Andra yang mundur karena merasa tertipu, kini duduk di sudut alun-alun sambil memandang ke arah panggung. Matana nanar memandang kesal kepada setiap peserta. Said yang juga kesal dengan kekalahannya segera mendekati Andra. Ia pandang laki-laki tampan yang sedang murung. Said mengulurkan tangannya meminta Andra untuk berjabat tangan.
"Kenalkan, namaku Said. Kelihatannya kau sedang kesal sekarang?"
Andra memandang tangan Said tanpa berniat membalas jabat tangan laki-laki itu membuat Said menarik tangannya kembali.
"Kalau kesal jangan di sini. Ini saatnya kita bersenang-senang. Kita kan banyak hiburan. Kau bisa datang ke pasar kenanga dan menikmati kekalahanmu dengan menghibur diri di sana, bagaimana?"
Unterstützen Sie Ihre Lieblingsautoren und -übersetzer bei webnovel.com