"Sedang bad mood? Kalau begitu ayo kita keluar untuk minum!" Kata Bonita sambil tersenyum.
"Minum?" Mendengar dua kata ini, seluruh tubuh Rendra langsung merinding, "Minum lagi?"
"Apa maksudmu minum lagi? Memangnya aku pernah mengajakmu minum sebelumnya?" Bonita berkata dengan tidak senang ketika mendengar ini. "Selain pertemuan kelas terakhir, apakah kita pernah minum bersama lagi? Selain itu, kamu sudah berjanji padaku saat itu. Kamu harus melakukan apapun yang aku inginkan denganmu. Sebut saja kapan saja!"
Rendra hanya bisa menyeringai, seolah-olah sepuluh ribu kuda lumpur rumput berlarian di dalam hatinya.
Benar-benar hari penuh bencana!
Melihat bahwa Rendra tidak berbicara, Bonita terus berbicara dengan marah, "Hei, apakah kau mendengarnya? Kenapa kau diam saja? Bung, kau adalah dewa yang bermartabat, tidakkah kau tahu bagaimana berbicara?"
Rendra menarik napas, dan dengan paksa menahan sensasi sesak di dalam hatinya.
Unterstützen Sie Ihre Lieblingsautoren und -übersetzer bei webnovel.com