***
Arkhano akhirnya mengangkat HP yang terus berbunyi di sepanjang perjalanan menuju kantor Aletta.
"Aku sibuk. Undur jadwal hari ini," ujar Arkhano dengan suara agak sengau saat telepon tersambung. Baru saja hendak dia matikan, suara Eduart terdengar menggelegar dari sana.
"Arkhano Wijaya, kembali ke kantor!"
"... Ayah?" kaget Arkhano. Jelas-jelas di layar ponselnya tertulis nama Kenneth.
"Ayah tidak tahu apa yang kamu lakukan di luar sampai bilang sibuk begitu. Tapi, G20 jauh lebih penting! Kembali, Arkhano!" perintah Eduart dengan tegas. "Kamu mau melarikan diri dari tanggung jawab mu?"
"Ayah ... aku ...."
"Ayah tidak mau mendengar pembelaan. Kamu penanggung jawab proyek G20 sejak awal. Jangan mengacaukan pekerjaan, apalagi sampai memalukan nama keluarga dan perusahaan. Kamu tahu dengan pasti, kalau proyek kali ini dalam skala global yang juga membawa nama Indonesia," ujar Eduart dengan tajam. Setelahnya, sambungan telepon pun terputus.
Unterstützen Sie Ihre Lieblingsautoren und -übersetzer bei webnovel.com