Seorang wanita dengan masker di wajahnya, berdiri di belakang mereka.
"Siapa kamu?"
"Aku? Apakah penting mengetahui siapa diriku?" tanya gadis itu dengan suara lembutnya. Andi yang sudah dalam kondisi tertotok hanya mendengar percakapan mereka tanpa mampu memandang si pemilik suara lembut yang sedang mencoba membebaskannya.
"Tentu saja tidak penting kalau kau tidak mencoba menggagalkan rencana kami. Tapi karena kau sudah terlalu lancang menghentikan aksi kami, maka saat ini juga kau sudah masuk daftar orang yang paling diburu oleh the Blue Gank"
Mendengar nama the Blue Gank, Andi terkejut. Gank itu sudah lama ia dengar. Kiprahnya di dunia mafia dan dunia hitam sudah membuat orang-orang yang mendengar nama gang itu menciut.
"Pantas saja mereka kuat. Mereka orang-orang pilihan yang dipilih oleh ketua gang. Hhh, walaupun ada yang mencoba membebaskan aku, namun jujur aku tidak yakin kalau wanita yang akan menolongku akan mampu mengalahkan ketiga laki-laki ini," pikir Andi. Ia memejamkan matanya, mencoba memohon ampunan pada Tuhan atas segala dosa yang ia lakukan. Kalaupun ia harus mati hari ini, paling tidak, dosa-dosanya sudah diampuni.
"Jadi kau anggota The Blue Gank? Pantas saja beraninya hanya main keroyok. Tidak berani melawan satu lawan satu. Kalaupun kalian menang atas laki-laki yang lemah itu, aku jamin hati kalian tidak akan tenang."
"Tutup mulutmu perempuan. Aku sama sekali tidak berminat untuk melawanmu. Manusia lemah yang hanya bisa menangis dan merengek meminta mainan pada ibumu."
Wanita itu tersenyum.
"Benarkah? Kau juga berfikir bahwa aku hanya mampu untuk menangis saja?"
"Tentu saja iya. Apa yang bisa kau lakukan selain itu? O iya, aku tahu, kau pasti hanya bisa berdandan, memegang cermin dan belanja. Tidak lebih. Cih."
Gadis dengan masker di wajahnya hanya menggeleng. ia segera mengumpulkan tenaganya agar ia tidak terlalu terlena pada percakapan yang bisa jadi akan melenakan pertahanan dirinya. Melihat gadis itu hanya tersenyum, anggota the Blue Gank merasa kesal karena mereka merasa seolah sedang diejek oleh perempuan, manusia yang lemah.
"Terima kasih atas semua pujianmu padaku, Tuan The Blue Gank. Aku merasa tersanjung."
"Katakan siapa dirimu!"
"Aku? Apakah kau belum pernah mendengar namaku?"
Gadis bermasker memandang laki-laki di hadapannya dengan mata tajam setajam elang. Matanya menyipit mencoba mengawasi mereka. Ia sedikit terkejut melihat tato bergambar elang berwarna biru yang ada di tangan kiri. Gadis itu tahu bahwa semua anggota Blue Gank akan memiliki semua tanda itu.
"Memangnya kau siapa menganggap semua orang harus tahu siapa dirimu? Kau tahu kau akan memiliki nasib yang sama dengan laki-laki ini. Kami telikung tanganmu dan akan kusumpal mulutmu. Kami akan mencincangmu dan memberikan potongan tubuhmu ke peliharaan bos ku"
"Kalau kau mampu melakukannya. Kalau tidak? Bukankah kau sendiri yang akan mengalami hal yang baru saja kau katakan?"
"Hei, Jalang. Silakan kau pulang dan tidur di kamarmu sebelum aku benar-benar melaksanakan apa yang kuucapkan?
"Tentu saja aku akan pulang kalau kau sudah melepaskan laki-laki ini."
