webnovel

Melldfy's Academy

Arriena berpikir, dengan memasuki sebuah pusat pendidikan akademik paling tinggi dalam 4 negara bertetangga akan membuatnya menjadi ahli sihir yang hebat. Ia tidak mengetahui bahwa bahaya sedang mengintainya dari kejauhan, dan entah hal mengerikan apa yang ada di dalam akademi tersebut, belum lagi tentang sebuah kutukan turun-temurun yang bersemayam di tubuhnya tanpa bisa di hilangkan. Melldfy's Academy, pendidikan sihir yang di incar berbagai negara termasuk Cey, Voldty, dan Ymon. Akademi yang menyimpan begitu banyak penderitaan siswa dan rahasia sejarah yang di sembunyikan dari khalayak umum. Arriena mengalami berbagai hal sulit di dalamnya hingga berpotensi hilangnya nyawa dan memicu terjadinya perang. Akankah Arriena dapat menghadapi kemungkinan terburuk yang terjadi?" Yuk simak petualangan Arriena beserta kawan-kawan nya.

Vinta_Gesti · Fantasie
Zu wenig Bewertungen
8 Chs

buku Archaic misterius

"Aku pulang." Arriena memutar kenop pintu dengan pelan, melepas sepatu nya dengan sekali putaran jari tanpa menyentuh ujung sepatu sedikitpun. Kerlipan magis keluar dari ujung jari telunjuknya yang memutar indah.

Arriena tinggal sendirian dalam rumah yang sederhana dan terasa nyaman, di dalam rumah ia di temani burung hantu kesayangan bernama Wizzy, setiap pulang dari kegiatan di luar ia memiliki beberapa rutinitas, seperti bersih-bersih rumah dan menyiapkan makan malam, sembari menjalankan beberapa latihan sihir yang telah ia pelajari dari buku-buku pelatihan magis yang telah dia pelajari sejak kecil. Setelah makan, Arriena mencoba mengasah keterampilan sihirnya dengan mengeluarkan satu ayunan tongkat sihir. Ia mengumpulkan tenaga sihir dengan berkonsentrasi penuh dan mengeluarkan pesona sihir.

"Lux In Tenebris! " Ia mengucap sebuah mantra dasar.

Sebuah bola cahaya kecil muncul di depannya, Arriena memusatkan perhatiannya pada bola cahaya tersebut, menyesuaikan arah dan mengontrol pergerakannya dengan menggunakan tongkat sihir. Setelah beberapa saat berlatih, bola cahaya tersebut semakin terkendali dan terus bertambah besar. Namun, tiba-tiba, terdengar suara keras dari luar yang mengganggu konsentrasinya. Dia mencopot keadaan transnya dan pergi ke pintu.

"Apa yang terjadi?" Tanyanya pada seseorang  yang berdiri di luar rumah nya. Orang tersebut adalah Isaac, teman baik Arriena sekaligus rekan latihannya di dunia sihir.

"Ada berita mengejutkan dari akademiku, Rin. Ada beberapa siswa yang kehilangan kekuatan sihir mereka secara tiba-tiba. Mereka tidak bisa merasakan tenaga sihir sama sekali," ujar Isaac dengan wajah khawatir. Meski terkejut, Arriena mencoba tenang dan menarik Isaac untuk masuk ke dalam. Isaac dan Arriena duduk di ruang tamu, mereka memperbincangkan informasi terbaru tentang siswa di akademi yang kehilangan kemampuan sihir mereka.

"Hmm, mari kita lihat, menurutmu apa yang menjadi penyebab kehilangan kemampuan sihir pada siswa-siswa?, apa kau punya ide tentang itu?" Tanya Arriena.

Isaac menggaruk dagunya sejenak sebelum akhirnya menjawab, "Berdasarkan catatan sejarah, terdapat beberapa jenis kutukan sihir yang dapat mencabut kekuatan sihir dari individu sih." Arriena mendengarkan dengan seksama. "Lalu bagaimana cara membalikkan kutukan tersebut dan mengembalikan kekuatan sihirnya?" Tanya Arriena penasaran.

Isaac mengambil salah satu buku dari rak milik Arriena dan membukanya lalu menjawab, "Seharusnya itu bukanlah sebuah pertanyaan sulit bagimu jika telah selesai membaca buku ini. Menurut buku ini, dibutuhkan proses yang cukup panjang dan rumit untuk membalikkan kutukan sihir tersebut. Ada beberapa bahan alami yang dapat membantu mempercepat prosesnya, namun hasilnya tidak selalu berhasil."

