webnovel

Melldfy's Academy

Arriena berpikir, dengan memasuki sebuah pusat pendidikan akademik paling tinggi dalam 4 negara bertetangga akan membuatnya menjadi ahli sihir yang hebat. Ia tidak mengetahui bahwa bahaya sedang mengintainya dari kejauhan, dan entah hal mengerikan apa yang ada di dalam akademi tersebut, belum lagi tentang sebuah kutukan turun-temurun yang bersemayam di tubuhnya tanpa bisa di hilangkan. Melldfy's Academy, pendidikan sihir yang di incar berbagai negara termasuk Cey, Voldty, dan Ymon. Akademi yang menyimpan begitu banyak penderitaan siswa dan rahasia sejarah yang di sembunyikan dari khalayak umum. Arriena mengalami berbagai hal sulit di dalamnya hingga berpotensi hilangnya nyawa dan memicu terjadinya perang. Akankah Arriena dapat menghadapi kemungkinan terburuk yang terjadi?" Yuk simak petualangan Arriena beserta kawan-kawan nya.

Vinta_Gesti · Fantasie
Zu wenig Bewertungen
8 Chs

hal janggal

"Aku lelah…" ucapnya lesu sembari berjalan gontai menuju kasur nya yang empuk.

Ia menatap telapak tangannya dengan seksama, aneh pikirnya, padahal kemampuan sihir murni nya adalah elemen angin, mengapa ia menjadi hebat menguasai elemen api? Ada yang tidak beres, hal ini ia rasakan berlangsung setelah ia menemukan buku Archaic itu.

Karena tubuh yang begitu lelah, Arriena merasa energi nya cepat terkuras dan merasa cepat lapar.

"Ahh aku akan membuat sup, memakannya selagi hangat mungkin akan meredakan rasa lelahku." Ia memutuskan tidak terlalu memikirkan tentang kejanggalan yang ia rasakan, dengan memasak, ia bisa merasa lebih santai. Namun sebelum ia beranjak dari tempat tidur nya, muncul seorang wanita yang terasa familiar di matanya, ia terkejut bukan main.

"Siapa kau?!" Teriak Arriena. Wanita itu hanya tertawa melengking tinggi membuat gendang telinganya terasa sakit.

"Ahh.. kau tidak mengenalku? Sayang sekali, aku sangat merasa sedih.." ucap wanita itu yang kemudian disusul dengan tangis pilu menyayat hati, tangisan yang begitu terasa sedih. Arriena merasa bingung sekaligus takut, dan bertanya-tanya dalam hati apa yang terjadi.

Dengan sedetik, tangisan itu mereda, wanita itu menatap Arriena dengan tajam, dan berteriak, "BISA-BISANYA KAU MELUPAKAN KU, ARRIENA GHEBALYN!!"

Sedetik, dua detik, Arriena terpaku. "Arriena… Ghebalyn?" Ucapnya tanpa sadar, "siapa, Ghebalyn itu?" Lanjutnya.

Dalam negeri sihir, tidak di perbolehkan menamai anak dengan nama panjang. Itu adalah sesuatu yang sakral, Arriena paham itu, namun apa yang di maksud dengan panggilan 'Arriena Ghebalyn' ? Seolah-olah itu adalah nama panjangnya.

Wanita dihadapan nya terdiam, melangkah lebih dekat dan mengusap pipi Arriena dengan lembut, tatapan tajamnya berubah menjadi tenang.

"Cari tau kisah mu dalam akademi itu nak, kau akan tahu betapa kotornya perilaku mereka terhadap Ghebalyn." Ia mundur selangkah, kerlipan magis keluar dari telapak tangannya, sesuatu keluar dengan indah dari sana, sebuah buku, lagi-lagi sesuatu yang terlihat familiar di mata Arriena.

"Buku itu? Buku Archaic yang tempo hari ku temui!" Ucap Arriena kaget.

"Peluang mu untuk mencari tahu apa yang sebelumnya tidak kamu ketahui, padahal itu seharusnya sudah ada pekat dalam ingatan mu."

"Ada di sini." Lanjut nya. Tanpa menunggu waktu, wanita itu menghilang dari pandangan nya dengan sekejap mata. Arriena terduduk lemas, aura yang di keluarkan oleh wanita itu sangat mencekiknya. Ia sekarang dapat bernapas lega.

Ia menatap pelan buku di genggaman nya, dan baru sadar dengan sebuah judul. Hal ini membuat Arriena terkejut berkelanjutan, karena buku itu berjudul.

"Grimoire of Pope Honorius."

Tanpa berpikir lebih lanjut, ia segera menaiki sapu terbangnya dan melupakan rasa lapar yang sedari tadi melanda. Bayangan tadi siang kembali teringat.

"Jadi, daftar ini adalah rahasia yang hilang selama berabad-abad?" tanya Arriena pada Isaac, masih menatap dengan seksama kertas tersebut.

