webnovel

Min Jun & Ryung

Ryung hanyalah pemuda polos nan tangguh yang sudah menjadi tulang punggung keluarganya di kala umurnya yang masih 18 tahun, semua hal itu ia lakukan karna sang ayah telah meninggal dan sang ibu jatuh sakit. Ryung harus terus bekerja demi kelanjutan hidupnya dan keluarganya. Sampai suatu ketika takdir membuat ia bertemu dengan seorang pria yang kehidupannya jauh diatas dirinya tapi sayangnya memiliki hati seperti seorang iblis. Bagi Ryung hal yang paling membuat ia menyesal seumur hidup adalah mencintai pria itu-... Jung Min Jun.

babiesno · realistisch
Zu wenig Bewertungen
1 Chs

C.1 - Gadis yang baik hati

Di pagi hari ketika orang-orang masih terlelap dan masih berada didalam rumahnya, beda halnya lagi dengan Ryung yang telah keluar dari dalam rumahnya untuk pekerjaan rutinnya setiap pagi-... Membagikan sekotak susu dan koran ke setiap rumah di sebuah komplek perumahan.

Dengan senyuman manis nan cerianya, ia mengayuh sepedanya sembari membagikan sekotak susu dan koran ke setiap rumah. Ini adalah pekerjaan rutin setiap paginya, walaupun upah yang didapat tidak terlalu banyak tapi cukup untuk membeli roti di minimarket untuk sarapan keluarganya.

Jam sudah menunjukkan pukul tujuh pagi dan Ryung telah selesai melakukan pekerjaannya, Bibi Kang langsung memberikan ia upah untuk pagi ini.

"Ini upahmu, Ryung." Ucap Bibi Kang sembari memberikan beberapa lembar uang ke Ryung.

"Terimakasih, Bibi Kang." Balas Ryung menerima dengan sopan lembaran uang itu.

"Hm, besok jangan sampai terlambat ingat. Sebelum jam tujuh lewat kamu sudah harus selesai mengantarkan semua susu dan koran ke setiap rumah." Peringat Bibi Kang dengan nada tegasnya.

Ryung tersenyum lembut, ia tentu tahu akan mengingat hal itu. Jika dirinya tidak tepat waktu dalam membagikan sekotak susu dan koran ke setiap rumah lewat dari jam tujuh pagi, ia tidak akan mendapatkan upah yang seharusnya atau bahkan tidak akan mendapatkan upah. "Tentu Bibi Kang, saya akan mengingat hal itu. Saya permisi."

"Sebentar," Bibi Kang berlalu pergi sebelum membawa satu kantung plastik sedang didalam genggamannya. "Ini untuk ibumu dan adik-adikmu." Ucap Bibi Kang memberikan satu kantung plastik sedang itu ke Ryung.

"Bibi Kang terimakasih, tapi ini sangat berlebihan, saya seharusnya tidak menerima ini."

"Tidak papa, aku berikan untukmu. Simpan upah pagi ini untuk hal lain." Bibi Kang mengambil tangan putih Ryung untuk ia pindahkan kantung plastik itu dari tangannya.

"Bibi Kang terimakasih." Ucap Ryung sembari membungkukkan tubuhnya beberapa kali sebagai tanda ucapan terimakasih nan hormat.

"Pulanglah, sarapan dulu dengan keluarga mu baru lanjut bekerja lagi. Doa bibi akan selalu menyertai mu, Ryung. Bibi berharap kamu akan mendapatkan seseorang yang baik hati kelak nanti." Ucap Bibi Kang tulus. Walaupun ia kadang suka memarahi Ryung, tapi sejujurnya ia sangat menyayangi anak itu. Setiap hari ia akan selalu berdoa kepada Tuhan untuk memudahkan setiap hal yang akan dilalui Ryung setiap harinya.

"Baik, Bibi Kang. Saya permisi, dan sekali lagi terimakasih atas susu dan rotinya." Ryung mengakhiri perkataannya dengan senyumannya yang manis, hal itu mampu membuat wajah jutek Bibi Kang tanpa sadar melunak dan tersenyum membalasnya.

