webnovel

CHAPTER 3 TAWARAN

Tatapan Selina semakin tajam ke arah depan.

Dia amat sangat terkejut begitu menyadari siapa yang ada di depannya. Dan tidak menyangka sedikitpun bahwa pria itu yang mencari istri.

Seorang pria tampak di depannya menatap sinis, tapi dia duduk di kursi. Itu sebabnya Selina tidak menyadari bahwa pria itu lumpuh. Wajah Dave sangat muda, dia tidak menyangka pria ini akan menikahinya.

Bagaimana bisa pemuda di hadapannya menikah untuk ke tujuh kalinya, pikiran Selina tiba-tiba dipenuhi rasa penasaran sekarang.

"Apakah kamu belajar di ST Klaus?" Tanya Dave.

Selina mengangguk pelan, dia lebih gugup dari sebelumnya.

"Apakah kamu pernah menikahi 6 wanita sebelumnya?" Tatapan Selina terpesona oleh ketampanan Dave.

"Jika kamu menyesal melihat pria lumpuh sepertiku, silakan pergi," kata Dave ketus kepada Selina.

Dave kemudian memanggil seorang karyawan, satu-satunya pelayan yang tidak dipecat di rumah. Itu adalah pria paruh baya yang membawa kursi roda dan membantu Dave duduk di sana.

Selina tahu bahwa sikap pria itu sangat keras kepala, tapi ini tidak bisa mengulur waktu lagi. Karena keputusan ini sangat berarti baginya, Serdar tidak bisa menunggu lebih lama lagi. Adiknya benar-benar membutuhkan pengobatan juga.

"Walaupun aku lumpuh, aku juga memiliki standar tinggi untuk seorang wanita. Menikahimu seperti penghinaan bagiku," jelas Dave. Dia sepertinya tidak memfilter kata-katanya.

Selina tampaknya menyukai keberania gadis itu meskipun dia sedikit terganggu dengan penampilannya yang terlalu sederhana untuk Dave.

Selina melihat pakaian yang menempel di tubuhnya, dia bahkan lebih seperti pembantu sekarang jika dia berada di rumah mewah ini.

Selina tampak seperti hendak meninggalkan ruangan. Tapi ia segera berdiri. "Aku akan menikahimu" Gadis itu dengan keras menyuarakan pikirannya. Dave berhenti sejenak dan menatap gadis itu dengan tatapan terkejut.

Perkataan gadis itu rupanya membuat Dave memutar kursi rodanya. Ia menatap gadis itu dengan seksama. "Apa yang membuatmu begitu yakin bahwa aku akan menyukaimu?"

"Aku bisa bergaul dengan istri-istrimu yang lain dan akan menjagamu dengan baik" jawab Selina.

Ia tersenyum tajam. "Kamu tidak akan memiliki saingan karena aku telah menceraikan mereka semua, kamu sama sekali bukan seleraku"

Selina memandang dirinya sendiri, celana jeans berwarna yang hampir pudar dengan t-shirt polos tidak pantas untuk bersandingan dengan pria di depannya.

Dave berbalik lagi, dan pelayan mendorong kursi rodanya. Liona duduk karena Dave sepertinya tidak tertarik padanya. Lenia yang mendengar perkataan gadis itu langsung menghampirinya. "Selina, Dave terkenal perfeksionis. Kurasa aku bisa membantu mengubah penampilanmu"

Selina menoleh ke arah ibu dari pria dingin tadi, yang terkesan bertolak belakang itu. "Bisakah saya melakukannya?" Selinatampaknya tidak percaya pada hal istimewa dalam dirinya.

Lenia mengundang gadis itu untuk tinggal di rumah kedua, rumah yang terpisah dari rumah utama. Itu di belakang dekat taman.

Tapi Selina benar-benar bingung karena tidak mungkin meninggalkan Serdar sendirian di rumah sakit.

"Nyonya, apakah Anda pikir saya bisa melakukannya?" Tanya Selina.

"Tentu saja, saya tahu selera anak saya. Saya akan membuat Anda sangat disukai olehnya."

Ia terdiam sejenak. Pikirannya dipenuhi dengan keraguan. Dan Lenia menyadari itu.

"Selina apa yang membuatmu berpikir. Apa karena Dave lumpuh? Apa kamu berubah pikiran?" Lenia sepertinya menyukai Selina sejak pandangan pertama, Ia takut gadis itu akan berubah pikiran.

