Rendra terus makan dan mengisi perutnya sendiri. Awalnya dia tidak berpikir ada yang salah, tetapi secara bertahap, dia akhirnya menyadari bahwa ada sesuatu yang tidak beres, dan tiba-tiba dia mengangkat kepalanya. Seketika matanya dan mata Siska bertemu.
Ketika mata mereka saling berhadapan, rasanya seakan-akan ada listrik yang menyetrum.
Pada saat ini, Siska merasa detak jantungnya menjadi semakin cepat, dan perasaan bingung yang belum pernah dia rasakan sebelumnya muncul di dalam hatinya.
Tapi Rendra hanya mengerutkan kening, dan bertanya dengan heran, "Istriku, apakah kamu menatapku saat aku sedang makan?"
"Menatapmu?" Siska terkejut ketika dia mendengar kata-kata itu, dan wajahnya sedikit memerah, dan kemudian dia dengan dingin menyangkal, "Jelas, aku melihatmu dengan integritas."
Rendra mengangkat alisnya, dan kemudian tersenyum dengan nakal, "Sudah berapa lama kau menatap aku dengan integritas?"
"Beberapa detik," kata Siska dengan tenang.
"Betulkah?"
"..."
Unterstützen Sie Ihre Lieblingsautoren und -übersetzer bei webnovel.com