webnovel

Melldfy's Academy

Arriena berpikir, dengan memasuki sebuah pusat pendidikan akademik paling tinggi dalam 4 negara bertetangga akan membuatnya menjadi ahli sihir yang hebat. Ia tidak mengetahui bahwa bahaya sedang mengintainya dari kejauhan, dan entah hal mengerikan apa yang ada di dalam akademi tersebut, belum lagi tentang sebuah kutukan turun-temurun yang bersemayam di tubuhnya tanpa bisa di hilangkan. Melldfy's Academy, pendidikan sihir yang di incar berbagai negara termasuk Cey, Voldty, dan Ymon. Akademi yang menyimpan begitu banyak penderitaan siswa dan rahasia sejarah yang di sembunyikan dari khalayak umum. Arriena mengalami berbagai hal sulit di dalamnya hingga berpotensi hilangnya nyawa dan memicu terjadinya perang. Akankah Arriena dapat menghadapi kemungkinan terburuk yang terjadi?" Yuk simak petualangan Arriena beserta kawan-kawan nya.

Vinta_Gesti · Fantasie
Zu wenig Bewertungen
8 Chs

tes sihir

Arriena bangun dengan semangat dan antusias. Hari itu, adalah hari di mana dia akan melakukan ujian tes tulis tentang mantra sihir umum, yang merupakan syarat untuk diterima di akademi Melldfy's Academy. Semalamam ia belajar dengan giat, dan tentu saja tidak menggunakan sihir hitam untuk membantu nya mengingat mantra. Arriena memilih mengenakan baju putih dan rok panjang berwarna biru tua bercorak untuk tampil pada saat ujian nanti, ia juga mengepang sebagian rambut panjangnya agar tidak menyusahkan saat beraktivitas.

Sesampainya di Melldfy's Academy, Arriena merasa kagum dengan ukuran dan megahnya bangunan akademi. Desain arsitektur nya yang khas dengan di lengkapi corak indah yang biasanya ada di kuil-kuil. Arriena melihat banyak orang berkumpul di luar gedung ujian, dengan penampilan yang keren dan ada juga yang terlihat menyeramkan, mereka semua terlihat hebat.

Dia melihat banyak hal, ia melihat seseorang sedang melakukan kejahilan terhadap temannya menggunakan sihir dasar, yang menyebabkan teman tersebut terkejut dan jatuh. Itu cukup lucu baginya. Ia juga merasa kagum dengan banyaknya gadis cantik dan pria tampan yang berkumpul di sana. Mereka semua terlihat akrab satu sama lain dan sebagian besar dari mereka tampaknya saling mengenal. Beberapa orang terlihat memainkan sihir untuk lelucon bersama teman-temannya dan tertawa-tawa bersama-sama.

Arriena merasa sendirian dan tidak tahu harus kemana. Dia berjalan tanpa melihat ke depan dengan benar, dan tiba-tiba menabrak seseorang yang berperawakan tinggi besar, berkulit gelap dan menyeramkan. Orang itu membalikkan badannya dengan kasar dan menatap Arriena dengan tatapan yang tajam. Mendapat tatapan tersebut, ia terkejut dan merasa panik, namun tak di sangka, orang itu hanya tersenyum dan meminta maaf atas insiden tersebut.

"Haha maafkan aku ya! Badan besar ku ini selalu mempersulit orang lewat." Ucapnya sembari menggaruk tengkuknya. "Namaku Zephyr, murid senior di akademi ini, apakah kamu membutuhkan bantuan untuk menemukan kelasmu? Jika iya, aku bisa membantu, banyak calon siswa disini yang kebingungan mencari letak kelas untuk ujian tes nya." Meskipun awalnya Arriena merasa ragu, karena penampilan Zephyr yang menyeramkan, namun ia merasa tawaran bantuannya tersebut akan sangat membantunya. "Mohon bantuannya senior Zephyr." Balas Arriena.

Setelah beberapa menit berjalan bersama di sekitar akademi, Zephyr akhirnya membawa Arriena menuju kelasnya dengan selamat.

Arriena memasuki kelas dan duduk di kursi kosong yang tersedia di belakang. Ia kemudian memperhatikan sekelilingnya dan melihat ada satu gadis dengan senyum cerah yang menatap nya. Gadis itu pun dengan riang meneriakkan namanya dan meminta Arriena duduk bersebelahan dengan dirinya.

"Arriena! Hei, sini duduk di sebelahku ya," ujar gadis itu lalu menunjuk ke kursi di sampingnya.

Arriena sedikit terkejut, karena yang memanggilnya adalah Leah, teman yang pernah ia temui sebelumnya di satu acara di luar kota, dan memberi tahu nya tentang Melldfy's Academy ini. Diam-diam Arriena senang bisa bertemu dengan Leah lagi, dan ia pun dengan senang hati mengiyakan permintaan Leah untuk duduk bersebelahan.

Ia menghampiri Leah untuk bertanya langsung mengapa Leah ada di ruangan tes tulis. Seingat Arriena, Leah adalah seorang senior, dan anggota aktif organisasi OSIS di akademi tersebut, sementara Arriena, baru saja mendaftar untuk masuk ke sekolah itu. "Hei bukankah kau seharusnya menjadi kakak kelas ku? Sedang apa kau di sini?" Tanya Arriena heran lalu duduk di kursi sebelah Leah.

