Fajar terlihat masih tertawa sendiri karena membayangkan kisah unik itu.
Wallahu a'lam. Setelah membaca Fajar sempat termenung.
'Aku menuruti nafsu amarah, karena aku menganggap Allah tidak menjawab doaku padahal kedua orang tuaku sanggup mencukupiku, ya Allah ... seharusnya aku ingat. Terhalangnya doa itu karena dosaku. Afwan ya Allah ... Afwan (maaf),' batin Fajar yang tertunduk penuh penyesalan.
"Hiks, jujur saja, hiks heh ... aku marah, karena aku ingin bebas dan ada doa yang tidak terkabul." Fajar mengutarakan bebannya.
"Oke, dengar aku baik-baik. Kita manusia biasa, banyak dosa, banyak tingkah buruk juga. Jika doa manusia tak segera dikabulkan Allah, mungkin ada baiknya kita, sebagai hamba mengingat sosok Nabi Ibrahim Alaihis Salam, yang doanya baru dikabulkan Allah setelah menanti 3000 tahun kemudian. Nabi Ibrahim pun tak menyaksikan wujud doanya itu. Mau dengar kisahnya?" tanya Dilan. Fajar mengangguk dan sangat antusias.
Unterstützen Sie Ihre Lieblingsautoren und -übersetzer bei webnovel.com