webnovel

Kabar Mengejutkan

Feroza menaruh kedua tangan Natasya di atas kepala wanita itu dan menempelkannya pada dinding, ia merasa bosan untuk melumat bibir kekasihnya sehingga berpindah ke leher jenjang yang terus menggodanya sejak tadi.

Hisapan demi hisapan masih Natasya nikmati dengan begitu bergairah, bahkan ia sedang menggigit bibir bawahnya ketika merasakan cairan basah mulai keluar dari bawah tubuhnya.

"Aku menginginkannya, Natasya!" ujar Feroza sembari meremas kencang dua buah kenikmatan wanitanya.

Akan tetapi ketika tangan Feroza mulai membelai perutnya, saat itu juga Natasya teringat pada tujuannya mengajak Feroza mengobrol di tempat yang sepi seperti ini.

"Fero, kita hentikan dulu! Lebih baik dengarkan dulu hal penting yang ingin aku katakan kepadamu," titah Natasya dengan sungguh-sungguh.

Feroza yang sudah terlena dengan nafsunya sama sekali tak menghentikan gerakannya bahkan ia mulai memijit halus bagian penting milik Natasya, "Sayang, ayo kita bermain."

"Aku serius, Feroza!" tegas Natasya lagi.

Bukannya menuruti perkataan kekasihnya justru tindakan Feroza semakin menjadi-jadi sebab tangannya mulai menyelinap masuk ke kandang lubang itu, dan Feroza memasukkan satu jari tengahnya lalu mulai menggerakkannya dengan cepat.

"Arghh!" rintih Natasya yang merasakan sakit namun penuh kenikmatan.

"Kau menyukainya bukan?" goda Feroza kemudian menjulurkan lidahnya di atas telinga Natasya.

"Fero hentikan! Ini bukan waktu yang tepat!" rengek Natasya lagi.

"Nikmati saja, Sayang."

Mendengar Natasya merintih kesakitan membuat Feroza semakin bersemangat melakukan kegiatannya sehingga gerakan jari lelaki itu semakin cepat dan cepat, "Arghh."

"Hentikan! Sudah cukup!" perintah Natasya.

"Aku suka mendengar suara rintihanmu seperti ini, karena itu membuat aku baha--."

Belum sempat Feroza menyelesaikan ucapannya Natasya langsung memotongnya dengan tegas dan sedikit berteriak, "Aku hamil, Feroza! Aku sedang mengandung anakmu, dan hal penting ini yang ingin aku katakan kepadamu."

Seketika Feroza terdiam dengan kaku, gerakan jarinya juga berhenti begitu saja di bawah sana. Tiba-tiba Feroza merasakan tubuhnya lemas dan tak berdaya setelah ia mendengar pengakuan Natasya, bahkan tatapan Feroza pada wanita itu menjadi nanar seakan mengalami mabuk berat.

"A-apa? Kau tidak sedang bergurau bukan?" Feroza terkekeh kecil dengan sinis sembari memastikan tak ada kebohongan yang sedang Natasya lakukan padanya.

Natasya menggelengkan kepalanya pelan membantah tuduhan Feroza padanya kemudian tangannya bergerak masuk ke dalam tas selempangnya untuk mengambil bukti yang ingin ia tunjukkan, "Aku tidak sedang bergurau, Feroza."

"Ini buktinya," lanjut Natasya lagi sembari menunjukkan tiga testpack yang sudah berada dalam genggamannya.

Tubuh Feroza semakin bergetar hebat melihat benda kecil yang membuatnya ketakutan, bahkan ia merasa tak sanggup mengatakan apapun kepada Natasya.

"Aku sudah mengeceknya berkali-kali, tapi hasilnya tetap saja sama."

"Aku tahu kau pasti sangat terkejut dengan kabar ini tapi bagaimanapun juga kita harus mengatasinya bersama," ucap Natasya lagi dengan kedua tangan yang tak kalah bergetar dari Feroza.

Perlahan Feroza mengambil ketiga benda kecil itu lalu ia memandangi dengan lekat sembari berpikir keras mengenai tindakan apa yang harus ia lakukan, "Ba-bagaimana ini?"

"Mengapa kau malah bertanya kepadaku? Bukankah seharusnya aku yang bertanya seperti itu kepadamu?" tanya balik Natasya.

Dengan gerakan yang cepat Feroza mengembalikkan benda itu pada Natasya dan ia mulai meremas rambutnya menggunakan kedua tangan cukup kencang, "Kau sendiri bahkan tahu kalau aku baru saja menikah dengan Griselda!"