Arriena bertanya, "H-hei kau cukup pandai, sebenarnya bahan alami seperti apa yang dibutuhkan untuk membalikkan kutukan sihir? Ahh semoga aku tidak akan pernah mendapat hal semacam itu. Mengerikan."

Isaac memeriksa kembali bukunya dan menjawab, "Beberapa bahan alami yang dibutuhkan seperti daun feverfew, susu kelapa, akar tanaman valerian, dan kalium nitrat. Menurut catatan di buku ini, perlu juga diadakan ritual khusus untuk memulihkan kemampuan sihir yang hilang."

Arriena diam-diam membaca buku tersebut, mencari tahu informasi yang lebih detail mengenai campuran bahan yang dibutuhkan. Setelah beberapa saat, dia menarik napas dan mengangkat kepala, "Ini memang tidak mudah, tapi kita harus mencoba. Kita tidak bisa membiarkan siswa-siswa tersebut kehilangan kemampuan sihir selamanya."

Isaac menggeleng. "Maaf Arriena, tetapi menurutku kita tidak akan sanggup. Proses membalikkan kutukan sihir tersebut terlalu berbahaya dan membutuhkan pengetahuan serta keahlian yang tinggi."

"Jangan pesimis Isaac," Arriena merasa yakin. "Kita bisa mencoba mencari tahu lebih dalam dan meyakinkan mereka yang lebih berpengalaman untuk membantu kita."

Isaac menghela nafas dan mengatakan, "Sebenarnya hal seperti ini cukup wajar terjadi sih di akademi ini. Kadang-kadang, siswa-siswa baru memang menghadapi beberapa kesulitan dalam penggunaan sihir mereka." Isaac lalu tertawa dengan bodoh. "Aku masih ingat bagaimana aku sempat merusak buku-buku di perpustakaan saat mencoba menguasai sihir teleportasi!"

Arriena spontan memukul kepala Isaac menggunakan tongkat sihirnya dengan keras sekali hingga suara bising pun terdengar. "Kamu ini membuatku khawatir, bodoh!" Ucap Arriena sambil mengoceh. "Aku pikir ini adalah sesuatu yang sangat-sangat genting!" Lanjut nya geram.

Arriena marah besar dan memutuskan untuk mengeluarkan mantra penghancur yang sangat kuat,

"MORS ULTIMA-!!!",

Namun segera dihentikan oleh Isaac yang memegang kedua tangannya sambil berteriak ketakutan, "Tunggu dulu, Arriena! Jangan-ma-mantra itu, aku tidak ingin di rusak!" Isaac tampak ketakutan dengan kelakuan impulsif Arriena.

"Sekali lagi kau membuat ku khawatir berkelanjutan,"

"Ku bunuh kau!"

Melihat kemarahannya tidak bisa dihindari, Isaac pun dengan cepat menenangkan Arriena dengan gaya khas humorisnya, "Haha tenang, Arriena. Aku hanya akan merusak beberapa tempat latihan pada akhir pekan, tidak perlu membunuhku sekarang."

Kata-kata konyol itu langsung membuat Arriena melupakan mantra penghancur tadi. Ia akhirnya melirik Isaac dengan pandangan tidak percaya, sambil mengembalikan tongkat sihirnya ke dalam sarungnya.

"Aku juga belum menguasai sihir hebat itu sih," ucapnya.

Arriena menghela nafas dalam-dalam, lalu memandang Isaac dengan sedikit kecewa, "Sepertinya ini tidak bisa terus berlanjut seperti ini, mengendalikan sihir itu bukanlah sesuatu yang mudah dilakukan. Aku harus memperdalam kemampuan sihirku, dan aku telah memutuskan untuk mendaftar ke akademi sihir terbaik, Melldfy's Academy."

Isaac terkejut mendengar keputusan Arriena, "Melldfy's Academy? Itu adalah akademi sihir terbaik di dunia! Bagaimana kau bisa mendaftar ke sana?" Ia bertanya dengan kagum.

Arriena tersenyum bangga, "Tentu saja aku memenuhi persyaratan mereka. Lagipula, aku memiliki talenta alam terhadap sihir, itulah mengapa aku bisa mengendalikan kekuatan yang begitu besar. Kau tidak pernah tahu, mungkin suatu saat aku bisa menjadi penyihir terhebat yang pernah ada," kata Arriena dengan mantap.

Isaac melihat Arriena dengan lesu, "Ahhh beruntung nya, dulu aku 3 kali tertolak di akademi tersebut karena potensi sihir ku lemah, padahal kan dalam tes tulis, nilaiku paling tinggi, enyebalkan."

"Apa maksudmu, Isaac? Bukankah kau tetap bisa melatih sihirmu dengan cara lain? Dan kau tahu? Aku masih belum menjalankan tes nya." Ucap Arriena memancing kesemangatan Isaac kembali.

