webnovel

Menikahlah denganku

Volume 1 Bian menikahi Mutiara karena ingin membuat Ristie, mantannya, cemburu dan menyesal telah meninggalkannya. Bian sangat mencintai Ristie dan ingin gadis itu kembali padanya. Bian memaksa Mumut yang datang meminta bantuan kepadanya untuk menikah dalam waktu satu minggu. Bian menikahi gadis itu untuk membantunya dan dan menjaganya. Dia berjanji suatu saat Ia akan melepasnya pada orang yang dicintainya. Mumut, seorang cleaning servis di perusahaan Bian, Mumut memiliki cita-cita yang tinggi karena itu dia kuliah di malam hari untuk mewujudkan impiannya meski serba kekurangan. Dia terpaksa menikah dengan Bian karena membutuhkan biaya untuk membayar biaya rumah sakit ibunya yang harus menjalani operasi dan melunasi hutang-hutangnya. Akankah benih-benih cinta tumbuh di antara mereka atau Bian memilih berpisah dari Mumut dan kembali pada Ristie dan membiarkan Mumut bersama orang yang dicintainya??? Volume 2 Bian semakin menyadari kalau dia sangat mencintai Mumut dan mulai melupakan cintanya pada Ristie. Mumut juga merasa perasaannya pada Bian semakin kuat dan membuatnya tak lagi memberi ruang pada Andika yang selama ini dia sukai diam-diam. Mumut dan Bian terpaksa mempercepat bulan madu mereka karena putra mereka diculik. Keduanya bekerja sama untuk menyelamatkan buah cinta mereka dari cengkraman para orang menculiknya. Follow me on FB : https://www.facebook.com/alanylove.alanylove IG : @alany828

AlanyLove · Allgemein
Zu wenig Bewertungen
603 Chs

MD 16 - Sebenarnya Mama Tak Setuju.

Tak sampai satu jam kemudian, mereka sudah sampai di kediaman Bian. Rumah besar bertingkat tiga dengan gaya eropa yang mewah itu berdiri megah di kawasan elit kota ini. Di halaman depan terdapat taman yang luas dengan berbagai tanaman dan sebuah kolam ikan koi yang cukup luas juga yang membuat rumah itu terlihat asri. Di rumah ini Dania, mama Bian tinggal sendiri ditemani beberapa asisten rumah tangga dan sopir, juga satpam.

Mumut memandangi rumah itu dengan takjub. Rasa gugup yang datang dari tadi membuat tubuhnya gemetar, Ia tak tahu harus bersikap bagaimana kalau nanti bertemu mamanya Bian.

Bian menggandeng tangan Mumut menaiki teras rumah dan memencet bel. Seorang asisten rumah tangga membuka pintu dan memberi salam pada mereka. Perempuan itu menatap Mumut dengan pandangan takjub sekaligus penuh tanda tanya tapi dia segera menunduk karena tatapan mematikan Bian menghujamnya. Tampaknya si bibi penasaran dengan Mumut karena biasanya Ristie yang selalu Bian ajak kemari.

"Mama di mana, Bi?" tanya Bian dingin.

"Di ruang tengah, Mas. Ibu sudah menunggu Mas Bian dari tadi." sahutnya sambil sesekali mencuri pandangan ke arah Mumut.

Bian segera menggandeng Mumut ke ruang tengah dan menemukan mamanya tengah duduk di sofa sambil membaca gadgetnya. Perempuan itu terlihat sangat cantik dan terlihat seperti baru berumur empat puluhan tahun, wajahnya sangat mirip seperti Bian.

Mama tersenyum saat melihat kehadiran mereka, wajahnya sedikit mengernyit saat melihat gadis yang datang bersama Bian. Bian segera memeluk mamanya dan perempuan itu membalas pelukannya serta mencium pipi kiri kanan Bian dan melakukan hal yang sama pada Mumut yang membuat gadis itu tertegun dan merasakan kehangatan cinta keluarga itu.

"Ini Mutiara, Ma," Bian memperkenalkan Mumut pada mamanya.

Mama kembali menatap gadis itu, tersenyum, Mumut merasa sangat gugup dadanya seperti hendak meloncat keluar saat merasa tatapan mama Bian seperti menelanjanginya, Ia tersenyum canggung.

"Nama yang cantik, secantik orangnya," mama membelai wajah Mumut yang bersemu merah.

"Terimakasih, tante."

"Masih kuliah atau sudah kerja?" tanya mama Dania sambil memperhatikan wajah cantik di depannya yang terlihat sangat gugup.

"Dua-duanya, ma." kali ini Bian yang menjawab."Mutiara lagi skripsinya, sebentar lagi selesai."

Mumut hanya tersenyum.

Seorang asisten rumah tangga datang membawa beberapa cangkir teh dan cemilan. Mama segera menyuruh mereka untuk meminum teh dan menikmati cemilan.

Bian kemudian mengutarakan niatnya untuk menikah dalam minggu ini, mama terkejut tapi juga senang karena Bian akhirnya memutuskan untuk menikah bukan dengan Ristie.

Sebenarnya selama ini mama tidak setuju Bian menjalin hubungan dengan Ristie karena gadis itu terlalu mendominasi anak lelaki satu-satunya itu. Ristie tak pernah menghargainya sebagai orang tua Bian, dia hanya bersikap baik padanya bila Bian ada, tapi karena Bian terlalu mencintai gadis itu maka dia membiarkan saja Bian bersama Ristie.

Mama hanya berharap Ristie mencintai Bian setulusnya dan suatu saat akan berubah. Tapi Mama juga terkejut dengan keputusan Bian untuk segera menikahi gadis di depannya karena sebulan sebelumnya Bian masih bersama Ristie.

Mama menatap keduanya bergantian, dia melihat wajah gadis Mumut yang gelisah dan terlihat sangat gugup sementara Bian tersenyum penuh percaya diri.

"Kamu serius???"

"Serius, ma! Kami akan menikah minggu ini, aku sudah menyuruh Randy mengurus semuanya."

"Apa karena kalian....?*

" Tidak, Ma. Kami tidak seperti yang mama kira. Kami baik-baik saja, Mumut tidak hamil," Bian menggenggam tangan Mama dan mengelusnya. "Percayalah, Ma,"

Mama kembali menatap Mumut dan melihat gadis itu mengangguk.

Melihat hal itu Mama merasa percaya dengan apa yang dikatakan Bian. Setelah berfikir berapa lama mama akhirnya setuju apalagi umur Bian hampir tiga puluh tahun.