webnovel

Me is me

rannaya · Urban
Zu wenig Bewertungen
108 Chs

Maafkan aku Sweety part 1

sudah dua hari riri di rawat, dan belum sadarkan diri juga. membuat zhi han yang menemaninya sangat cemas walaupun perkembangan kesehatannya berangsur angsur membaik, rima, prima dan uncle lee setiap waktu menemani di rumah sakit. sedang zay harus membagi waktu antara pekerjaan, tunangan dan adik sepupunya. ia pun tak merasakan letih sekalipun apabila menyangkut perihal keluarganya. setelah kematian zian kakak sepupunya zay merasa bertanggung jawab atas keluarga zian. ia sangat menyayangi adik sepupunya.

zhi han yang tertidur di samping

tempat tidur istrinya merasakan pergerakan pada perut istrinya sepertinya bayi twins sedang bergerak gerak. membuat zhi han kaget dan terbangun merasakan hal yang berbeda dari sebelumnya. ini baru pertama kalinya zhi han merasakan kedua bayinya menyapanya lewat pergerakan. zhi han pun membelai perut istrinya dan berdoa semoga istrinya merasakan hal yang sama. ada uraian senyum bahagia di wajah zhi han ' semoga ini pertanda baik agar istrinya segera sadar'ucapnya.

" zhi han makanlah dulu, kalian juga...jangan sampai sakit " ucap bibi zhi han yang membawakan makanan untuk keluarganya. zhi han pun menoleh kepada bibinya yang datang membawakan makanan.

" kalian aja duluan , aku sudah makan.." ucap prima menyuruh yang lainnya untuk makan. zhi han pun bangkit dari sisi istrinya karena ia merasakan lapar pula, waktu makannya sekarang hanya sekali sehari, ia tak mau meninggalkan istrinya hingga lupa akan asupannya sendiri. mereka pergi ke kantin bersama.

" sadar dong cuut... kita semua sayang sama kamu cuut... gak kasian ama si kembar apa...molor melulu.." ucap prima.

susterpun datang memeriksa dan menyuruh prima agar mengambil cairan tambahan infus di apotek. terlebih selang pernafasan sudah di lepas. membuat prima lega. artinya kondisi riri sudah sangat membaik. iapun beranjak dari duduknya untuk mengambil cairan infus.

tak berapa lama, mata riri terbuka.. ia merasakan tubuhnya sangat sakit, ia mencoba mengerjapkan matanya berkali kali sambil mengenali ruangan tempatnya berbaring sekarang.

" inikan rumah sakit," ucap riri begitu melihat keadaan sekelilingnya.

" aww..." ucapnya meringis dan bangkit perlahan. melihat kembali sekeliling... karena sepi. ia menjejakkan kakinya di lantai dan mendorong selang infus, ia buka pintunya dan mencari udara segar. sampai ia menemukan balkon yang teduh. ia pun duduk sambil memejamkan mata dan menghirup udara segar di sore hari.

sementara zhi han cepat cepat menyelesaikan makannya. agar bisa secepatnya menemani istrinya. ia berjalan dengan tergesa gesa. namun langkahnya terhenti sejenak saat melewati balkon luas rumah sakit. ia melihat sosok yang sangat dikenalinya sedang tersenyum cantik dengan rambut terurai di sapa angin sore. sesekali sosok tersebut membelai perut buncitnya pelan kemudian tersenyum kembali sambil memejamkan matanya. zhi han berjalan mendekati perlahan tanpa sosok di depannya sadari. ia pandangi sosok wanitanya yang sangat ia rindukan. tanpa sadar ia memberikan kecupan bertubi tubi ke wajah wanita itu. membuat wanita itu yang tak lain istrinya kaget.

" aaiiisshh... kamu.." ucapnya menghindari sebuah ciuman itu dan memandangi sosok lelaki di sampingnya. matanya yang hijau menghipnotis zhi han seketika. dan zhi han mendaratkan ciuman di bibir manis istrinya. riri menikmati sebentar kemudian menjauh perlahan.

" eits... kamu...kamu ngapain..." ucap riri kesal.

" ini kamu kan sweety...iya kan..." ucap zhi han setengah tak percaya istrinya sudah sadar.

" bukan... main nyosor aja..." ucap riri.

" ihh..sweety kamu ngegemasin banget siih.." ucap zhi han menggoda.

" klo gak percaya ngapain main nyosor gitu.." ucap riri sebal.

zhi han pun memeluk istrinya erat.

"maafin aku sweety...maafin aku honey" ucap zhi han merasa salah.

mereka berpelukan lama, dan menyadari ada pergerakan di perut riri,

segera mereka lepaskan pelukannya dan meraba perut riri.

" mereka gerak gerak lagi..." ucap zhi han.

" emang kamu sudah pernah merasakan mereka gerak gerak " ucap riri.

" baru hari ini, rupanya mereka mau kasih kabar ke aku semuanya baik baik aja" ucap zhi han senang. kemudian meraba kening istrinya memastikan tidak ada lagi demam.

" kita mesti kasih tahu dokter sweety kamu sudah sadar.." ucap zhi han menarik tangan riri perlahan. tapi riri menahannya.

"nanti ya..aku masih mau menikmati suasana kayak gini... hmmm" ucap riri sambil menghembuskan nafas perlahan. membuat zhi han mengurungkan niatnya dan membiarkan istrinya menikmati suasana yang nyaman. mereka larut dalam keheningan sesekali saling berpandangan dan melempar senyum satu sama lain.

sedang prima yang kembali ke dalam kamar tempat riri dirawat panik karena sang pasien tak ada di tempat.

