tahu! bagaimana jika aku menangis!? lupakan, aku sudah menangis dalam hati.

gadis itu mengangkat tangannya dan meletakannya di daguku dan mengangkatnya sedikit menghadap wajahnya. teman-temanku mulai memasang posisi siaga begitu pula pengawal Ryuki. kutatap mata gadis itu dan kudapati mata coklat cerah yang nampak serius tapi juga memancarkan suatu... harapan? dia membuka mulutnya dan bersuara serius seperti sebelumnya tetapi kali ini begitu berbeda, nadanya indah, lembut, dan penuh dengan harapan.

"maukah kau menjadi pacarku?"

kata-kata itu menggema diseluruh kantin dan membuat mereka terdiam. teman-temanku terdiam, pengawal Ryuki terdiam, murid-murid terdiam, perjaga kantin terdiam, kucing terdiam, pejalan kaki terdiam, penjual nasi goreng terdiam, orang gabut terdiam, Avenger terdiam, naruto dan sasuke terdiam, meteor terdiam, semesta terdiam. semuanya sunyi sampai....

"HUUUUUUUUUUHHHHHHHH!!!!?????"

Dan begitulah, kehidupan normalku berubah setelah anak dari keluarga yakuza melamarku.