"Nyonya, bisakah Anda meminjamkan saya uang sebelumnya?" Kata-kata itu keluar dari mulut Lenia.

Wanita paruh baya itu hanya menyukai Selina tetapi dia tidak berharap gadis itu meminta uang. Bagaimana dia bisa menginginkan uang ketika dia belum menikah dengan Dave.

Lenia kemudian berdiri dan menyuruh Liona pergi.

"Kupikir kau berbeda dari gadis lain, ternyata Dave benar. Semua gadis itu sama dan di otaknya hanya uang dan uang" Lenia tampak marah, dan dengan hormat meminta Selina untuk keluar dari rumah.

Gadis itu ingin mengatakan alasannya, tetapi dia tidak punya waktu karena wanita paruh baya di depannya sudah marah.

Gadis itu keluar dari rumah mewah yang dimana semua orang memiliki raut wajah kesepian. Air mata menggenang di matanya saat dia melangkah keluar dari sana. Dave melihat dari lantai dua, menatap gadis lusuh tadi.

Lenia tampak kecewa, dia juga mengungkapkan kekecewaannya kepada Dave.

Keesokan harinya, Selina tidak bekerja dan tidak kuliah. Gadis itu bahkan hanya minum air putih karena merawat adiknya yang belum mendapat tindakan lebih lanjut karena kendala keuangan.

Lenia mengalami sakit kepala yang parah, dia kemudian pergi ke rumah sakit di antaranya oleh pelayannya. Setelah menerima resep, ia secara tidak sengaja melihat Selina. Gadis itu masih mengenakan pakaian yang sama dengan yang dia kenakan kemarin.

Selina masuk ke kamar, disana gadis itu duduk di samping ranjang remaja laki-laki. Melihat hal ini, Lenia meminta pelayannya yang bernama Aiden untuk mencari tahu mengapa gadis itu ada di sana.

Tidak butuh waktu lama bagi Aiden untuk membawa informasi ke pada Nyonya nyaWanita itu sangat terkejut ketika mendengar bahwa gadis itu sedang menunggu Adiknya yang sakit. Namun, rupanya pihak rumah sakit belum mengambil tindakan karena Selina belum mampu membayar biaya pengobatan.

Mrs Lenia melihat seseorang mendekati Liona. "Hentikan perlakuan menyebalkan ini, biarkan Serdar mati daripada disiksa seperti ini," kata wanita yang mendekati Selina. Tidak lain adalah Mona ibunya.

"Aku bahkan akan menjual organku untuk menyelamatkan adikku, pergi dan bahagia dengan lelaki itu. Aku tidak akan mengganggu dan menjadi beban hidupmu lagi." Selina sepertinya mengatakan itu dengan suara gemetar.

Tatapan semua orang di ruangan itu sekarang menatap Mona dengan tatapan kesal.

Selina tidak ingin berdiam diri di sana terutama takut Serdar terganggu karena tangisannya, ia pergi ke sebuah taman di rumah sakit itu.

Lenia mendekati Selina.

Gadis itu terkejut melihat siapa yang duduk di sebelahnya. "Nyonya," kata Selina. Dia heran kenapa ada Lenia ada di sana.

"Apakah ini alasan kamu membutuhkan uang?" Tanya Lenia.

Namun Selina sepertinya tidak mengerti.

"Aku melihatmu menjaga seorang remaja laki-laki, dan rumah sakit mengatakan kamu belum melakukan pembayaranpembayaran, "Jelas Lenia.

Selina menggigit bibir bawahnya, namun air matanya mengalir begitu saja.

"Apakah keluargamu memperlakukanmu seperti itu sebelumnya," Ternyata Lenia juga melihat Selina dimarahi ibunya tadi.

"Aku akan membayar semua perawatan adikmu" lanjut Lenia.

Mendengar itu Selina amat terkejut, kenapa tiba-tiba Lenia menawarkannya. Tapi sepertinya wanita paruh baya itu punya alasannya.

"Nyonya, apakah Anda ingin saya melakukan sesuatu?" Tanya Selina, ia sudah paham cara kerja uang di dunia ini. Ya, tidak ada yang gratis memang.

Lenia menarik napas dalam-dalam dan kemudian menghembuskannya. "Menikahlah dengan Dave, jaga dia seperti kamu menjaga adikmu. Aku akan membantumu menjadi wanita yang disukai putraku,"jelas Lenia.