Ayah mana yang tidak senang jika anaknya bisa mandiri. Kehidupannya sukses tanpa campur tangan orang tua.
Kerja keras Hendar setiap harinya Jayusman perhatikan. Ada kalanya dia ingin menggenggam tangan putranya.
Menyentuh bahu Hendar dan memberi kekuatan pada putra tunggalnya tersebut.
"Sudah waktunya tuan pulang. Hendar pasti sangat merindukan sosok tuan dalam keluarga."
"Apakah aku masih pantas?"
"Tentu tuan," yakin Baby.
Memandang Baby. Menantunya itu mempunyai hati yang murni. Memang tidak salah Hendar memiliki Baby sebagai istrinya.
Jayusman pula tidak merasa menyesal karena sudah mempertemukan Baby dengan Hendar.
Pertemuan seperti apa yang membuat Jayusman yakin pada Baby?
****
Siang telah berganti sore. Perlahan sinar matahari pun mulai tenggelam dan berganti rembulan yang muncul di cakrawala.
Baby telah siap untuk pergi. Namun, kali ini apakah Hendar akan membiarkan istrinya itu pergi seorang diri kembali?
Unterstützen Sie Ihre Lieblingsautoren und -übersetzer bei webnovel.com