Chi Gui sama sekali tidak memerhatikan keberadaan Chi Yan.
Ketika Chi Gui masuk ke kelas, seorang pria yang sekelas dengannya segera berdiri dan menyapa, "Di sini ada kursi kosong."
Chi Gui melihat wajah pria itu dengan lebih jelas, ia pun tertegun sejenak.
Ia berjalan mengikuti pria sekelas itu dan duduk tanpa ekspresi. Kemudian dengan nada pelan ia tanya, "Kenapa kamu di sini?"
Xin Gu membalas dengan hormat, "Saat Anda di kampus, tak ada yang bisa melindungimu. Jadi saya sengaja minta persetujuan kepala sekolah Lin."
Chi Gui terdiam sejenak, lalu berkata, "Kalau begitu, kedepannya kamu tidak boleh memanggilku profesor Chi lagi. Panggil namaku saja."
"Baik." Xin Gu menganggukkan kepalanya dan mengubah panggilan sesuai perintah Chi Gui, "Kakak Chi."
Chi Gui tak bisa berkata-kata.
Mereka berdua berbincang sebentar sebelum dosen akhirnya datang dan kelas pun dimulai.
Tempat duduk yang dipilih Xin Gu untuk Chi Gui sangatlah strategis. Berada tepat di sebelah jendela, angin sepoi-sepoi bertiup masuk, terasa begitu segar.
Chi Gui dengan malas bersandar ke jendela, tidak mendengarkan apa yang dijelaskan oleh dosen. Ia menundukkan kepalanya, melihat ponsel.
Angin sepoi-sepoi meniup beberapa helai rambut ke pipi Chi Gui yang halus. Kontras antara rambut yang hitam serta kulit yang putih itu memberikan dampak visual yang sangat jelas.
Kong Wen terus memerhatikan Chi Gui, kemudian ia pun mengeluarkan suara, "Ssst… ssst..." lalu menilai, "Chi Yan, kakakmu ini cantik juga ya. Sayang sekali dia itu dari desa kecil dan tidak berpengetahuan."
Su Qing mendengus dingin, "Apa gunanya kalau hanya cantik? Tidak memiliki kemampuan sama saja tidak berguna."
Chi Yan menyempitkan bibir mulutnya, tidak mengatakan apapun, tapi perasaan hatinya mulai membaik.
Kemudian Kong Wen tertawa, "Haha, Su Qing, permintaanmu itu terlalu tinggi. Kamu kira siapapun bisa terlahir seluar biasa kamu dan Chi Yan?"
Kong Wen melanjutkan, "Hmm, tapi menjadi cantik juga ada keunggulannya. Kalian lihat, teman cowok sekelas kita sungguh antusias kepadanya. Bagaikan sedang memperlakukan dewi saja, hormat sekali."
Su Qing semakin melihat rendah Chi Gui karena hal itu. Ia sampai enggan memberikan satu lirikan pun kepada gadis itu.
Kong Wen tidak peduli dengan hal itu, mulutnya memang tak bisa diam, "Aku lihat, sepertinya dia tidak tertarik dengan pelajaran, lho! Chi Yan, jangan-jangan orang tuamu sengaja memasukkannya ke fakultas kita ya? Dengan tujuan agar dia menjalin hubungan baik dengan Su Qing, lalu bisa cepat-cepat masuk ke keluarga Su?"
"Lebih baik kamu dengarkan dosen saja." Su Qing berkata dengan dingin dan tak sabar.
Kong Wen sebenarnya masih ingin melanjutkan pembicaraan itu, tapi kini Su Qing sudah membuka mulutnya, jadi ia tidak berani mengatakan apapun lagi. Dengan patuh, ia menutup mulutnya dan fokus pada pelajaran.
***
Tatapan Kong Wen begitu jelas, dari awal Chi Gui sudah menyadarinya. Hanya saja, gadis itu malas memikirkannya. Ia fokus membalas pesannya.
Chi Gui: Kak Han, aku di sini baik-baik saja, semuanya hampir beres, tak perlu khawatir.
Pesan Chi Gui dibalas dengan cepat: Baik. Jika membutuhkan sesuatu, tinggal kasih tahu saja. Tak usah sungkan. Aku mengirimkan sebuah kado, mungkin malam ini akan sampai, nanti kamu jangan lupa untuk mengambilnya.
Chi Gui: Terima kasih. Bagaimana dengan proses pemulihan pak Han?
Han Xuan: Untung kamu meluangkan waktu untuk mengoperasi ayahku, pemulihannya sangat bagus, sekarang juga sudah bisa jalan-jalan di luar rumah.
Chi Gui: Itu karena badan pak Han memang kuat sehingga dia bisa pulih dengan cepat.
Han Xuan: Kamu tidak perlu merendah di hadapanku. Aku tidak tahu dengan orang lain, tapi apakah kami ini masih tidak percaya dengan kemampuan medismu?
Chi Gui tersenyum.
Setelah kelas itu selesai, Chi Yan memberikan lirikan kepada Su Qing. Ia masih ragu, apakah harus menyapa Chi Gui dan berbicara kepadanya atau tidak. Namun, Chi Gui sudah berdiri dari tempat duduknya dan keluar.
Xin Gu mengikuti di belakang Chi Gui.
Chi Yan terkejut. "Kakak dan pria itu… hanya dalam waktu satu jam pelajaran saja, mereka sudah begitu akrab?"
Wajah Su Qing sangat kaku. Ia berdiri dan berkata kepada Chi Yan, "Ayo pulang."
Chi Yan mengerutkan bibirnya, ikut pergi di belakang Su Qing.
Mobil keluarga Su sudah menunggu di luar kampus. Zhao Yuexiu merasa makanan luar tidak bersih dan juga tidak sehat, jadi ia tidak pernah membiarkan putri kesayangannya makan di luar.
Ketika makan siang, Chi Yan sempat ragu untuk bercerita. Namun kemudian ia berkata, "Kakak… dia benar-benar kuliah di Universitas Kedokteran Kota Nan… satu fakultas denganku."