"Ya gimana mau ada lift, tempatnya aja begini." balas Rachel. Jengah pula mau menjenguk Reyhan tetapi lama sekali ditambah capek pula. "Hadeh, napa nggak ada yang nganterin ke rumah aja sih. Lagian kan gue bakal marahnya sama Reyhan bukan sama temen-temennya. Aneh," lanjutnya.
"Ya lo harus tau dulu keadaan Reyhan. Nanti bokap lo banyak pertanyaan sama Rey kan kasihan, bokap lo pasti marah itu yang ditakutin sama Rey." kata Gabriel.
"Lagian orang tuh, berani berbuat berani bertanggung jawab bukannya takut. Cemen banget sumpah si Rey, kan jadinya gue kesel duluan." Omel Rachel membuat Gabriel mengerti sekarang, cewek pendiam bukan berarti dia pendiam 100% bawelnya lebih Doble.
Ketika berjalan cukup lama akhirnya sampai juga. Keadaan Reyhan memang tidak terlalu parah, cuma ya bonyok wajahnya penuh lebam. Ada seseorang di sana, namanya Tio. Dia anak yang lumayan ganteng, keren, satu sekolah dengan Reyhan.
Menatap Rachel dengan tatapan lain. Biasalah cowok.
Unterstützen Sie Ihre Lieblingsautoren und -übersetzer bei webnovel.com