___

Dengan kantung plastik ditangannya, Ryung masuk ke dalam rumahnya dengan gembira. "Eomma,..." Panggilnya sebelum masuk ke dalam kamar sang Eomma.

"Eoh Ryung, kamu sudah pulang?" Tanya Seung He ke sang anak sulung.

"Sudah Eomma, aku membawa beberapa kotak susu dan roti. Eomma sarapan dulu ya. Eoh apakah Kyung He dan Min Seo sudah berangkat sekolah?"

Seung He tersenyum lemah. "Ya, mereka sudah berangkat ke sekolah."

"Aish, mereka melewatkan sarapan lagi." Ryung langsung membantu sang Eomma untuk bangun dari posisi berbaringnya. "Setelah ini aku akan pergi ke pusat kota untuk memberikan pamflet. Maaf ya Ryung tidak bisa menemani Eomma seharian." Ucap Ryung merasa bersalah karna setiap hari ia tidak bisa terus-terusan bersama dengan sang Eomma yang jatuh sakit.

"Tidak papa sayang," tangan Seung He yang mulai keriput mengelus dengan penuh kasih sayang surai hitam sang anak sulung. "Eomma yang seharusnya meminta maaf,... Maaf karna tidak bisa membantumu bekerja."

Ryung tersenyum lembut, ia ambil tangan Seung He sebelum menciumnya. "Eomma tidak perlu meminta maaf, aku malah berterimakasih dengan Eomma karna telah membesarkan ku dan kedua adikku dengan penuh kasih sayang."

Tanpa sadar air mata Seung He menetes, ia sedih... Merasa bersalah dengan keadaan yang harus dialami keluarganya, seharusnya Ryung bisa untuk melanjutkan pendidikannya tanpa memikirkan pekerjaan tapi dengan keadaan seperti ini mengharuskan sang anak tunggal mengorbankan pendidikannya demi keluarga.

"Eomma jangan menangis,... Ryung jadi sedih."

Pagi itu pasangan ibu dan anak itu saling memeluk dengan air mata yang tidak berhenti turun dari kedua pelupuk mata. Kegiatan itu pun juga disaksikan oleh anak kedua dari keluarga Kim-... Kyung He Kim, gadis cantik dengan tinggi 172 cm, mengalahkan tinggi sang kakak pertama yaitu 170 cm.

"Cih," Kyung He berdecih melihat pemandangan itu sebelum berlalu darisana. Ia sebenarnya sudah sampai ke sekolahnya tapi dirinya melupakan buku tugasnya yang masih tergeletak di meja belajarnya, mengharuskannya kembali ke rumah untuk mengambil buku tugas itu, karna kalau tidak bisa-bisa ruang perpustakaan akan ia bereskan sendirian lagi.

___

Pukul sembilan pagi Ryung akan bekerja membagikan pamflet di pusat kota, dengan kostum Teddy bear bewarna pink ia akan melakukan pekerjaannya dengan penuh semangat. Walaupun panas terik matahari membuat dirinya yang berada didalam kostum kepanasan tetapi hal itu tidak membuat Ryung patah semangat, ia harus membagikan seluruh pamflet yang berjumlah 300 itu ke orang-orang yang berlalu lalang sebelum jam 12 siang.

Untuk menarik perhatian ia akan menari dan melakukan hal konyol, dan untung saja hal itu berhasil untuk menarik perhatian orang-orang.

Pukul sepuluh pagi Ryung masih terus melakukan pekerjaannya, masih ada sekitar 100 pamflet lagi yang masih belum ia bagikan. Pandangan matanya menangkap sesosok perempuan yang tampaknya sedang bersedih di bangku yang tersedia disana.

Ia merogoh saku kostumnya, seingatnya ia membawa beberapa permen buatan sang Eomma untuk ia berikan ke anak kecil yang ditemuinya. Senyuman manisnya terpatri setelah mendapatkan apa yang ia inginkan, walaupun senyuman itu tidak terlihat oleh orang-orang disekitar karna kostum kepala Teddy bear yang menutupinya.

