Hal yang tak pernah kuduga adalah, sensasi aneh yang merambat merayapi seluruh tubuhku kala jemariku merasakan hangat mulut Lucas. Tunggu, sepertinya aku sudah gila.
"Keparat!" Aku langsung menarik tanganku. "Kau sengaja menodai tanganku huh? Jorok sekali."
Lucas mengedikan bahu acuh tak acuh. "Salahmu sendiri, kenapa kau malah menyodorkan tanganmu."
Aku mendelik. Kupikir dengan seringnya intensitasku bersama makhluk menyebalkan ini akan membuatku terbiasa. Tetapi tetap saja aku merasa jengkel dengan respons Lucas yang malah menyalahkanku. "Dasar tak tahu diri, aku melakukannya karena kau terus menerus berwajah muram hanya karena tak kuperbolehkan mengambil kentang goreng, harusnya kau berterima kasih dan bukannya membalasku seperti ini."
"Lalu kau mau apa?" tanya Lucas. "Kau ingin aku suapi juga?"
Aku membelalakkan mata. Jika saja kami tak sedang berada di tempat umum, sudah pasti aku akan melesakkan burger itu ke mulut Lucas hingga penuh. Sampai dia tak bisa lagi bernapas.
Unterstützen Sie Ihre Lieblingsautoren und -übersetzer bei webnovel.com