Laki-laki berpakaian warna merah mengepalkan tangannya dan melangkah mendekati gadis bermasker jingga. Ia segera meninju wajah gadis bermasker orange, namun dengan tenang gadis itu menghindar ke samping. Anggota the Blue Gank terpana. Baru kali ini ia gagal mendaratkan pukulan justru pada seorang gadis.
"Kurang ajar. Kau bukan hanya wanita murahan tapi juga wanita kurang ajar. Berapa kali kau membuat aku marah? Jangan pernah berpikir untuk tersenyum apalagi menertawakan aku."
"Kalau kau memukul musuhmu dengan emosi, aku yakin kau akan kehilangan fokus. Aku sarankan, kendalikan emosi dan jangan terpancing situasi di sekelilingmu."
Andi terpana mendengar kalimat gadis yang menolongnya. Ia kagum pada ketenangannya dan rasa percaya diri yang sama sekali tidak dimiliki wanita lain. Andi yang masih diam dalam posisi tertotok, hanya mampu menikmati situasi dengan tenang. ia sudah tidak memiliki rasa seperti saat awal mendapat perolongan gadis bermasker orange. Hatinya terasa tenang.
"Hei jalang kurang ajar, katakan siapa namamu sebelum aku berhasil membunuhmu. Jangan buat aku penasaran karena setelah kau mati, aku tidak bisa bertanya tentangmu pada yang lain."
"Aku Mawar Jingga'
"Mawar Jingga?"
Anggota Blue Gank terpana mendengar nama yang baru saja disebutkan oleh gadis di hadapannya. Selama ini ia tidak pernah menyangka kalau akan bertemu langsung dengan gadis bernama Mawar Jingga, gadis yang terkenal kedigdayaannya di kalangan hitam.
"Ya. Apakah kau tidak tahu siapa Mawar Jingga?"
"Kau wanita lemah yang selama ini dicari oleh Bosku. Serahkanlah dirimu dan aku akan mengampunimu.'
"Jangan pernah bermimpi untuk mendapatkan diriku. Bahkan orang yang kau panggil Bos sekalipun, ia tidak akan mampu menangkapku."
"Sudah jangan banyak bicara Jo, lenyapkan saja dia dan kita akan membawanya pada Bos." Perintah laki-laki kedua. Laki-laki pertama yang sejak tadi memegang tubuh Andi segera melepaskan Andi begitu saja. Sehingga mau tidak mau, tubuh Andi terjerembab jatuh di tanah tanpa ampun. Andi merasakan betapa remuknya tubuh yang terhempas, namun tangannya tidak bisa reflek mengelus bagian tubuhnya yang sakit.
Dua pria maju mendekati Mawar Jingga, sedang satu pria berjaga mengawasi barangkali ada orang dibalik kehadiran Mawar Jingga.
Mawar Jingga memasang kuda-kuda depannya, mengawasi pergerakan lawan yang semakin mendekat dengannya. Dua pria yang mendekatinya segera memasang kuda-kuda juga megikuti Mawar Jingga. Satu dari mereka maju dan menjulurkan tangannya mencoba menyerang. Mawar jingga menggeser kepalanya ke kanan, menghindari pukulan lawannya. Gagal dengan pukulan pertamanya, laki-laki pertama menonjok wajah Mawar Jingga dengan tangan kirinya, namun sekali lagi, Mawar Jingga menggeser tubuhnya kearah berlawanan.
"Kurang ajar! Kau benar-benar ingin menjajal ilmuku rupanya." Sungut aki-laki pertama. Laki-laki kedua yang sudah tidak sabar mencoba menyerang Mawar Jingga dari bagian samping, namun dengan sigap ia Jingga membuat sebuah tendangan memutar. Tendangannya mengenai kepala laki-laki kedua tepat di pelipis kirinya.
"Kau benar-benar memukul genderang perang denganku, Nona. Jangan salahkan aku kalau kau akhirnya harus kami bunuh."
