Kenan meraih satu tangan Qia kemudian satu tangannya yang lain ia gunakan untuk membelai pipi Qia. "Bangun Qi, jangan buat aku takut. Ada aku di sini, kamu jangan takut," ucap Kenan dengan nada suara begitu lembut. Ia menatap Qia dengan tatapan begitu khawatir.
Raka yang menyusul Kenan ke kamar kini hanya mampu terdiam melihat Kenan yang memperlakukan Qia begitu lembut. Perlakuannya pada Qia terlihat begitu tulus tanpa adanya kebohongan. Tidak kuat melihat adaegan di depannya, ia pun memanggil Chika dengan suara lirihnya kemudian ia mengajak Chika pulang.
"Kita enggak pamit dulu?" tanya Chika seraya menoleh ke arah Kenan yang masih begitu perhatian pada Qia.
"Udah kita pulang saja, biarkan mereka berdua," ucap Raka.
"Ya, udah kalau gitu," ucap Chika kemudian ia melangkahkan kakinya mengikuti langkah Raka yang sudah jalan terlebih dahulu.
Unterstützen Sie Ihre Lieblingsautoren und -übersetzer bei webnovel.com