"Ku pikir aku harus menunggu lebih lama lagi sampai kalian selesai makan," celetuk Paman Adam setelah menyalakan mesin mobil.
Ucapannya terkesan janggal, membuatku tergelitik untuk bertanya. "Menunggu?"
"Ayah!" Lucas mendadak berseru. Hal ini semakin menambah kadar kecurigaanku padanya.
"Mengapa harus menunggu? Bukankah Paman berangkat saja jika tidak ada halangan lagi?" tanyaku. Tentu saja setelah memberikan cubitan keras di paha dalam Lucas. Aku bisa mendengar ringisan berbarengan dengan umpatan dari arah samping. AHA! Rasakan itu pembohong.
"Aku harus menunggu sampai anak itu mengabariku bahwa kalian telah selesai makan," balas Paman Adam sembari sesekali melirik ke arah spion di tengah. "Bagaimana? Apakah kalian sudah kenyang atau kita harus berhenti untuk makan lagi?" Paman Adam terkekeh kemudian.
Candaan itu tak serta merta mencairkan suasana, yang ada malah aku semakin kesal karena dugaanku terhadap Lucas terbukti benar. Kurang ajar sekali orang ini membohongiku.
Unterstützen Sie Ihre Lieblingsautoren und -übersetzer bei webnovel.com