Bella mendengus sabar, ia memilih untuk memperhatikan jalanan dari jendela mobil. Tiba-tiba Bella merindukan suasana bersama kedua orang tuanya. Jujur saja, setelah mengenal keluarga Jeno lebih dekat, ia merasakan kenyamanan dan kebersamaan keluarga. Bella baru merasakannnya sekarang, jika melihat kehidupannya sendiri. Menyedihkan, Bella hidup sebagai anak tumbuh besar dengan uang bukan kasih sayang.
Kurang diperhatikan, orang tua tidak punya waktu untuknya. Mereka sibuk sendiri-sendiri. Untuk datang ke acara perpisahan kemarin saja. Dia harus memohon-mohon dan berbohong agar mereka datang.
Bella tak sadar kalau air matanya tiba-tiba mengucur dengan sendirinya.
"Kamu kenapa?" tanya Jino.
"Nggakpapa kok, kenapa emangnya?"
"Kalau mau cerita, cerita aja." ujar Jino
Bella menggeleng pelan tidak mau membuat Jino akan kasihan padanya. Lebih baik ia memendamnya sendiri.
***
Unterstützen Sie Ihre Lieblingsautoren und -übersetzer bei webnovel.com