webnovel

My love story in Paris

Hanny di tetapkan untuk tinggal slamanya di Paris. Di paris Hanny bertemu dengan pria bernama Leevon. Leevon adalah cinta pertamanya, yang benar-benar membuatnya bahagia, dan merasa senang, namun kedua orang tua Hanny tidak menyukai Lee dari awal. Hanny tidak tahu mengapa. Kedua orang tuanya memaksa Hanny untuk slalu pergi bersama Cam. Cam adalah supir baru, sekaligus bodyguardnya. Sampai ia merasa ada yang di sembunyikan oleh Kedua orang tuanya dan Cam. Apa rahasianya?

Ashishirk · Urban
Zu wenig Bewertungen
8 Chs

4.Teman baru

Hari ini Hanny datang lebih awal, sampai sekarang Hanny masih belum mempunyai teman dekat, sampai akhirnya, saat Hanny duduk di bangkunya, seseorang menghampiri Hanny.

"Hey, what is your name?" tanya seorang perempuan berambut hitam dan panjang.

(Hei, siapa nama mu?)

"My name is Hanny, and you?"

(Nama saya Hanny, dan kamu?)

"Shelsea, nice to meet you" Shelsea tersenyum lebar ke arah Hanny.

(Senang bertemu denganmu)

"Nice to meet you too" Hanny membalas senyuman Shelsea

(Senang bertemu dengan mu juga)

"Are you from Indonesian?" tanya Shelsea membuat Hanny terkejut.

(Apa kamu berasal dari indonesia?)

"Yes, you too?" tanya Hanny

(Ya, kamu juga?)

"Iya!." Shelsea tersenyum

"Aku sudah dari awal di sini" seru Shelsea

"Ah, sebenarnya aku kuliah di indonesia, namun Papa dan Mama ku menyuruh ku kuliah di sini, karna Papa ku dan Mama ku akan menetap di sini." Hanny bercerita

"Apa Papa dan Mama mu juga bekerja di sini?" tanya Shelsea

"Iya, Papaku membangun perusahaannya dari 0 dan sekarang sudah lumayan berkembang"

"Apa nama perusahaan Papamu?"

"Star group"

Shelsea membulatkan matanya.

"Kamu serius?Ayah ku bekerja sama dengan perusahaan Papa mu!" seru Shelsea semangat.

"Benarkah?siapa nama Ayahmu?" tanya Hanny

"Aldrich, nama perusahaan Ayah ku Air group"

(bacanya bukan bukan air ya guys)

"Ah, aku akan menceritakan pada Papaku nanti" seru Hanny

"Aku juga."

Hening.

"Hanny, percaya lah padaku, aku bukan orang yang jahat, kau bisa memanggil ku jika kau ada perlu, aku akan slalu ada untuk mu." seru Shelsea sunguh-sungguh.

Hanny menatap mata Shelsea yang sungguh-sungguh ,lalu Hanny menganguk "Baik lah".

~•~•~

Pulang kampus.

Hanny menikmati cerita Shelsea, sesekali Hanny tertawa mendengarnya.

Shelsea sangat bagus bercerita, membuat orang yang mendengarnya menjadi seru sendiri.

Mata Hanny salah fokus dengan menatap Leevon yang sedang berjalan memakai earphone di telinganya.

"Jadi gitu lucu kan? Ahahah"

Shelsea menoleh pada Hanny. Sejak tadi ia bengong? Shelsea ikut memandang apa yang di pandang Hanny.

Shelsea yang menyadari arah pandang Hanny pun tersenyum.

"Kamu menyukainya?" tany Shelsea membuat Hanny tersadar.

"Tidak." seru Hanny cepat.

"Berbohong itu dosa loh" ledek Shelsea.

"Shelsea.." rajuk Hanny.

"Bercanda"

"Tapi wajar jika kamu menyukainya, dia populer, terkanal, dan ....tampan kan?" goda Shelsea

Hanny, terdiam.

"Sudah lah, aku sudah di jemput bye!" Shelsea berlari kecil ke arah mobilnya lalu dia berbalik dan melambaikan tangan ke pada Hanny.

Hanny tersenyum dan melambaikan tangannya.

Hanny melihat mobilnya sudah sampai. Terlihat Cam memutar Mobil dan membuka pintu mobil untuk Hanny.

"Bagaimana dengan hari ini Hanny?" tanya Cam ramah.

"Baik Cam."

~•~•~

Malam hari di kediaman keluarga star gorup.

Caldwell, Christabel, dan Hanny sedang makan malam bersama.

Sedangkan Cam pamit pulang lebih awal.

"Papa, Mama, apa mengenal Aldrich?dari perusahaan Air group?" tanya Hanny di sela makannya.

"Aldrich?Iya Papa kenal, kenapa?" tanya Caldwell

"Aku punya teman, dia namanya Shelsea, dia bilang kalau Aldrich itu ayah nya, dia juga bilang kalau perusahaan Papa bekerja sama dengan dia" Hanny bercerita, sesekali ia menyendok makanan ke mulutnya.

"Iya, Papa kenal"

"Hanny kamu boleh mengundang Shelsea ke rumah ini" ajak mama

"Oke ma..,nanti akan aku ajak."

Hening.

Satu sama lain asik dengan aksi makannya.

"Mama kenapa waktu itu mengusir teman aku?" tanya Hanny

"Mengusir?yang mana?" Mama lupa ingatan.

"Yang sempat Mama usir karna membuat ku terluka" Hanny mencoba mengingatkan kejadiannya.

Seketika,

Mama menegakan badannya,

wajahnya tampak serius,

Kenapa?,

"Jauhi dia Hanny!" tegas Mama lalu berdiri dari kurisnya

Kepergian Mama membuat Hanny menoleh pada Papanya.

