"Lihatlah para masyarakat bodoh itu! Mereka tetap berpesta tanpa mempedulikan kau dan teman-temanmu yang berjuang di sini melawan kami. Seharusnya kau tahu, Fuyuki Hiroomi, mereka tak akan mempedulikanmu. Sekeras apapun kalian ingin melindungi mereka, tapi tetap saja orang-orang itu ujung-ujungnya hanya ingin memanfaatkan kekuatan kalian. Tidak ada yang namanya balas budi, aku benar bukan? Mereka tidak tahu diri haha ...." Aku mengepalkan kedua tanganku.
"Aku tidak peduli dengan semua itu. Selagi kepalan tanganku dapat melindungi mereka, maka aku tidak peduli yang lainnya. Kau dan para geng-geng pengganggu itu selalu saja mengusik kedamaian kota ini. Tidakkah kalian berpikir bagaimana jika kalian di posisi mereka? Melihat seseorang yang disayangi mati karena ulah kalian," geramku tak tertahankan. Alih-alih memikirkannya, ia justru tertawa dengan keras. Menertawakan ucapanku ini.
Unterstützen Sie Ihre Lieblingsautoren und -übersetzer bei webnovel.com