webnovel

Dua Pucuk Surat Cinta

Redakteur: Wave Literature

"..."

Mi Xiaomi terdiam.

Dia ragu. Mungkinkah ibunya mengetahui sesuatu.

"Bu, bagaimana jika bayi-bayinya perempuan? Apa Ibu juga ingin mereka terlihat seperti pria ini?"

Mi Xiaomi benar-benar tidak ingin melihat Ye Xiao. Baik saat matanya terpejam maupun terbuka. 

"Kalaupun perempuan, mereka juga akan terlihat cantik bila mirip dengannya. Dengan hidung mancung dan bibir tipis itu. Mereka pasti akan terlihat seperti putri berdarah campuran!"

Ibu Mi memperingatkan Mi Xiaomi dengan keras, "Ibu peringatkan kamu bahwa jangan pernah memindahkan templat penampilan cucu-cucu Ibu. Kalau tidak, Ibu akan membuatmu melihat foto Ye Xiao selamanya!"

"..."

Mi Xiaomi tidak bisa berkata-kata lagi pada ibunya.

Bayi di perutnya bergerak lagi, sepertinya mereka agak bersemangat.

'Apa mereka juga ingin melihat Ayahnya setiap hari?'

'Terserahlah!'

'Begini juga bagus. Dengan ini mereka akan lahir dan tumbuh seperti Ye Xiao di masa depan!'

'Ya, benar!'

Mi Xiaomi tidak lagi merasa keberatan dengan foto Ye Xiao.

"Kakak Mi…"

Mi Xiaomi menerima telepon dari Xiao Bing, "Apa kamu mempunyai waktu luang saat ini?"

"Ada apa?"

Setelah Mi Xiaomi tahu bahwa dirinya menderita tumor otak, kebetulan dia baru saja selesai menonton drama Korea berjudul 'Penyelenggara Peninggalan'. Jadi dia membuka Kantor Penataan Barang Peninggalan untuk membantu orang memilah barang-barang peninggalan mereka agar orang lain dapat ikut merasakan kisah mereka sebelum dan setelah meninggal. 

Belakangan ini, karena kehamilannya yang terlalu berat, dia menyerahkan semua urusan Kantor Penataan Barang Peninggalan kepada asistennya, Xiao Bing dan Xiao Jun. Paling-paling, biasanya dia hanya mendengarkan laporan mereka.

"Klien yang kita bantu saat ini mungkin adalah teman sekelas Kakak Mi. Apa Kakak Mi mau datang untuk melihatnya?" Kata Xiao Bing sambil mengirimkan sebuah foto.

Begitu melihat foto itu, Mi Xiaomi tertegun selama beberapa saat.

Orang di dalam foto itu adalah Wang An'an.

"Dia teman sekelasku. Dia meninggal karena apa?"

"Mabuk dan menenggelamkan diri di bak mandi. Ketika kami memilah barang-barang peninggalannya, kami menemukan dua pucuk surat cinta. Satu yang ditulis Kakak Mi untuk orang lain. Sedangkan yang satunya lagi balasan dari orang itu untuk Kakak Mi." kata Xiao Bing. 

"Aku tidak akan ke sana. Tolong bawakan saja dua surat itu." kata Mi Xiaomi sedih seraya mengusap perutnya yang masih bergerak.

"Baik, Kakak Mi."

Setelah menutup telepon Xiao Bing, kepala Mi Xiaomi pun mulai sakit lagi.

Dia buru-buru kembali ke kamar, menutup pintu, dan menuangkan obat pereda nyeri. Lalu, menelannya…

"Xiaomi, kamu kenapa? Apa perutmu sakit? Kalau sakit, ayo Ibu antar ke rumah sakit."

Melihat Mi Xiaomi yang berlari ke kamar dengan ekspresi muram, Ibu Mi bergegas mengetuk pintu dan bertanya dengan khawatir.

"Aku tidak apa-apa, Bu. Jangan khawatir."

Mi Xiaomi mencengkram kepalanya yang sakit setengah mati dengan kuku jarinya. Kemudian, dia berpura-pura baik-baik saja dan berkata dengan nada tenang, "Salah satu teman sekelasku baru saja meninggal. Jadi suasana hatiku sedang tidak baik."

"Oh, jangan sedih terlalu lama. Itu akan mempengaruhi bayi-bayimu."

Ibu Mi menghela napas panjang dan menghiburnya.

"Ya, aku tahu. Aku hanya sedih. Ibu tidak perlu cemas. Aku tidak ingin berbicara lagi."

Mi Xiaomi berusaha menyelesaikan ucapannya. Kemudian, di berbaring di tempat tidur dengan tangan di bawah kepala dan keringat dingin yang bercucuran.

Setelah dua puluh menit berlalu.

Sakit kepalanya berhenti.

Dia berbaring di atas tempat tidur seraya menatap langit-langit kamar selama beberapa lama. Kemudian dengan susah payah dia bangun untuk mandi, membasuh keringatnya, dan memakai pakaian. Lalu, dia membuka pintu.

Xiao Bing juga sudah datang. Kemudian, dia menyerahkan kedua surat itu pada Mi Xiaomi.

Benar!

Satu yang ditulisnya untuk Ji Nanfeng.

Satu lagi, yang ditulis Ji Nanfeng untuknya.

Dia membuka surat dari Ji Nanfeng untuknya. Surat itu berisi ungkapan cinta tulus seorang pemuda pada sang gadis yang disukai. Membaca surat itu membuat hati Mi Xiaomi terasa dilempari kerikil dan membangkitkan gelombang perasaan yang dulu ada.

Jika Wang An'an tidak menjadi penghalang, dia pasti punya kisah cinta masa sekolah yang indah dengan Ji Nanfeng.

Namun, tidak ada kata 'jika' di dunia ini. Hanya ada kata 'sekarang'.

Mi Xiaomi diam-diam memasukkan kedua surat itu ke dalam laci. Da mendongak dan melihat foto Ye Xiao yang digantung di dinding. Jantungnya berdebar tak karuan, Entah kenapa, tubuhnya menjadi tegang karena merasa telah ketahuan selingkuh oleh suaminya.