"Romo sama sekali tidak pernah membedakan antara dirimu dan kakakmu, Sayang. Jangan salah sangka. Di depan suamimu kau bisa memprotes kebijakanku. Itu keistimewaanmu. Kau bisa mengungkapkan apa yang menjadi isi hatimu dengan lantang tanpa memikirkan apakah yang kau katakan itu menyakitiku atau tidak. Aku ini ayahmu, Nak. Aku yang berhak dan wajib membimbingmu. Jangan pernah sekali-kali menganggap bahwa kasih sayangku kepadamu lebih kecil dibandingan dengan kasih sayangku kepada Amira. Memang benar, kau dan Amira hanya beda beberapa menit, tidak ada istilah kakak dan adik karena kalian kembar. Tapi bagi Romo kalian memang seperti Kakak adik. sikap manjamu yang kau tunjukkan membuat kami berpikir bahwa kau adiknya dan Amira kakaknya. "
"Tetap saja aku yang menjadi adiknya."
"Sayang, pergilah ke kamar Ibumu dan dengar apa yang dia katakan! Menurutlah padanya karena ridha Allah ada pada ridha orang tua. Jangan sekali-kali membantah walau kau merasa dalm posisi yang benar."
Unterstützen Sie Ihre Lieblingsautoren und -übersetzer bei webnovel.com