"Ya aku tahu, Fero! Tapi bagaimana dengan anak ini? Jangan bilang kalau kau tak mau bertanggung jawab!" bentaknya dengan kencang.

Natasya adalah satu-satunya wanita yang Feroza cintai dalam hidupnya, apalagi menikahi wanita itu telah menjadi impian Feroza sejak lama. Namun sekarang bukan menjadi waktu yang tepat untuk mewujudkan impian tersebut, lagipula Feroza saja belum mendapatkan apa yang ia mau dari pernikahannya dengan Griselda.

"Bukan begitu, Sayang. Aku pasti akan bertanggung jawab, tapi bagaimana dengan Griselda dan keluarganya? Mereka bisa saja langsung membatalkan pernikahan ini, dan kau tahu kalau aku belum mendapatkan harta mereka sepeserpun!" sahut Feroza dengan penuh penekanan.

Tangisan mulai pecah dari kedua mata Natasya karena ia merasa sangat kecewa pada respon kekasihnya setelah mendengar kabar ini, "Lantas apa yang kau inginkan? Apa kau ingin aku melahirkan dan membesarkan anak ini sendirian? Kau tega membiarkan darah dagingmu sendiri lahir tanpa ayah?"

Bughh

Feroza menonjok kencang tembok di dekatnya kemudian ia menundukkan kepalanya dengan keringat yang sudah mengucur deras di keningnya, "Mengapa harus sekarang? Ini bukan waktu yang tepat!"

"Jika bisa memilih, aku juga tak ingin mengandung anak dari lelaki yang sudah menikah dengan wanita lain! Kalau begitu, biar aku gugurkan saja kandungan ini."

Melihat Natasya yang akan beranjak pergi dari tempat itu Feroza buru-buru mencegahnya dan ia menatap kekasihnya begitu lekat, "Jangan lakukan itu, Natasya. Ini anak kita, dan kau tak boleh membunuhnya."

"Tapi aku tak bisa kalau harus tanpamu, Fero! Aku takkan sanggup," sahutnya sambil terus menangis sesegukkan.

Feroza benar-benar tak ingin Natasya menggugurkan buah hati mereka, lagipula anak itu hadir berasal dari cinta yang keduanya miliki.

"Aku akan bertanggung jawab, Natasya. Aku akan segera menikahimu, tapi berikan aku waktu untuk bisa melakukannya karena aku juga harus memastikan tak ada satupun keluarga Laurence yang mengetahuinya."

Menikah secara sembunyi-sembunyi dan tak banyak orang yang tahu menjadi nasib buruk bagi Natasya tetapi ia juga tak punya pilihan lain selain menuruti perkataan Feroza, asalkan lelaki itu bertanggung jawab maka Natasya akan merasa aman dan senang.

"Baiklah, aku akan memberikanmu waktu tapi kau harus menepati janjimu atau aku bisa membongkar masalah ini pada keluarga istrimu!" ancam Natasya dengan suara yang pelan namun terdengar sangat menakutkan.

Feroza hanya bisa mengangguk paham kemudian dengan lembut ia melepaskan kedua tangannya dari bahu Natasya, "Kalau begitu lebih baik sekarang kau pulang, kau sedang hamil muda jadi membutuhkan waktu istirahat yang cukup."

"Iya, aku akan segera pulang tapi setelah kau peluk ya."

Mau tak mau Feroza mengikuti keinginan kekasihnya dan ia langsung mendekap lembut tubuh wanita itu, "Maafkan aku, Natasya. Maafkan aku karena semua ini harus terjadi kepadamu, tapi kau tenang saja karena aku pasti akan selalu ada bersamamu sampai kapanpun."

"Iya, Sayang. Aku percaya padamu, dan jangan pernah kau rusak kepercayaanku."

Brukkk

Suara sesuatu yang jatuh membuat keduanya benar-benar terkejut, hingga spontan melepaskan dekapan satu sama lain.

Apalagi Feroza khawatir akan ada orang yang melihat kebersamaannya saat ini dengan Natasya, sehingga terpaksa lelaki itu mendekat ke sumber suara untuk melihat semuanya.

"Siapa?" teriak Feroza sambil berjalan perlahan dengan berhati-hati.

Setelah sampai Feroza benar-benar tak menyangka dengan apa yang dilihatnya, "Griselda? Mengapa kau bisa ada di sini?"