webnovel

166. Siapa Said?

"Apa obat penawar racunnya, Khalid?"

"Kopi Tanah, Yang Mulia Sultan. Dinda Amira meminum air yang dicampur tanah. Alhamdulillah tubuh yang semula diare, setelah minum satu kali diarenya sembuh dan sampai hari ini Dinda Amira tidak lag buang-buang air. Saat minum kedua kali, ia sudah mulai merasakan lapar, padahal awalnya ia selalu menolak makan. Aku sangat senang melihat perkembangan istriku, Kanjeng Romo. Tapi, meski sudah sehat, aku sama sekali tidak ingin membawa istriku untuk hadir di acara lamaran kali ini."

"Iya, tidak apa-apa. Kau bawa saja sepasang cincin batu giok itu dan pasangkan ke tangan istrimu dan pasangkan ke jarimu."

Khalid mengangguk. ia benar-benar bahagia karena sikap manis sultan Adyaksa kepadanya saat ini memberikan energi booster padanya setelah dipandang sebelah mata oleh keluarga Arsan.

Gesperrtes Kapitel

Unterstützen Sie Ihre Lieblingsautoren und -übersetzer bei webnovel.com