Redita duduk di depan meja rias dalam kamarnya. Seorang make up artis terlihat menyapu kuasnya dengan sangat telaten pada kelopak mata sang Nona. Sementara Elena duduk di tepi ranjang Redita memandang putrinya dengan perasaan haru. Berkali-kali ia menyeka air matanya yang turun karena sedih akan melepaskan putri satu-satunya kepada Antony.
Sebelah mata Redita yang terbuka menatap bayangan Elena yang terpantul pada cermin di depannya. Dia mengembuskan napas sedikit berat melihat air muka sang Ibu. "Ma, apa aku tidak usah menikah saja," katanya yang ikut merasa sedih.
Elena sontak menyeka air matanya yang masih menggelinang. Wajahnya mengernyit menatap bayangan Redita pada cermin di depannya. Wanita itu segera bangkit dari duduknya. "Tidak! Apa, sih?! Kamu ini berbicara sembarangan saja!" sahutnya sedikit emosi. Sudah jauh-jauh hari sang suami menjodohkan sang putri dengan Antony, tapi putrinya malah berkata seperti itu.
Unterstützen Sie Ihre Lieblingsautoren und -übersetzer bei webnovel.com