***
"Nah, itu dia Ale," celetuk Stefani saat pintu kamar inap terbuka dan menampilkan Aletta yang membawa satu kantung belanjaan ukuran sedang yang mengembung. "Kenapa lama sekali, Le? Mama sampai khawatir."
Aletta menghela napas gugup, kemudian tersenyum simpul. "Toilet dan kasirnya antre, Ma," jawabnya terasa pahit karena sudah berbohong. Dia menatap Varrel yang sedang memperhatikannya, kemudian melangkah menuju bangsal dengan perlahan. "Ale beli minum, roti, dan bubur di kantin. Habis ini, biar Ale saja yang mengurus surat rujukan ke rumah sakit lain di resepsionis." Dia mengeluarkan bubur yang dibungkus dalam styrofoam. "Papa makan dulu, ya?"
"Biar Mama yang suapi," pinta Stefani menengadah, meminta styrofoam tersebut dan Aletta segera memberikannya.
Gadis cantik itu tersenyum lagi. Dia tanpa sadar menggigit bibir bawah saat melihat Varrel yang menatapnya dalam.
"A ... huh ...." Varrel berusaha memanggil anak gadisnya, tetapi lidahnya kelu untuk memanggil nama Aletta.
Unterstützen Sie Ihre Lieblingsautoren und -übersetzer bei webnovel.com