"Hahaha ... jangan bercanda, Kak Haikal! Ryushin 'kan tidak punya ibu. Ryushin bahkan tinggal hanya bersama om-om Bod--!" Ucapan Toni terhenti saat tiba-tiba ada yang melempari mulutnya menggunakan mangga yang masih kecil.
Baru saja Ryushin menendang mangga muda seukuran kepalan tangan anak bayi dan tepat mengenai mulut Toni.
"Seharusnya, kau menggunakan mulutmu itu untuk mengatakan hal-hal yang lebih bermanfaat, Kak!"
"Brengs*k!" desis Toni sambil melemparkan mangga muda itu ke tanah.
"Diamlah dulu, Toni!" bentak Haikal yang langsung membuat Toni kicep. Kemudian, Haikal menatap tajam ke arah Ryushin.
"Kita lanjutkan lagi bertarungan kita, Bocah!" sambung remaja yang bernama Haikal itu.
Haikal kembali menerjang ke arah Ryushin, melancarkan tinjuan, tendangan dan sapuannya ke remaja yang baginya sombong itu.
Ryushin melompat ke samping dan ke belakang secara bergantian, menghindari serangan temannya Toni itu. Ia memiliki rencana lain sepertinya.
Unterstützen Sie Ihre Lieblingsautoren und -übersetzer bei webnovel.com