Tungkainya berjalan mendekat kearah perempuan itu dengan gerakan moonwalk. Ryung berputar beberapa kali dan membuat dirinya seolah pusing di hadapan sang gadis. Perilakunya ternyata mampu membuat sang gadis tersenyum dengan cantiknya.

"Hai Teddy Bear, jangan berputar, kamu akan pusing nantinya." Ucapnya dengan suaranya yang lembut.

Ryung mengangguk dengan lucu, ia berikan beberapa permen ke sang gadis.

Gadis cantik itu tersenyum cantik, "Terimakasih permennya." Ia langsung buka satu bungkus permen sebelum terdiam merasakan rasa permen yang makan. "Wah ini sangat enak, menurutku ini adalah permen yang sangat lezat yang pernah ku makan."

Ryung langsung menari gembira setelah mendengar ucapan sang gadis dan ia berhasil membuat gadis cantik itu tersenyum kembali.

"Aku Jung Min Ju, nama kamu siapa Teddy Bear?" Gadis cantik bernama Min Ju itu mengulurkan tangannya ke hadapan Ryung.

Ryung berpose seperti orang berpikir, hal itu mampu membuat Min Ju kembali tersenyum. Beberapa detik kemudian Ryung mengangkat satu tangannya keatas, Min Ju terdiam... Ia sedang berpikir.

"Kwan? Namamu Kwan? Apakah itu bermaksud kuat?" Ucap Min Ju yang dibalas gelengan kuat dari Ryung.

Ryung kembali melakukan posenya. "Ah Ryung? Kebenaran? Keadilan?" Ucap Min Ju kedua kalinya. Ryung langsung mengangguk semangat, ia bertepuk tangan ceria. Min Ju kembali terkekeh. "Hey Ryung, terimakasih ya telah membuat ku tersenyum lagi. Ah sebentar, kamu bukannya sedang membagikan pamflet?" Ucap Min Ju setelah melihat beberapa lembar pamflet yang berada didalam genggaman Ryung.

Ryung yang mendengar hal itu langsung menepuk kepalanya, ia lupa akan pekerjaan nya. Melihat gerak-gerik Ryung, Min Ju pun tersenyum. "Aku bantu ya, sudah jam 11 siang, matahari semakin terik, kamu akan kelelahan jika melakukannya sendirian." Ryung langsung menggeleng kencang. "Tidak papa, Ryung. Aku sedang tidak ada kerjaan." Min Ju mengambil beberapa lembar pamflet dari genggaman Ryung.

Ryung membungkukkan tubuhnya beberapa kali, bermaksud mengucapkan terimakasih kepada Min Ju. Gadis cantik itu malah tersenyum, "Jangan seperti itu. Anggap saja ini balas budi dan ucapan terimakasih karna kamu telah membuat ku tersenyum."

___

Sebelum jam 12 siang Ryung dan Min Ju telah membagikan seluruh pamflet, hal itu tentu membuat bos Ryung tersenyum bangga, karna biasanya Ryung selalu tidak bisa menghabiskan seluruh pamflet dalam waktu yang telah ditentukan.

Keduanya sekarang sedang duduk di bangku minimarket sembari memakan ramen dan beberapa soda untuk makan siang.

"Terimakasih sekali lagi, Min Ju. Berkat kamu aku bisa membagikan seluruh pamflet sebelum jam 12." Ucap Ryung disertai senyuman manisnya.

"Haha tidak masalah. Aku terkejut jika Ryung si Teddy Bear ternyata sangat manis." Ucapan pujian Min Ju mampu membuat pipi putih Ryung memerah. "Kamu sangat lucu, Ryung. Ayo berbagi id kakao talk, kita bisa bertemu lagi di lain waktu, kamu sangat menyenangkan."

Pertemuan pertama antara Ryung dan Min Ju tidak membosankan, Min Ju gadis yang periang dia selalu bisa membangun komunikasi dengan lawan bicaranya. Dan pertemuan mereka adalah awal takdir dari seorang Kim Ryung,...

To be Continue