webnovel

Milly's First Love

Tidak semua kisah cinta pertama berjalan dengan indah. Millicent Jones atau yang biasa dipanggil Milly, selalu menerima perundungan semasa ia sekolah. Teman-temannya mengejek nama Jones menjadi singkatan Jomlo Ngenes. Milly benci sekali dengan sebutan itu karena seolah menjadi kutukan baginya. Hingga usianya yang menginjak tiga puluh dua tahun, ia masih saja menjomlo. Hingga suatu hari, Milly tidak menyangka bahwa ia akan bertemu lagi dengan cinta pertamanya saat masih SMP. Pria itu adalah Nicholas Adinegara. Nick adalah seorang chef seksi, tampan, dan sanggup membuat lutut Milly bergetar karena menatapnya. Seingat Milly, dulu Nick tidak setampan dan semenawan sekarang. Nick tampak begitu tampan mempesona hingga membuatnya melanggar sumpahnya dulu yang mengatakan bahwa ia tidak akan pernah jatuh cinta lagi pada pria mana pun. Semenjak pertemuan itu, mereka pun jadi semakin dekat. Cinta di antara mereka tumbuh semakin kuat. Namun, berbagai permasalahan pun terjadi. Milly harus merelakan Nick dengan wanita lain. Atau mungkin sebenarnya Nick juga harus merelakan Milly dengan pria lain? Akankah cinta pertama itu berubah menjadi cinta yang terakhir dan untuk selamanya? *** Halo My Readers! Buku ini adalah lanjutan dari buku Terima Aku Apa Adanya (21+); sudah completed. Hanya di Webnovel. Nicholas adalah adik tirinya Rissa. Di buku Milly ini yang menjadi pemeran utamanya adalah Nicholas dan Milly. Buat yang belum tahu siapa itu Rissa, bisa langsung diintip bukunya ya. Buat yg sudah baca buku TAAA terima kasih. Selamat melanjutkan kisah-kisah mereka. Silakan follow IG saya: santi_sunz9 Supaya kita bisa saling mengenal dan siapa tahu nanti saya akan membagikan gift. Salam hangat, Santi_Sunz Happy reading. 21+ KHUSUS DEWASA!! HANYA DI WEBNOVEL!!

Santi_Sunz · Urban
Zu wenig Bewertungen
438 Chs

67. Kotak Beludru Merah

"Martin, jangan menangis," kata Milly sambil menepuk punggung Martin yang bergetar. "Ayo ceritakan padaku. Apa yang dokter katakan padamu?"

Martin melepaskan kacamatanya lalu mengelap air matanya dengan punggung tangan. Lalu ia menyedot ingus dengan suara yang berisik. "Mama ... Mama kanker rahim stadium akhir."

"Kanker?" Milly menyipitkan matanya. Hal itu sungguh mengejutkan Milly hingga ia merinding sekujur tubuh.

"Mama sudah lama berobat di rumah sakit, tapi tidak pernah memberitahuku. Minggu lalu mamaku sudah pernah menjalani CT Scan, hasilnya baru saja keluar."

Saat itu Milly menyadari apa gunanya pembalut yang waktu itu Martin belikan untuk ibunya. Ternyata selama ini ibunya telah lama sakit, tapi tidak pernah memberitahu anaknya sendiri.

"Kata dokter, seharusnya mamaku menjalani kemoterapi. Tapi sepertinya sudah terlambat."

"Lalu kita harus bagaimana? Apa tidak bisa dioperasi?" tanya Milly.

Gesperrtes Kapitel

Unterstützen Sie Ihre Lieblingsautoren und -übersetzer bei webnovel.com