***
Hanya butuh waktu lima belas menit sejak telepon ditutup sampai bel apartemen Aletta berbunyi. Arkhano yang memang sedang menunggu kedatangan orang tua Aletta pun langsung ke luar dari kamar menuju pintu. Dia menarik gagang pintu dari dalam yang otomatis akan langsung terbuka tanpa kartu.
Wajah Stefani tampak pertama kali. Gurat-gurat penuaan telah muncul di sekitar mata dan pipi. Varrel pun sama, hanya ditambah ada guratan di kening. Waktu memang telah banyak terlewat sampai Arkhano menyadari tanda-tanda penuaan tersebut.
"Tante Stefani, Om Varrel," sapa Arkhano membuka pintu lebar-lebar.
Wanita itu tiba-tiba langsung memeluk Arkhano sembari berjinjit. Arkhano dan Varrel sama terkejutnya, namun pria yang memakai kemeja putih itu langsung membalas pelukan Stefani.
"Sudah sangat lama, Nak. Tante tak tahu kabarmu sama sekali," ujar Stefani hampir menangis.
"Memang sudah lama, Tante." Manik Arkhano tak lepas dari Varrel yang menatap mereka sambil menghela napas.
Unterstützen Sie Ihre Lieblingsautoren und -übersetzer bei webnovel.com