"Benar-benar! Aku seharusnya tidak banyak mengeluh. Aku akan tetap terus berusaha dan meningkatkan kemampuan sihirku. Siapa tahu, suatu saat nanti aku bisa menjadi kurcaci dengan sihir terkuat di antara mereka semua!" Jawab Isaac dengan penuh semangat sambil membuat gerakan aneh dengan tangannya. Arriena tertawa melihat semangat Isaac yang konyol, "Siapa tahu, mungkin kau bisa menjadi kurcaci paling terkenal dalam sejarah, dan kemudian di kenal oleh para generasi selanjutnya!" Sahut Arriena dengan candaan.

Isaac tertawa terbahak-bahak, "Hahaha, tentu saja! Aku akan menjadi kurcaci paling terkenal dan paling dicintai di seluruh dunia. Tidak ada yang bisa menghalangi mimpiku, bahkan kepadatan rambutku!" Ucapnya sambil merapikan rambut keriting kecilnya yang berantakan.

Malam itu mereka menghabiskan waktu dengan candaan renyah yang nyaman di nikmati. Arriena tidak pernah merasa kesepian saat sahabat nya itu berada di dekatnya dan melakukan beberapa tingkah konyol.

"Hei hei, jangan bilang kau akan menginap di sini! cepat pulang! atau aku akan menggunakan sihir tingkat tinggi lagi?" Ancam Arriena.

Isaac terkekeh lalu berpamitan dan berjalan santai menuju pintu, Isaac berbalik, senyuman lebar di wajahnya nampak jelas, "Kau tahu, aku selalu bersenang-senang bersamamu, Rin. Sampai jumpa besok!" Dia melambaikan tangannya sebelum benar-benar keluar dari pintu, lalu dengan cepat ia mengaktifkan sihirnya untuk melayang dan menghilang dalam kabut asap.

Arriena memutuskan untuk segera pergi ke kamar dan istirahat. Namun saat menaiki tangga, ada sesuatu yang jatuh dari atas rak menggantung.

"Apa?" Batinnya. "Aku tidak ingat memiliki buku ini, buku macam apa ini? tampilan nya sangat kuno. Sepertinya tergolong dalam buku Archaic. Tapi kapan aku membelinya?" Tanya nya bingung dalam hati.

Arriena merasa penasaran dengan buku tersebut, lembaran awal ia buka dan mulai membaca. Namun ia tidak bisa mengerti isi dari buku itu. Isinya penuh dengan mantra dan ayat-ayat kuno yang tak dikenalinya. Walaupun susah mengartikan, Arriena merasa terpukau dengan buku tersebut setelah sedikit demi sedikit mulai memahaminya, dan memutuskan untuk membacanya lebih lanjut di malam yang gelap.

Malam itu Arriena merasa tidak enak badan, ia tidak bisa tidur dengan tenang, jendela kamarnya terasa kaku dan menyeramkan. Dia memutuskan untuk tetap membaca buku tersebut, kepalanya terasa pening karena terlalu asik membaca dan merenungkan isinya. Namun tiba-tiba, dia merasa ada sesuatu yang aneh sedang terjadi pada dirinya. Ia merasakan seakan ada aura gaib yang menyelimuti tubuhnya dan meresap ke dalam dirinya.

"Apa yang sedang terjadi?!" Ucapnya panik.

Arriena melihat sekeliling kamar dan menemukan bahwa buku itu sekarang bersinar terang dalam kegelapan. Dia merasa bingung dan takut, lalu tiba-tiba kepalanya kembali terasa pusing, ia merasakan tubuhnya mendadak menjadi ringan. Maka tanpa sadar, dia melakukan gerakan aneh, yang di lanjutkan dengan membaca sebuah mantra yang tertulis di halaman buku tersebut.

"Apparat- tidak!!! Apparate digunakan oleh para penyihir untuk pindah tempat secara instan. Tapi penyihir tersebut harus memiliki kemampuan khusus dan melalui proses pelatihan yang ketat untuk dapat menggunakan mantera ini dengan aman dan benar tanpa menimbulkan risiko atau berakhir di tempat yang salah." Ucapnya panik mengingat ia belum sepenuhnya menguasai mantera tersebut.

Pandangan nya mendadak buyar, setelah itu Arriena merasa sangat lelah dan pingsan.

Sekilas, dengan pandangan matanya yang mulai meredup, ia melihat seorang wanita dengan tudung aneh mendekatinya, mengelus kepalanya.

"Anakku, kau sudah semakin pintar." Ucapnya lalu tertawa mengerikan membuat Arriena langsung tidak sadarkan diri.