webnovel

Sebuah Luka

Satu minggu setelah kejadian malam itu, yang semua orang tidak ingin melaluinya. Rumah megah itu tampak sunyi seakan tak berpenghuni di dalamnya, hanya ada seorang asisten rumahtangga yang sedang sibuk membersihkan halaman belakang rumah mereka. Ia bernama Mbok Ijah, Mbok Ijah adalah asisten rumahtangga satu satunya yang bekerja dirumah tersebut, ia cukup lama bekerja dengan Pak Farzan, bahkan sebelum majikannya tersebut menikah.

"Duh Gusti,,,,rumah segini besarnya kok yo sepi banget" gerutu Mbok Ijah

"Kapan to yo...tuan dan nyonya ini punya keturunan? nanti kan bisa ngeramaikan rumah ini dengan tangisannya" meski mulutnya berbicara sendiri, namun tangannya masih sibuk mencabuti rumput liar yang tumbuh diantara tanaman bunga yang mulai bermekaran.

Di tempat yang lain, disalah satu ruangan perkantoran sebuah perusahaan, tampak Pak Farzan sedang sibuk dengan setumpuk pekerjaannya. Saat ia sedang fokus dengan salah satu map didepannya, ia dikagetkan dengan suara hand phonenya yang berdering, terlihat dari layar tampak nomor sang istri yang tertera.

"Hallo Assalamu'alaikum, ada apa Mah?"

"Wa'allaikumsalam, kapan Papah jemput Mamah?" jawab sang istri yang ada diseberang telepon

"Kemarin kan kata dr.Joko hari ini Mamah sudah boleh pulang" lanjutnya

"Iya Mah, Papah ingat kok kalau hari ini Mamah sudah bisa pulang" Pak Farzan menimpali

"Nanti Papah jemput saat jam makan siang, karena saat ini Papah masih harus nyelesaikan beberapa urusan dikantor." Lanjut Pak Farzan

"Ya sudah Mama tunggu" dengus sang istri tampak kesal karena harus menunggu sang suami

"Iya" jawab Pak Farzan dengan singkat sambil menutup teleponnya, Pak Farzan mengingat kejadian malam itu, saat ia menangis didalam kamar dan bermaksud keluar untuk mencari sang istri, meminta menjelasan yang diucapkannya dan menghalanginya agar tak melakukan tindakan bodoh itu. Tetapi apa yang iya dapati? sang istri terkulai tak sadarkan diri dibawah tangga dengan kaki yang berlumuran darah. Pak Farzan shok melihat itu semua, dalam hati bergumam "Apa yang terjadi?" hingga sebuah guntur menyadarkannya dari lamunan, lalu iya menghampiri sang istri.

"Maaaah"

"Apa yang terjadi Mah? Mah bangun mah"

"Mah bangun"

Dengan rasa panik Pak Farzan membopong istrinya dan dilarikan ke rumah sakit. Didepan ruang IGD Pak Farzan mondar mandir menghilangkan kecemasannya, tiba tiba salah satu dokter keluar ruangan dan di hadang oleh Pak Farzan.

"Bagaimana keadaan istri saya dok?"

"Keadaan istri bapak masih dalam observasi tim dokter, karena istri Bapak mengalami pendarahan yang banyak dan kondisi janin yang ada dalam kandungannya mengalami penurunan detak jantung, jadi tim dokter masih melakukan tindakan untuk menghentikan pendarahannya, Bapak berdo'a saja semoga semua baik baik saja, kalau begitu saya permisi." Ucap sang dokter sambil menepuk bahu Pak Farzan menunjukkan rasa empatinya kepada suami pasien. Mendengar penjelasan sang dokter Pak Farzan terkulai lemas dilantai setelah dokter tersebut pergi,

**catatan**

"Maaf ya para pembaca hari ini authornya agak telat Up, karena hari ini author lagi haur banar na 😁

Jangan lupa coment duuunk jangan jadi pembaca gelap, coment kalian buat tambah semangat author buat nulis dan ngelanjutin babnya"