webnovel

BAB 6 . TRAGEDI KECIL

Acara pertunangan akan dimulai tanggal 1 November,sebelumnya akan ada live performance dari 7 penyanyi ternama Indonesia di Balai Sarbini.

JBWO terlibat juga dalam mendekorasi panggung seindah mungkin untuk live performance yang akan dimulai pukul 07.00 malam sampai jam 12.00 malam.

Mutiara dan Sahrul sangat sibuk.Sahrul tidak menyangka pekerjaan sebagai asisten Mutiara lumayan berat.Namun demi bisa menculik Nadia dia mencoba menikmati itu semua.

Rehan dan Nadia kemudian datang untuk mengecek kesiapan panggung dan kursi penonton.Keduanya tampil mesra sambil bergandengan tangan.Bahkan mereka mengenakan baju couple yang sangat serasi.

Mutiara dan Sahrul menyambut mereka.Di hadapan dua orang itu,Nadia dan Rehan semakin memamerkan kemesraan mereka.Bahkan saat mengetes kursi panjang untuk tempat mereka duduk di atas panggung saat live performance nanti,Rehan dengan mesra mengecup pipi Nadia.Mutiara dan Sahrul mencoba sabar melihat adegan 'mesum' itu.

"Tolong foto kami disini."kata Rehan sambil menyerahkan handphonenya kepada Sahrul.

Sahrul mengambil handphone tersebut.Tangannya gemetar menahan rasa cemburunya.Rehan merangkul pundak Nadia mesra.Sahrul memotretnya.Airmatanya jatuh.Dia segera menghapusnya.

"Sekali lagi."kata Rehan bahagia.

Rehan kali ini mengecup bibir Nadia saat itu juga.Sahrul memotretnya.Mutiara sangat ingin membakar Rehan hidup-hidup saat ini.Mana korek api?.Mana bensin?.Sahrul merasa ingin mati saja.Adegan ini sungguh melukai hatinya.

Ekspresi Nadia juga membuatnya begitu terluka.Sahrul melihat Nadia begitu menyukai Rehan.Secepat itukah Nadia melupakannya?.Atau itu hanya sandiwara Nadia saja?.

Sahrul menyerahkan handphone Rehan kepada pemiliknya.Rehan dan Nadia melihat hasil jepretan Sahrul.Keduanya puas dengan semua itu.Rehan bahkan mengupload foto ciuman itu di Instagramnya.

Mutiara melihat semua tindakan Rehan,dia berharap postingan itu mendapat banyak komentar miring.Rehan dan Nadia masih duduk di kursi itu,Mutiara dan Sahrul izin untuk meninggalkan mereka sejenak karena masih ada yang harus dikerjakan.

Mutiara dan Sahrul memilih menjauh demi kedamaian hati mereka berdua.Keduanya memilih untuk sibuk menata salah satu sudut panggung bersama beberapa karyawan JBWO yang lain.

"Ibu tidak usah bekerja,biar saya saja.Disini ibu hanya mengawasi saja."kata Sahrul sopan kepada Mutiara.

Mutiara menggeleng.Dia tetap bekerja bersama para pegawainya.Dia berusaha menahan airmatanya yang memaksa untuk terus jatuh.

Dari jauh Nadia dengan Rehan masih terus bermesraan di kursi mereka.

"Mereka kan belum sah,kok kelakukannya bisa sedekat itu."kata Mutiara sambil berusaha untuk tidak terlihat emosi.

Selama berpacaran dengan Nadia selama 10 tahun belum pernah Sahrul mencium bibir Nadia.Adegan yang tadi dipotretnya memang sangat mengiris hatinya.

Sahrul berharap agar Nadia hanya bersandiwara di hadapan Rehan.Sahrul sangat berharap agar Nadia tidak betul-betul menyukai semua tindakan Rehan kepadanya.

Tiba-tiba...

Salah satu property panggung yang ada di langit-langit panggung terjatuh ke bawah.Sebuah besi ringan yang bisa membuat kepalamu berdarah hampir saja menimpa Mutiara.

