webnovel

Apa Kamu Akan Memanggilku Tuan Mo Saat di dalam?

Redakteur: Wave Literature

"Kamu sudah bekerja, tapi masih mau minta uang lagi pada kami?" Nyonya Xu meliriknya marah.

"Kenapa kalau aku bekerja?" Xu Jialu mengangkat dagunya, "Dia juga sudah menikah! Orang tua tidak boleh mencampuri urusan putri yang sudah menikah, seharusnya dia menghabiskan uang suaminya!"

Xu Youyou menoleh padanya, 'Bagaimana dia bisa melampiaskan amarahnya padaku? Semua orang memang tidak ada yang tahu, tapi memangnya dia tidak tahu juga?'

"Sekalipun dia sudah menikah, dia tetaplah putriku. Aku bisa memberikan uangku kepada siapa pun yang aku suka." Ujar Tuan Xu, "Lagi pula, kamu selalu bermain-main, mengendarai mobil Sport dan membuat masalah dimana-mana!"

"Tidak masalah jika kalian tidak memberiku uang sekalipun, tapi kalian bahkan masih memarahiku." Xu Jialu menatap Nyonya Besar Xu dengan sedih, "Nenek, Nenek harus membuat keputusan untuk cucumu ini!"

Nyonya Besar Xu meraih secangkir teh lalu tersenyum lembut, "Ayahmu benar. Kamu sudah tua, sudah waktunya untuk menetap…."

Lantas Xu Jialu langsung merasa terganggu begitu mendengar ucapan sang nenek, akhirnya dia pun mengubah topik pembicaraan, "Aku tahu, aku adalah orang yang paling berlebihan di dalam keluarga ini. Kedua orang tuaku tidak mencintaiku, aku layaknya kubis sisa di ladang…."

Setelah itu, dia langsung berlari ke lantai atas untuk menghindari desakan Nyonya Besar Xu yang menyuruhnya menikah.

Nyonya Besar Xu mencebik, "Monyet, bocah itu selalu melarikan diri setiap kali aku membicarakan pernikahan…."

Terlepas dari semua itu, Nyonya Xu tetap menyayangi putranya. Oleh karena itu, dia mencoba menenangkan sang Ibu, "Bu, lupakan saja. Biarkan dia pergi! Di zaman sekarang, anak laki-laki memang menikah sedikit terlambat, biarkan dia bermain-main selama beberapa tahun lahun lagi sampai dia puas…"

Nyonya Besar Xu menghela napas, "Kalau begitu aku yang takut tidak bisa melihatnya menikah."

Wajah ketiga orang itu langsung berubah setelah mendengar kata-kata tersebut. Tuan Xu mengerutkan kening seraya berbisik pelan, "Bu….."

Xu Youyou segera memeluk lengannya sambil berkata, "Nenek, ini adalah hari perayaan. Jangan katakan hal-hal yang tidak baik seperti itu."

Nyonya Besar Xu tersenyum penuh kasih pada cucunya yang penurut ini, "Semua manusia pada akhirnya akan mati berapa lama pun dia hidup. Kalian tidak perlu kesal mendengarnya. Aku tidak akan langsung mati. Lagi pula, aku sudah cukup tua, sudah waktunya untuk dikuburkan."

"Nenek." Panggil Xu Youyou dengan suara lemah yang menyedihkan.

Dia paham itu, tapi bagaimana bisa dia menerimanya dengan mudah jika itu menyangkut orang terdekat dan terkasihnya.

"Baiklah, aku tidak akan membahasnya lagi." Nyonya Besar Xu menyentuh kepala Xu Youyou, "Selama Youyou kecilku bahagia, aku sudah merasa tenang."

Adapun Xu Jialu, orang tuanya selalu mengkhawatirkannya, jadi dia tidak akan mengkhawatirkannya lagi.

Semburat senja mulai terlihat di luar jendela, burung-burung yang sudah lelah kembali terbang ke hutan, lampu-lampu di dalam rumah pun telah menyala terang.

Bibi Pei berjalan mendekat lalu bertanya, "Makan malam sudah hampir siap. Apakah suami Nona Muda akan segera tiba?"

Dalam sekejap, mata semua orang tertuju pada Xu Youyou seorang. "Aku akan menelponnya dulu."

Dia mengambil ponselnya dan keluar.

Nyonya Xu menggoda, "Bu lihatlah, dia malu."

Mata tua Nyonya Besar Xu beralih dari Nyonya Xu ke arah punggung Xu Youyou dengan binar rumit.

...

Xu Youyou melangkah keluar rumah dan berdiri di bawah lampu jalan, memegang ponselnya masih ragu apa ia harus menelpon Mo Shenbai atau tidak.

  .

Tiba-tiba, suara mesin mobil terdengar dari kejauhan. Dia berbalik lalu melihat sebuah mobil yang datang perlahan, kemudian berhenti di depannya.

Setelah turun dari mobil, Mo Shenbai mengancingkan jasnya sambil menatapnya. Kemudian berkata, "Maaf, aku terlambat."

Xu Youyou menggelengkan kepala, "Tidak tidak. kamu datang tepat waktu."

Pei Chuan turun dari mobil dan mengeluarkan semua barang yang ada di bagasi. Kedua tangannya penuh, dia hampir saja mengambil satu lagi dengan mulutnya.

"Kenapa kamu membawa begitu banyak barang?"

Xu Youyou mengulurkan tangan untuk membantu Pei Chuan, namun Mo Shenbai menghentikannya, kemudian mengambil dua kantong untuk dia bawa sendiri, "Ini adalah bentuk rasa hormatku."

"Terima kasih banyak, Tuan Mo." Xu Youyou merasa tersentuh dengan kebaikannya, "Aku akan mentransfer uangnya padamu nanti."

Mo Shenbai tiba-tiba menghentikan langkahnya, membuat Xu Youyou yang mengikutinya di belakang hampir saja menabraknya.

"Ada apa?"

Mo Shenbai berbalik, menatap mata jernih Xu Youyou yang terlihat bingung. Jakunnya bergerak sedikit sebelum suaranya yang rendah terdengar, "Apa kamu akan memanggilku Tuan Mo saat di dalam?"