webnovel

Misteri Sebuah Pulau (season 1)

7 sekawan yang berencana ingin menghabiskan waktu liburan di tempat yang indah yaitu sebuah pulau yang belum pernah terjamah tangan manusia, tapi mereka salah, karena dipulau itu sudah dihuni sekelompok makhluk yang menghisap darah manusia, hingga akhirnya mereka kehilangan 1 nyawa teman nya disana.

Rahma_Wati_5228 · sci-fi
Zu wenig Bewertungen
16 Chs

Bagian 10

  Akupun mencoba menepis prasangka buruk ku. Aku mencoba memejamkan mata dan terlelap.

Mentari pagi mulai menunjukkan cahaya nya, hamparan lautan luas terpampang dengan begitu indah.

  "Indah..." ucapku pelan.

Kami pun menyalakan api, merebus air untuk membuat teh, menemani roti tawar dan selai yang kami bawa untuk sarapan. Selesai sarapan dan berbincang bincang sebentar, kami membersihkan diri masing-masing. Bersiap-siap untuk menyusuri tepi pantai pulau ini.

Tak terasa lelah berjalan, kami memutuskan untuk kembali ke tenda karena jam sudah menunjukkan pukul 14:00. Kami sampai lupa untuk makan siang, hanya ada sisa air panas di termos dan beberapa bungkus mie instan dengan berbagai rasa yang kami bawa, itulah menu makan siang kami. Walaupun hanya mie, kami sangat menikmatinya. Karena ada nya kebersamaan saat ini, seperti mengulang masa-masa disaat masih menempuh pendidikan.

  Sore ini giliran Anto sama Putri yang kehutan untuk mencari kayu bakar.

"Oya, kalian jangan sampai terlalu jauh masuk ke inti hutan, takut kalau ada binatang buas yang bekeliaran, Anto jangan berpisah jauh dari Putri ya," ucapku memperingatkan.

  "Iya Tia, siap," sahut Anto.

  Kami bersantai di depan tenda kami, ada yang duduk, berbaring dan mengobrol. Aku hanya mengingat kejadian tadi malam, siapa dia? apakah manusia? tapi..., apa mungkin ada manusia hidup dipulau ini? Fikiran ku terus saja berputar putar kedalam pemikiran yang entah kemana arah nya.

"Kami berangkat dulu ya," Ucap Anto yang membuyarkan lamunanku.

  Pov

Anto dan putri

  "To..., ko rada-rada serem ya ini hutan."

  "Hussttt..., jangan ngomong gitu di dalam hutan begini, ayok cepat kita cari ranting nya."

  "Iya To."

Semakin lama kami berjalan, tetapi tidak menemukan ranting atau dahan kering, "Aduhh, apa kita nggak terlalu jauh masuk hutan nih To?"

  "Ahh enggak, kan ada aku, yang penting kita jangan misah jauh, lagipula hari juga masih siang ko, Nah..., itu didepan banyak ranting kering, kamu kumpulin sebelah kanan, aku sebelah kiri."

  "Sudah kah put? hari udah mulai gelap ni," ucap Anto.

"Iya sedikit lagi To."

Saat ingin mengikat ranting tiba-tiba putri melihat gulungan atau gumpalan hitam memanjang ke arah masuk semak-semak di hutan.

"An..., Anto!."

"Iya kenapa Put?"

"Coba kamu kesini, liat ini apa?"

Anto pun berjalan menghampiri Putri yang sedang menunjuk sesuatu.

"Itu ko seperti rambut ya Put?."

  "Ahh masa sih To?"

Tiba-tiba saja putri langsung memegang sesuatu yang kami lihat itu.

"Putri jangann...!!" Teriak Anto.

Sesuatu itu pun langsung melilit tangan Putri sampai ke bahu dengan cepat, ternyata itu benar seperti rambut gimbal yang bergumpal.

"Aaaaaa...!!!" teriak Putri sambil berusaha untuk melepaskan rambut itu dari tangan nya, "Anto..., tooloong...!!"

Anto pun sekuat tenaga memegang tangan Putri yang satu nya lagi, mencoba menarik badan Putri. Tapi itu gagal, Putri terseret di bawa oleh rambut itu melewati semak-semak hutan, suara lirih Putri terus berteriak.

"Anto toloong aku..."

Genggaman Anto terlepas dari tangan Putri. Putri terhempas dan tertarik jauh masuk kedalam hutan sambil berteriak minta tolong dan akhirnya suaranya pun perlahan menghilang.

"Putri..., putri...!"

Teriak Anto sambil bergetar ketakutan, hari sudah mulai gelap. Anto berlari sekuat tenaga keluar dari hutan, tanpa memikirkan kayu bakar nya.

  Di Tenda

 "Putri sama Anto kemana ini, kenapa belum balik udah malam begini," ucap Bagas.

  Kami semua hanya menatap kehutan, berharap mereka segera terlihat, perasaan kami was-was. "Kenapa mereka begitu lama,," ucap ku. Semoga tidak terjadi apa-apa, aku sudah sangat gelisah, otakku sudah memikirkan hal yang macam-macam.

  "Alhamdulillah."

Kulihat dari kejauhan ada Anto keluar dari hutan dengan berlari.

  "Put..., Put..., Putri...

"Iya Anto kenapa? Kamu duduk dulu tarik nafas buang perlahan baru kamu bicara," ucap Mira.

Anto mencoba menenangkan dirinya dan menarik napas panjang melepasnya secara perlahan.

  "Putri hilang di dalam hutan."

"Apaaa...!!!" ucap kami serentak dengan raut muka terkejut.

  "Kenapa bisa To, kamu terpisah sama dia?atau kamu tinggalin dia?"

"Tidak, kami tadi bersama, Tapi saat kami sudah mau pulang tiba-tiba Putri melihat ada sesuatu disana, ternyata pas ku lihat, itu seperti rambut gimbal yang bergulung dari arah dalam hutan, Putri pun tak sengaja memegang itu."