"Iya Rin, akulah yang menemukannya. Ada kemungkinan bahwa informasi ini bisa membawa kita pada sesuatu yang besar tentang buku itu, tapi tentu saja resikonya cukup besar." Jawab Isaac dengan serius.

"Grimoire of Pope Honorius". Ucap Arriena, membaca satu judul buku yang terdaftar di salah satu gulungan tersebut.

"Buku ini diduga berasal dari abad ke-17 dan diyakini memiliki kekuatan magis yang besar. Isinya berisi berbagai macam ritual, mantra, dan ramalan yang katanya mampu mengubah kehidupan seseorang secara drastis. Walaupun terkenal, buku ini juga dianggap kontroversial dan banyak diperdebatkan oleh kalangan ahli sihir dan okultisme." Lanjutnya membaca sepenggal kalimat disana.

"Tunggu, logo apa ini?" Tanya Issac, merasa aneh.

"Sepertinya ini logo dari sebuah akademi." Lanjut nya sedikit yakin.

Arriena melihat dengan seksama logo tersebut dan menyadari bahwa memang benar, logo tersebut berasal dari akademi sihir terkemuka.

Melldfy's Academy.

Banyak pecahan puzzle yang sama sekali ia tidak bisa menyatukannya. Setelah sampai ia menggedor pintu rumah seseorang dengan kuat dan terburu-buru.

"ISSAC!" Teriaknya.

"Buka pintunya Issac aku memiliki sebuah informasi!" Lanjutnya.

Isaac yang di dalam sedang membaca beberapa buku, terkejut dengan teriakan Arriena dan segera membuka pintunya. "Ada apa Rin? Kenapa teriak-teriak seperti itu?" tanyanya khawatir.

"Ada yang menarik Isaac! Aku rasa, logo dari Melldfy's Academy yang tertera di salah satu gulungan yang kau temukan. Sepertinya benar-benar ada kaitannya dengan buku Grimoire of Pope Honorius itu," jelas Arriena.

"Dan berkaitan denganku." Lanjutnya membuat kerutan halus tercipta di kening Issac.

"Apa maksudmu, Rin?" Tanyanya bingung.

"Buku Grimoire of Pope Honorius? Itu kan salah satu dari buku sihir yang hilang, apa kaitannya?" Arriena yang mendengar itu juga bingung ingin menjelaskannya bagaimana. Ia tidak ingin menceritakan tentang wanita misterius itu kepada Isaac, ia tidak ingin cerita nya di anggap lelucon lagi oleh nya.

"Haha, aku hanya terlalu berlebihan sepertinya ya," ucap Arriena tersenyum kikuk.

"Hah, apa-apaan itu? Kau terlalu bersemangat Rin, sudah tenang kan dirimu dan ayok masuk, kita minum secangkir coklat panas." Ajak Issac.

Arriena menghela nafas, "seperti aku harus banyak istirahat, pulang lalu tertidur haha." Jawab Arriena. Issac hanya melihat dengan heran.

"Baiklah, benar kau harus banyak beristirahat, apa lagi kan, kau harus melawan di dada besar itu hihi." Bisik Issac menggoda. Namun lagi-lagi ia mendapat pukulan dari tongkat sihir milik Arriena.

"Jangan menggodaku, aku harus pulang sekarang." Ucapnya berbalik menaiki sapu terbangnya. Issak yang mengusap keningnya yang terasa nyeri hanya mengangguk pasrah sembari membuat raut wajah sedihnya.

"Sampai jumpa besok, kurcaci cengeng." Arriena pamitan dengan sedikit mengejek Issac, dengan perlahan ia terbang dengan sapu terbang nya.

"Wah malam ini bulan purnama, cantik sekali." Ucapnya monolog di tengah-tengah perjalanan menuju rumah, ia merasa nyaman melihat pancaran dari bulan purnama itu.

"Hum, meskipun terlihat cantik dari kejauhan, katanya bulan itu memiliki tekstur yang bolong-bolong jika di lihat dari dekat, aku pasti geli jika bisa melihatnya." Ucapnya merinding.

Rasa senang itu sedetik hilang kala sapu terbang yang ia naiki mendadak tak terkendali.

"Hei hei, ada apa ini." Ucapnya panik, sapu itu kemudian menjadi semakin tidak terkendali, mengakibatkan ia terjatuh cukup kuat dari atas.

"Awhhhh, sakit." Ringisnya pelan.

Datang seorang gadis sembari mengayunkan tongkat sihir nya, "hai gadis elemen api, kita bertemu lagi." Ucapnya tersenyum miring.

Arriena mendongak, melihat siapa pemilik sumber suara itu.

"Lillian?!" Ucapnya terkejut, dari gerak-geriknya ia merasakan hal buruk akan terjadi.

Dengan susah payah ia mengangkat tubuhnya yang tergeletak di tanah, merasakan nyeri di bagian pergelangan kakinya, ia terkilir.