ponsel tuan Yudisthira berdering.
Panggilan dari tuan Hans Salman, paman tuan Yudisthira Salman.
"Paman! Apa kabar?
"Apa yang terjadi? Mengapa kamu bisa punya anak tanpa sepengetahuan kami? Apa kamu sengaja ingin membuat kami cepat mati karena malu?" Paman Hans Salman marah.
"Paman...nanti jangan salah paham! Saya bisa jelaskan!"
"Hmm! Tidak perlu. Segera lakukan siaran pers. Klarifikasi berita itu!" Klik! Paman Hans Salman menutup ponselnya.
Tuan Yudisthira Salman mengepalkan tangan.
"Esther Melody sudah keterlaluan! Dia lupa berhadapan dengan siapa! Baiklah... aku turuti keinginanmu!"_ tuan Yudisthira Salman geram.
Esther Melody tidak sadar kesalahannya di mana. Kalau tuan Yudisthira Salman ingin bertindak kejam wanita tersebut sudah tak bernyawa.
Hanya melihat wajah Raditya yang polisi dan tulus mengasihi wanita itu, hati tuan Yudisthira yang dingin menghangat kembali.
Unterstützen Sie Ihre Lieblingsautoren und -übersetzer bei webnovel.com