[Maaf, chapter ini akan direvisi nanti]
***
Napas Aletta terdengar teratur. Gadis itu berdiri di depan cermin besar di kamar mandi sambil meraba-raba jejak musim semi yang tertinggal di setiap inci kulit tubuhnya yang polos tanpa sehelai benang. Dia mengulum senyum malu, membuat wajahnya merona merah dan terasa panas.
"Semalam itu," gumamnya menyentuh bibir yang membengkak.
[Flashback on]
"Ah... hah... hn... Arkhano," desah Aletta di setiap gerakan sang kekasih yang memanjat tubuhnya. Dia mengalungkan tangan pada leher Arkhano, menengadah, melihat plafon yang gelap tanpa cahaya.
Decitan ranjang, kegelapan, suara napasnya dan Arkhano yang bersahut-sahutan, serta suara kulit yang bertabrakan membuat atmosfer di antara mereka semakin panas.
"Hngghh!" Aletta mengadu tertahan saat bibir dan lidah Arkhano memainkan puncak dadanya dan bergerak sekaligus. "Ha ... uh ... hmm, Arkhano ...."
Unterstützen Sie Ihre Lieblingsautoren und -übersetzer bei webnovel.com