Kini usai percakapan kepada dokter Bagaskoro itu, kedua kakak dan adik itu berhadap-hadapan sekarang, tadinya mereka hanya saling berdiri saat bercakap dengan papanya. Namun situasi saat ini sangatlah serius dan keduanya sudah duduk tepat berhadapan, yang mana Bulan berada di tepian ranjang. Sementara Bisma tepat berada di depan Bulan, duduk di atas kursi plastiknya karena akan membahas inti permasalahan satu persatu. Bulan yang dihadapkan dengan keadaan seperti itu rasanya dia sangat ketakutan sekali, tapi rasa takutnya sangat bisa ditutupinya dengan baik. Akibat wajah polosnya yang penuh dengan senyuman itu. Makanya menjadikan ketakutannya tidak tampak sama sekali.
"Coba jelaskan! Jelasnya kamu banyak yang ingin diceritakan kepada, Kakak kan? Tentang Papa, tentang Bianka, yang pasti kamu tau tentang mereka semua, iya kan?" tuduh Bisma. Tuduhan Bisma benar-benar beralasan makanya Bisma tidak hanya sembarangan menuduh saja.
Unterstützen Sie Ihre Lieblingsautoren und -übersetzer bei webnovel.com