" haduh...cu..cuucuut ngilang lagi...kemana tuh awewe...bisa di marahin nih aku.." ucapnya panik dan menaruh cairan infus. kemudian setengah berlari mencari cari sosok sahabatnya.

membuat rima, bibi dan uncle lee yang berjalan menghampirinya.

" kamu kenapa prim...kok kayak orang bingung..." ucap rima

" si cucuut..ngilang..." ucapnya sambil matanya terus mencari cari.

" haah..kok bisa sih... ya udah kita cari sama sama..." ucap rima turut panik. uncle lee segera saja turut mencari bersama istrinya.

sambil terus mencari mata mereka tertuju pada sosok zay dan sesaria di samping balkon seperti sedang melihat sesuatu.

" wooyyy...ngapain kalian berdua di sini " ucap prima mengagetkan zay dan sesaria.

" apaan sih prim, tuh si cucut lo udah sadar langsung jalan jalan kayaknya..." ucap zay sambil tersenyum.

" agassi sudah sadar...syukurlah" ucap uncle lee.

" iya..ya...haduuh si cucuut senang banget bikin orang panik" ucap prima sambil menggelengkan kepalanya.

sebenarnya mereka sangat iri melihat pemandangan mesra suami istri yang saling merindukan.

" semoga aja jeng ri...ini pertanda baik buat kamu jeng " ucap rima sambil berdoa, ia lega sahabatnya sudah sadar bahkan di temani suaminya sendiri.

" cekreekk..." bunyi blitz camera dari bibi zhi han membuat yang berada di sampingnya menoleh..

" bibi juga hobi fotografi ya..kok sama ya kelakuannya sama uncle lee " ucap sesaria. membuat uncle lee senyum senyum tak enak dan memandang sang istri.

" lah..kamu juga sama ama Zay..." ucap prima menimpali.

" apanya yang sama kak... " ucap prima.

" bawelnya..." ucap prima lagi sambil tertawa.

" yee...dasar frangky..." ucap zay membalas ucapan prima.

" gak kamu yang sama dengan rima.. " balas zay lagi.

" apanya..." ucap rima dan prima bersamaan.

" sama sama mendam perasaan..." ucap zay dan sesaria bersamaan. sambil tertawa cekikikan.

" ihh..gak bangeeett..." ucap rima kesal.

" duuuhh...berisik banget ya kalian... gak bisa tenang dikit apaa..." ucap riri setengah berteriak melihat kegaduhan keluarganya.

" sorryyyy...." ucap zay, sesaria ,rima dan prima bersamaan sambil tersenyum ke arah riri dan zhi han.

" kompak banget jawabnya, pasti ada yang direncanain nih..." ucap riri sambil berjalan mendekati mereka.

zay pun menyambut tangan riri perlahan dan mencoba membantunya berjalan.

" pelan pelan sweety...kondisi kamu masih lemah" ucap zhi han menyusul istrinya kemudian menjauhkan tangan zay dari pegangan riri. membuat sesaria tersenyum, ada kelucuan yang terlihat di hadapannya karena ada kecemburuan yang antara zay tunangannya dan zhi han suami adik sepupu tunangannya. sesa pun memegangi tangan tunangannya saat tunangannya kembali ingin memegang tangan riri. sesa menggeleng, mengisyaratkan ' biarkan mereka' membuat zay mendengus kesal.

mereka akhirnya sampai ke ruang rawat inap riri dan membaringkannya perlahan. segera prima memanggil dokter agar segera memeriksa riri sahabatnya.

" gimana om..." ucap zay.

" syukurlah semua membaik, bayinya kuat dan sehat" ucap sang dokter membuat yang mendengarnya lega. namun riri berpaling membelakangi suaminya saat suaminya ingin menggenggam erat tangannya. zhi han paham istrinya masih marah. namun ia tak mau membuat suasana yang tadinya nyaman berubah tak enak kembali, ia hanya tersenyum sambil mengusap pelan kepala sang istri.

' syukur deh semuanya membaik ' ucap sesa dalam hati.

' kalau bukan suami ade aku, udah aku gebukin lagi nih lelaki, mudah mudahan ia lelaki yang baik nantinya mampu jaga ade gue,awas aja klo bikin ade gue kayak gini lagi...huuhh bakal aku bikin habis deh kamu ' ucap zay yang masih menyimpan kekesalannya.

" ya sudah, karena sudah membaik keadaan riri, mending kita semua pulang deh buat istirahat, biarkan mereka punya waktu berdua ngelepas kangen..." ucap rima pada yang lain.

" ok..klo ada apa apa cepat hubungi kita ya boss, jangan sampai pukulan yang kemaren lagi yang bakal jadi jawabannya klo kamu gak kabarin ke kita kalau ada apa apa" ucap peima sambil memandangi ekspresi zay.

" iyaa...pasti kok aku kabari nanti klo ada apa apa, terimakasih atas perhatian kalian ke istri aku ya.. " ucap zhi han.

" itu sudah semestinya, riri sangat berharga buat kami, ingat itu " ucap zay sambil menghampiri riri yang masih tidur membelakangi suaminya.

" Dee...abang pulang ya... jangan mikirin yang macem macem, istirahat aja ok.." ucap zay yang melihat riri berbalik kemudian tersenyum simple di sambut cubitan gemas zay di pipinya. membuat zhi han merasa risih. apalagi riri kembali berbalik dan membelakanginya.

" pulang ya kak..." ucap sesaria yang di gandeng zay dan pergi meninggalkan mereka. di susul yang lainnya.