Hari-hari dilalui penuh dengan perasaan yang unik antara Zain dan Saidah.
"Kamu selalu memandangiku seperti itu dan membuat aku canggung serta bingung. Jangan membuatku malu," Saiida sambil menutup wajahnya.
"Aku memandangi istriku bukan memandangi orang lain aku memandangi kekasih halalku. Aku benar-benar merasakan sesuatu yang unik di dalam hati ini. Semoga Allah benar-benar menyatukan kita di dalam surga nanti. Aamiin. Kenapa canggung kamu kan istriku. Aku memandangimu Karena Allah. Semakin cinta nya suami kepada istri itu akan menambah pahala jika terus berbuat kebaikan."
Setelah sedikit merayu istrinya izin pamit untuk mengulang anak-anak di TPQ. Saat berada di dalam kelas, dia mengulang ilmu tajwid.
Setelah 2 jam berlalu akhirnya dia pulang. Zen dan tiba-tiba mengecup pipi Sayyida. Sayyidah hanya terdiam dan terpaku.
"Dik. Ingatkan aku jika aku menjadi pembimbing mu disaat aku hilaf disaat aku lupa disaat aku tidak sadar," kata Zain.
Unterstützen Sie Ihre Lieblingsautoren und -übersetzer bei webnovel.com