Givana terbangun pukul enam pagi lebih lima menit. Ia memegang kepala yang terasa pusing dan mata berat karena menangis semalaman. Ia beranjak dari ranjang untuk memeriksa penampilannya di depan cermin. Meringis kecil melihat bayangannya yang mengenaskan sebelum memutuskan mandi untuk menyegarkan tubuh.
Ia berendam selama beberapa menit. Mengguyur rambut serta tubuh untuk meredakan pikiran yang kusut.
Sekembalinya dari kamar mandi, sambil mengeringkan rambut, ia mengecek ponsel. Mendapati banyak panggilan masuk dari Nuri dan sang Mama. Menghela napas pelan, ia teringat kalau seharusnya hari ini sudah kembali ke rumah.
Mengabaikan panggilan dan pesan dari Nuri, Givana memilih mengirim pesan pada Mamanya. Berjanji jika ia akan tiba di rumah nanti setelah makan siang. Tak perlu menunggu balasan, ia memilih pakaian sebelum menyisir rambut yang masih setengah basah.
Unterstützen Sie Ihre Lieblingsautoren und -übersetzer bei webnovel.com