"Papa?"

"Turuti omongan Mama Hanny!" Papa berdiri dan pergi

Why?

Aku memutuskan balik ke kamar ketika selesai makan .

Aku mengambil handpone ku dan mencari kontak bernama Shelsea.

Kita bertukar nomor sebelum pulang Kampus.

Sampai di kamar, Hanny mengambil Handponenya.

Shelsea

Shelsea..

Ya?kenapa Han?

Kamu ingin bermain kerumah ku tidak?

Boleh..kirim alamat mu, aku akan kesana.

Hanny mengirim alamat rumanya pada Shelsea.Dan tak lama Shelsea pun datang. Orang tua Hanny sangat baik memperlakukan Shelsea.

Shelsea di ajak Hanny masuk ke kamarnya.

Di kamar Hanny mulai berbicara.

"Hanny ada apa?" tanya Shelsea

"Aku ingin meminta bantuan"

"Bantuan?bantuan apa?"

"Apa kamu punya nomor Leevon?" Hanny tampak serius.

"Sudah ku duga kau mencintainya"

"Shelsea.. aku hanya ingin meminta nomornya" Seru Hanny

"Ya, jangan sampai mencintainya, karna kalian beda kepercayaan" seru Shelsea.

"Iya.... kamu punya tidak Shelsea" Hanny menekan katanya.

"Tentu saja..." Shelsea menggantung katanya membuat Hanny berharap.

"Tidak."

"Shelsea, 1 kata buat kamu."

"Apa?"

"Fuck" Hanny mengirim jari tengah ke arah Shelsea.

"Heheh"

"Bercanda" Hanny tertawa begitu dengan Shelsea

10 menit,

20 menit,

30 menit,

"Hanny, kau sangat menyukainya ya? Sampai-sampai menanyakan nomornya kepada teman satu jurusan" tanya Shelsea

"Aku tidak meminta nomornya" Hanny tanpa menoleh.

"Lalu?"

"Mencari tahu tentang nya"

"Oh.."

Shelsea berniat membantu, dia mencari tahu tentang orang yang bernama Leevon.

Sampai akhirnya ia menemukan fakta tentangnya.

"Hanny aku dapat fakta tentang nya" Shelsea nada bersemangat.

"Mana?"

"Di sini setiap malam, Leevon slalu pergi ke menara Eiffel"

"Benarkah?aku siap-siap dulu, kita berangkat ke sana, temani aku." Hanny langsung menuju lemari dan memilih bajunya.

"Okay!" Shelsea tersenyum.

Baginya membantu temannya adalah kesenangan untuk Shelsea tersendiri.

"Ayo!"

Seharusnya aku mendangar omongan Papa dan Mama.

Untuk tidak menemuinya.

~•~•~•~•~•~•~•~•~•~•~•~•~•~•~•~•~•

"Sudah lama aku tidak ke menara ini." Shelsea tampak kagum memandangi pemandangan yang ada di hadapannya.

"Jam berapa dia ke sini?" tanya Hanny menengok ke segala arah mencari nya.

"Di lihat postingan insta, ya jam segini dia sudah ada di sini ..seharusnya.." Shelsea melihat handpone lalu mengedarkan pandangannya.

"Tunggu saja lah Hanny." Shelsea meduduki kursi umum lalu sibuk bermain handponenya.

Shelsea berdiri menghampiri Hanny.

"Hanny ayo berfoto bersama!" Shelsea mengambil handponenya dan berfoto bersama Hanny di tengah menara Eiffel.

1,

2,

3,

Cekrik.

"Ayo lagi"

1,

2,

3,

Cekrik.

"Kita lihat hasilnya." seru Shelsea senang.

"Bagus!" Hanny tersenyum.

"Dimana dia Shelsea?" tanya Hanny

"Emmm ..." Shelsea mengedarkan pandangannya melihat ke segala arah.

"Hanny, itu mirip dengan Leevon, bukan?" Shelsea mengarahkan jari telunjuknya ke arah Leevon yang memunggunginya.

Hanny melihat arah telunjuk Shelsea."Iya mirip!ayo kesana!" Hanny menarik tangan Shelsea.

Hanny dan Shelsea sudah berada di belakang Leevon.

"Lee.." panggil Hanny

Lee menoleh ke belakang, ia melihat Hanny, lalu memutar badannya

Sorot tatapan dingin terletak pada matanya.

"Kenapa?" tanya Lee

Shelsea tak menyangka.

"Kamu bisa bahasa indonesia?" tanya Shelsea.

Lee tak menjawab melainkan, Hanny.

"Iya dia bisa.".

"Jika tidak ada yang mau di bicarakan, aku pergi dulu." ucap Lee pergi melewati Hanny dan Shelsea.

Greb!.

"Tu-tunggu" Hanny menahan lengan Leevon.

"Apa?"

"Aku ingin bicara,"

"berdua."

Shelsea yang sadar posisinya pun pamit pergi.

"Akh, baiklah, aku akan tunggu di kursi umum tadi ya Hanny" Shelsea pun pergi.

Hening.

Hanny pun belum melepaskan tangan yang ada di lengan Leevon

"Apa?" tanya Lee mengulang..

"Aku ingin bicara berdua." Hanny kaku lalu melepas tangannya.

"Kita sudah berdua"

"Akh iya, ak-aku, aku, aku ingin" Hanny ragu, ia memainkan jari-jarinya

Lee menggenggam telapak tangan Hanny yang slalu di mainkan jari-jarinya. Ia tak suka melihat orang ragu-ragu, ia menggenggam tangan Hanny untuk meyakinkannya.

Deg.

"Apa?" tanya Lee mengulang.

"Kenapa, Mama dan Papaku melarang aku dekat dengan mu?" tanya Hanny