webnovel

Menikah tapi benci

"Jangan karena orangtuaku berhutang budi padamu, aku tidak bisa menghancurkan hidupmu! Sebaiknya kamu tolak lamaran ini jika kamu tidak ingin hidup menderita!" Ancaman itu terdengar jauh lebih menyakitkan karena terucap dari mulut cinta pertamaku. Tapi aku sudah bukan lagi gadis polos yang bodoh, "Lakukan saja, setidaknya aku bisa mendapatkan setengah harta mu saat kita bercerai nanti." Aku mendengar dia menggeram, aku yakin dia sedang mengeratkan rahangnya sekarang. "Katakan berapa yang kamu inginkan, aku akan memberikannya sekarang juga tapi setelah itu menghilang lah dari kehidupan ku!" Aku tersenyum, aku yakin dia akan segera meledak sekarang juga melihat wajahnya yang memerah menahan amarah. "Aku mau semuanya..." "Apa maksudmu?" "Semua hartamu sekarang juga jika kamu ingin aku menghilang dari hidup mu jadi cepatlah hubungi notaris karena lima belas menit lagi aku akan menemui ibu mu dan menerima lamarannya!" *** Laura Milanov bosan hidup dalam situasi pemain figuran yang tidak berarti dan tersingkirkan. Keluarganya, pertemanannya bahkan kisah cintanya selalu mengecewakannya. Ia muak ketika cinta pertamanya Dimas Dirgantara lebih memilih sahabatnya Wendy karena dia lebih cantik sehingga Laura sempat berpikir untuk bunuh diri. Tapi patah hati pada kehidupan yang selalu mengkhianatinya membuatnya menjadi keras dan mencari jalan lain untuk membalas setiap hal tidak adil yang pernah ia alami. Laura diam-diam bekerja di perusahaan milik orangtua Dimas dan mengambil simpatik mereka sehingga mereka menjodohkannya dengan Dimas. Bertekad mengubah hidupnya yang sebelumnya hanya figuran menjadi pemeran utama dalam spotlight meskipun harus menjadi wanita antagonis.

mrlyn · Teenager
Zu wenig Bewertungen
183 Chs

Waktu berlalu tanpa terasa bersama mu

>>> Laura POV <<<

Semoga saja aku tidak menyesal!

Memang tidak dianjurkan bagi siapapun berdoa saat berada di dalam kamar mandi karena itu tidak akan pernah terwujud.

Ha ... ha ... ha ... Salah ku yang terlalu bersemangat tadi jadi beginilah aku sekarang, bahkan melangkah ke meja makan pun tidak sanggup dan Dimas harus melakukan segalanya sendiri sekarang.

Dia tersenyum padaku yang masih duduk bersandar di sofa sementara Dimas mulai memasak di dapur yang terletak tidak jauh dari sofa yang aku duduki.

"Kamu bener bisa masak sayang?" Tanya ku yang masih meragukan kemampuan Dimas, dia sudah setengah jam berada di dapur sana tapi sejak tadi ia hanya bolak balik mengeluarkan isi bahan makanan dari dalam lemari es dan belum sama sekali mengolahnya.

"Tenang aja sayang, aku kan udah pernah masakin kamu bubur dulu ..."

Gesperrtes Kapitel

Unterstützen Sie Ihre Lieblingsautoren und -übersetzer bei webnovel.com