"Oh, aku di sini karena ada tes pelajaran tambahan akhir semester. Biasanya hanya diikuti oleh siswa senior yang akan lulus, tapi berhubung karena aku anggota OSIS , jadi aku diminta untuk mengikuti tes ini juga. Keren, aku tidak menyangka! Aku senang sekali bisa bertemu lagi denganmu," jawab Leah sambil tersenyum ke Arriena.

Tiba-tiba, jendela kaca ruangan tersebut mendadak tertutup semua bersamaan dengan munculnya seorang pria bertubuh besar, dengan kabut yang menyelimuti nya. Ia berumur sekitar 40 tahunan dengan janggut yang panjang dan berjubah hitam. Botak, dan terlihat sangat serius. Leah yang duduk di sebelah Arriena langsung berbisik bahwa pria tersebut adalah guru paling galak yang ada di akademi.

"Wow, dia benar-benar terlihat seperti guru yang seram dan galak!" Ujar Arriena berbisik sambil tertawa kecil.

"Dia itu sangat ketat dalam memberikan pelajaran dan tugas. Tapi tenang saja, aku yakin kamu pasti akan berhasil melewatinya dengan baik," Leah meyakinkan Arriena dengan senyuman.

Guru tersebut kemudian mengambil posisi di depan kelas dan dengan suara keras ia berkata, "Selamat datang di tes masuk ke Akademi Sihir, Melldfy's Academy! Tes akan segera dimulai, tanpa banyak basa-basi, tidak akan banyak instruksi, jadi pastikan kalian telah mempersiapkan diri dengan baik."

Semua siswa di ruangan itu merapikan diri dan menatap guru tersebut dengan serius. Guru tersebut kemudian melanjutkan, "Tes kali ini akan sangat menentukan, jadi pastikan kalian memberikan yang terbaik. Dan satu lagi, tidak ada toleransi untuk penggunaan sihir gelap dalam tes ini. Penggunaan sihir gelap akan dianggap sebagai tindakan curang dan bisa berakibat fatal. Jangan sampai kalian membuat kami kecewa."

Arriena merasa agak lega mendengar aturan tersebut, karena ia tahu bahwa ia tidak terlalu ahli dalam menggunakan sihir gelap. Namun, ia tetap merasa sedikit cemas karena tes tersebut akan menentukan masa depannya di Akademi Sihir.

Setelah memberikan instruksi tentang tes, guru tersebut kemudian memperkenalkan diri. "Saya adalah Magister Damiel, seorang guru di Akademi Sihir. Selama masa tes ini, saya akan mengawasi kalian dengan ketat dan pastikan kalian melakukan tes dengan jujur. Jangan coba-coba melakukan tindakan curang, karena saya akan tahu."

Guru Damiel memiliki wajah yang sangat tegas dan tatapannya sepertinya bisa menembus hati dan pikiran siswa yang coba menipu. Meski begitu, ada kehangatan yang tersirat dari kata-kata Guru Damiel yang bisa membuat siswa merasa tenang.

"Sekarang, untuk tes kali ini akan ada beberapa tahapan. Pertama, kalian harus menyelesaikan tantangan dalam waktu lima belas menit. Setelah itu, kalian akan melakukan tes kecepatan sihir dimana kalian harus menyelesaikan tantangan dalam waktu empat menit. Dan terakhir, ada tes aplikasi sihir yang akan mengujimu dalam mengaplikasikan sihir dalam kehidupan sehari-hari. Tes aplikasi sihir akan memakan waktu tiga puluh menit." Kata Guru Damiel.

"Apa saja tantangan yang harus kami hadapi?" Tanya salah seorang di meja tengah dengan rasa ingin tahu.

"Tantangan pertama adalah mengalahkan monster golem dalam simulasi duel. Tantangan kedua adalah mengumpulkan semua benda yang terdispersi dalam ruangan. Dan terakhir, tantangan aplikasi sihir akan menguji kemampuan kalian dalam mengaplikasikan sihir dalam kehidupan sehari-hari."

Arriena terkejut mendengar penjelasan Guru Damiel. Ia lalu memalingkan wajahnya ke arah Leah yang duduk di sampingnya. "Leah, kenapa kamu bilang ujian hari pertama hanya tentang materi mantra sihir umum saja? kan ada tantangan-tantangan ini. " Ujarnya berbisik.

Leah tersenyum cengar-cengir mendengar pertanyaan Arriena. Ia lalu menjawab dengan nada bercanda, "Maaf, mungkin guru Damiel sudah bosan dengan tantangan-tantangan yang itu-itu saja dari tahun ke tahun, jadi dia memutuskan untuk mengubahnya secara drastis untuk menantang kita semua." Sambil mengedipkan matanya.

Arriena mendesah frustasi, jika mengetahui begini awalnya, ia akan terus konsisten mempelajari mantera sihir dan melakukan banyak praktek dengan Isaac, bukannya menghabiskan waktu semalaman hanya menghafal materi.