Entah apa yang terjadi dengan hari ini, tapi Giana jelas- jelas memancing orang- orang yang berinteraksi dengannya untuk menamparnya lagi.
Seperti apa yang Aidan rasakan kali ini.
Namun, beruntungnya pria itu dapat mengontrol emosinya tepat waktu sebelum dia menampar Giana untuk kedua kalinya.
Aidan bukanlah tipe pria yang akan memukul wanita, tapi entah kenapa dia merasa kata- kata Giana akhir- akhir ini sungguh keterlaluan dan hal ini juga yang membuatnya gelap mata.
Atau mungkin karena perasaan ini bercampur baur dengan rasa kesalnya karena Zia mengabaikan panggilan teleponnya. Ya, saat pertama kali Aidan menampar Giana pun perasaannya sedang tidak keruan karena Zia.
Jadi, bisa dilihat bukan? Bagaimana Zia begitu mempengaruhi mood dan kehidupannya?
Unterstützen Sie Ihre Lieblingsautoren und -übersetzer bei webnovel.com