Mawar Jingga tersenyum,
"Jangan terlalu percaya diri kalau kau saja masih belum mampu menyentuhku!"
Dua laki-laki di hadapan Mawar Jingga akhirnya saling pandang lalu menganggukkan kepala. Mereka maju bersama-sama menyerangnya, membuat Mawar Jingga harus bersalto menghindari serangan. Dia mendaratkan kakinya di pundak salah satu lawannya dan menyarangkan tendangan di kepala pria kedua. Tubuh pria kedua yang terkena tendangan segera oleng, lalu jatuh tertelungkup di tanah keras di bawahnya. Mawar Jingga segera menghentakkan kakinya dan bersalto ke udara lalu mendaratkan tubuhnya di sebelah Andi yang hanya mampu menyaksikan adegan di hadapannya dalam diam. tangannya lincah menotok punggung Andi, melepaskan sumbatan di punggung. Andi mencoba untuk bangkit. Tangannya meraih ponselnya meminta bantuan anak buahnya.
"Frans" Jo, Salah satu anggota Blue Gank menjerit, menyaksikan sahabatnya jatuh. Ia segera mendekati tubuh Frans dan mencoba mengangkat tubuh Frans yang terkulai tak berdaya.
Pria ketiga yang sejak tadi terpana menyaksikan kemampuan bela diri Mawar Jingga terperanjat menyaksikan kejadian yang begitu cepat. Ia akhirnya melangkah mendekati tubuh Frans dan mencoba menolongnya. Membawa tubuh Frans ke mobil dan membuka pintu lalu masuk ke belakang kemudi. Jo yang menyaksikan temannya masuk mobil segera mengikuti langkah Willy, pria ketiga.
Mawar Jingga hanya tersenyum menyaksikan ketiga laki-laki yang menyerangnya meninggalkannya dengan Andi yang masih duduk tak berdaya.
"Akhirnya kalian menyerah juga rupanya." Gumam Mawar Jingga sambil tersenyum dia segera melangkah mendekati Andi dan membantu Andi berdiri.
"Lain kali jangan gegabah. Kemanapun akan pergi silakan mencoba hubungi teman-temanmu, apalagi kau sedang mengintai pertahanan lawan."
"Terima kasih atas bantuanmu, Nona. Tadinya aku berfikir bahwa kita akan berada di markas mereka bersama."
"Kau meragukan kemampuanku?"
"Awalnya iya, namun melihat betapa lincahnya dirimu, aku menjadi mengubah harapanku menjadi kenyataan. Lalu dengan apa aku harus membalas semua baik budimu?"
"Dengan pergi dari wilayahku dan jangan sekali-kali mencoba mengusik ketenanganku."
Andi terperanjat mendengar syarat yang diajukan Mawar Jingga. Ia sama sekali tidak menyangka bahwa wibawa gadis itu benar-benar mampu membuatnya terpana.
"Baiklah, Nona. Aku akan meninggalkan wilayahmu dan berjanji tidak akan mengusik ketenanganmu walau sebenarnya aku tahu sahabatku akan kecewa atas kekalahanku."
"Siapa sahabatmu?"
"Dia sekarang di Eropa." Andi yang hampir keceplosan untuk membocorkan rahasia tentang Khalid segera membelokkan topiknya dengan jawaban yang sama sekali tidak nyambung.
"Kau bahkan ingin mencoba membohongiku. Katakan saja siapa orang yang menyuruhmu datang ke sini!"
Nada suara Mawar Jingga meninggi.
"Maaf Nona, saya benar-benar tidak bisa menjawab pertanyaan Nona saat ini. Maaf"
"Baiklah. Sekarang pegilah! AKu akan mencari sendiri jawabannya."
Mawar Jingga meninggalkan Andi dengan bersalto beberapa kali. gerakannya yang cepat tak mampu ditangkap oleh mata telanjang Andi yang masih terpana menyaksikan kesaktian Mawar jingga yang luar biasa.