Sebuah gedung megah, setiap sudut dihiasi dengan berbagai bunga Lily dan mawar. Indah sekali..
Banyak sekali tamu hadir untuk mengucapkan selamat kepada sepasang pengantin. Pasangan tersebut terlihat sangat bahagia, senyum tersungging saat menerima ucapan selamat.
Pengantin pria dan wanita sibuk masing masing mengobrol dengan teman teman mereka yang datang, sesekali pasangan tersebut bersama untuk memperkenalkan teman mereka.
Hari sudah sore, para tamu sudah pergi dan masih ada yang tinggal. Orang orang yang tinggal adalah teman dari orang tua mempelai pria.
.....
Sebuah mobil yang dihias dengan bunga terparkir di depan gedung. Kedua mempelai berjalan kearah mobil diikuti oleh orang tuanya dan beberapa tamu.
"mah, pah, kami pergi dulu ya." Mempelai wanita memeluk orang tuanya dan mertuanya, dan begitu pula mempelai pria. Setelah selesai percakapan perpisahan dengan orang tuanya. Kedua mempelai masuk ke mobil.
....
Mobil perlahan berjalan diantar dengan lambaian tangan dari orang orang yang berada di belakangnya. Mobil sudah melaju jauh hingga bayangan orang orang sudah tidak terlihat.
.....
Di dalam mobil, hanya ada dua orang yang terjebak dalam keheningan. Senyuman yang seharian merekah, kini hilang terbawa rasa canggung.
Bila para tamu tadi tahu tentang keadaan pasangan ini sekarang. Mereka tidak akan menyangka kalau pasangan ini sangat bahagia karena senyuman yang terus tersungging, bahkan mata pasangan ini memancarkan sinar bahagia selama siang tadi.
[Lalu apa yang sebenarnya terjadi??? kenapa tiba tiba didalam mobil hanya ada rasa canggung dan tidak ada obrolan hangat dan mesra. Bahkan 1 kata tidak terucap dari kedua mulut pasangan ini].
....
Tania Handoko gadis berumur 21 tahun, seorang gadis ceria dan bebas(dalam artian mengobrol tawa lepas) bersama teman temannya. Setelah lulus kuliah dia di haruskan menikah dengan seorang bernama Elvis Juan, pria berumur 25 tahun pengusaha sukses.
Alhasil dari perjodohan 4 tahun lalu. Tanpa sepengetahuan Tania. Orang tuanya telah menjodohkan dengan anak dari temennya.
Bisa dibilang Tania bukan dijodohkan tapi dijadikan sebagai alat untuk membantu perusahaan ayahnya yang pada saat itu sedang mengalami masalah.
Saat Handoko(ayah Tania) meminta bantuan dana pada temannya Juan(ayah Elvis). Temannya akan memberi bantuan dengan syarat sebuah pernikahan. Anak mereka harus menikah. Syarat itu pun di terima Handoko demi perusahaan. Lagi pula Handoko sudah tau tentang anaknya Juan.
Di kediaman Handoko....
di ruang tamu, seorang ayah sedang berbagi masalah dengan putrinya yang masih berumur 17 tahun.
"nak, papah mohon untuk ini saja. Tolong bantu papah ya!!!
Tania hanya diam.
"nak, Elvis Juan anaknya baik, tampan, dan lebih penting dia berbakti sama orang tuanya. Papah yakin, kau akan bahagia bila menikah dengannya."
Tania tetap diam. Dalam hati (bagaimana papah bisa yakin? bagaimana kalau Elvis itu sudah punya kekasih?)
"besok 2 hari lagi mereka akan datang untuk melamar mu!! suka ngga suka kamu harus menerimanya ya nak. Papah mohon!!"
Handoko pergi meninggalkan Tania di ruang tamu yang masih diam menunduk.
Setelah Handoko pergi, Tania masuk kemarnya. Menangis sejadi jadinya, membayangkan tentang masa depannya. Walaupun Tania belum punya kekasih, bukan berarti dia akan menyerah pada takdir cintanya. Pada akhirnya dia menyerah.
Tania memahami masalah orang tuanya. Dengan berat hati Tania menerima perjodohan itu.
.......2 hari kemudian......
Handoko dan istrinya menyambutnya kedatangan keluarga Juan. Tania masih di dalam kamarnya, mengintip di balik jendela. Saat melihat dia sudah tahu laki laki yang bernama Elvis Juan, karena sebelumnya ayahnya sudah memberi foto Elvis.
Tania duduk di atas kasur. Rasa gugup menyelimuti hatinya. Di tengah kegugupan nya suara ketukan pintu terdengar. "Tania mari keluar, tamu kita sudah datang" suara Arisa ibu Tania memanggil.
Tania pun membuka pintu, lalu berjalan bersama Arisa keruang tamu. Selama berjalan Tania terus menundukkan kepala.
"Juan, Intan, nak Elvis kenalin ini putri saya Tania." Handoko lalu menoleh ke putrinya "Tania beri salam!"
Tania pun memberi salam ke mereka.
"Arisa putri kamu manis sekali. kok kamu ngga cerita punya putri secantik ini sih?" Intan merasa sahabatnya ini ngga jujur selama ini.
"kamu kan ngga pernah nanya" Arisa pura pura kesal.
"iya yah" Intan baru ingat. Selama ini mereka berteman tapi tak pernah menceritakan tentang anak anak mereka.
"sudah sudah, berantem nya dilanjutkan nanti saja, mari makan dulu!!" Handoko menimpali.
Kedua keluarga pun makan bersama, terkadang di sela sela makan para orang tua bercanda, mereka asyik sendiri dan melupakan anak anak mereka yang hanya diam dalam makan.
....
Setelah selesai makan, Handoko menyuruh putrinya untuk berkeliling, juga biar saling kenal.
"Tania, sana ajak nak Elvis berkeliling di taman belakang!!"
"Tapi pah?"
"ngga ada tapi tapian, kalian dari tadi hanya diam. Bukankan seharusnya kalian saling mengobrol biar dekat?" Handoko lalu menoleh ke temannya memberi kode dengan kedipan mata "Juan, aku benar kan, sudah seharusnya mereka saling bicara?"
"ehmm, iya kamu betul sekali" Juan berdehem, lalu berbicara pada putranya, "Elvis sana pergi sama Tania"
"baiklah Pah" Elvis lalu menoleh ke Tania.
Tania pun berdiri "mari kak Elvis, pah mah, om Tante, kami pergi dulu".
Tania dan Elvis berjalan ke taman belakang..