Beruntung,Sahrul dengan sigap mendorong Mutiara bersama dirinya hingga kedua-duanya berguling-guling di atas panggung.Mutiara ada dalam pelukan Sahrul ketika keduanya terhenti berguling-guling.

Mutiara merasakan lututnya sakit.Sahrul segera melepaskan pelukannya.Dia berada tepat di atas tubuh Mutiara.Dia segera bangkit dan duduk di samping Mutiara.Di saat itulah Sahrul melihat kalau lutut Mutiara berdarah.Celana panjang bosnya itu sobek di bagian lutut.

Dengan cepat Sahrul segera menggendong Mutiara menuju ke tempat istirahat kru JBWO.Tiba di tempat itu Sahrul segera mendudukkan Mutiara di atas kursi.Sahrul segera mengambil kotak P3K yang terletak tak jauh dari kursi.Sahrul kemudian mengobati luka Mutiara dan memberinya perban.

"Mungkin lutut ibu tergores saat tak sengaja mengenai butiran paku yang ada di lantai panggung saat kita berguling-guling tadi."kata Sahrul.

Sahrul kemudian duduk di samping Mutiara.Dia sudah selesai mengobati luka bosnya.

"Lukanya sakit,bu?"tanya Sahrul perhatian.

"Sinu....."kata Mutiara.

"Iya,bu...."kata Sahrul cepat.

"Kenapa kau menggendongku?"tanya Mutiara heran.

Sahrul terdiam.

"Aku masih bisa jalan,kok.....Lebai sekali."kata Mutiara setengah berbisik malu.

"Maaf,bu....tolong saya jangan dipecat."kata Sahrul memohon.

Mutiara tertawa mendengarnya.

"Kau minta berhenti pun aku tetap tidak mau."kata Mutiara sambil tersenyum.

Sahrul lega mendengarnya.Jika dia dipecat maka dia tidak tahu lagi cara bagaimana untuk bisa menculik Nadia.

"Terima kasih sudah menolongku tadi."kata Mutiara tulus.

"Sama-sama,bu."kata Sahrul.

Mutiara dan Sahrul kembali ke panggung.Mutiara memang masih bisa berjalan.Sikap Sahrul tadi otomatis menjadi bahan gosip diantara semua pegawai JBWO yang sedang ada di panggung saat kejadian itu terjadi.Mereka menyangka Mutiara dengan Sahrul memiliki hubungan spesial.

Nadia dan Rehan sudah pergi dari panggung.Sahrul meminta izin untuk ke toilet sebentar.Sahrul menemukan toilet.Dia kemudian masuk ke toilet.Tak lama kemudian dia keluar dari toilet.Saat dalam perjalanan dari toilet menuju kembali ke panggung,Sahrul tanpa sengaja melihat Nadia dengan Rehan sedang asyik bercumbu mesra di balik salah satu tiang gedung itu.

Sahrul hanya bisa menunduk sedih.Dia mempercepat langkahnya agar tidak mengganggu kegiatan Nadia dengan Rehan yang sudah kelewatan batas itu.Sahrul tak jadi ke panggung,langkahnya terhenti di samping jendela kaca yang ada di gedung itu.Airmatanya jatuh.

"Sahrul..."

Suara itu mengagetkannya.Itu suara Nadia.30 detik telah berlalu.

Nadia langsung memeluk Sahrul dari belakang.Nadia menyandarkan kepalanya di punggung Sahrul.Pelukan itu begitu erat.Sahrul tak tahu harus melakukan apa.Dia tak menyangka semua ini bisa terjadi begitu cepatnya.

"Aku mencintaimu.Tadi itu hanya sandiwaraku."kata Nadia kepada Sahrul.

"Aku percaya kepadamu."kata Sahrul yakin.

Nadia kemudian melepaskan pelukannya.Sahrul berbalik kepadanya.Nadia menatap Sahrul.Sebuah tatapan penuh cinta dari Nadia itu membuat hati Sahrul teduh seketika.

"Aku menyamar untuk bisa menculikmu."kata Sahrul penuh kejujuran."Kita akan kabur ke Singapura dan hidup bahagia disana."

..........