Jadi siapa aku???
Kulihat pantulan ku di cermin toilet.
Kata Dave aku dulu agak tomboy! Kalau dilihat dari cerita nya malam itu.
Aku di nikahi Devan 2 tahun silam. Yang aku tahu aku menikah karena bisnis saja. Perusahaan papa bermasalah dan terancam bangkrut dan nasib karyawan semua bergantung pada pilihan ku! Bahkan Ibu tiri ku saja yang biasanya tak menganggap ku aja sampai berlutut agar menyelamatkan keluarga!
Lalu aku menikah.
2 tahun aku menikah tidak pernah benar benar menjadi seorang istri! Devan hampir tak pernah mau menemui ku! Dia sibuk dengan pekerjaan nya di Singapore! Hingga J muncul sebagai OB. Dan Devan juga muncul sebagai pemilik perusahaan tempat ku bekerja.
Kedekatan ku dengan J menimbulkan hubungan emosional antara kami berdua hingga akhirnya J menceritakan ia kehilangan ingatan akibat kecelakaan 3 tahun lalu. Ia datang kesana karena ingin mengetahui seseorang yang hanya Devan ketahui.
Dan sekarang aku tahu ia datang karena aku!
Dan aku? Aku benar benar lupa dengan semua itu terlebih jantung yang aku terima ini milik sahabat ku yang dulu adalah tunangan nya Devan! 1 kesimpulan Devan baik dengan ku karena aku memiliki jantung kekasih nya!
Masih banyak hal yang ingin aku temukan. Kucuci muka berulang kali kepala ku benar benar terasa kusut sekarang.
Ku pencet nomor Papa. Aku ingin tau penjelasan nya tentang amnesia aneh yang terjadi padaku.
Telepon itu langsung terhubung didering pertama.
Aku bahkan sangat jarang bicara dengan Papa. Aku sedikit membencinya karena waktu itu beliau juga sangat mendesak ku untuk menikah dengan Devan.
" Alena.. Bagaimana kabar mu? Tanya Papa diseberang sana. Entah kenapa aku kangen sekali suara ini. Benar aku membencinya tapi tetap saja aku tidak bisa selamanya membenci Papa.
" Baik pa. Papa bagaimana?sehat?"
Papa ngiyakan meski suara nya agak terdengar serak.
" Pa.. Aku ingat!" , sedikit... " Kataku membuat Papa seperti menahan nafas.
" Benarkah apa kamu baik baik saja?" Tanya nya lagi.
" Tidak! Aku bingung pa! Kenapa aku bisa lupa! Sebenarnya apa yang terjadi?" Tanya ku nyaris menangis. Ada sesak dalam hati yang ingin sekali aku teriaki.
" Kamu yang memilih nya nak! Kamu memilih melupakan mereka semua. Semua yang pernah hadir di hidup mu! Rasa sakit yang kamu rasakan membuat otak mu sulit menerima kenyataan! Jadi dokter bilang ini kejadian langka! Dan ini terjadi padamu! 1 tahun terapi dan kamu melupakan nama nama teman mu! Hanya beberapa kemudian kamu ingat sisanya kamu benar benar mehapus mereka dalam memori mu. Maaf kan Papa yang selama ini mengabaikan mu. Papa sampai tidak tau apa yang terjadi dengan mu. Yang menyakiti mu"
Papa terisak " Papa berharap dengan Devan membawa mu jauh dari Jakarta kamu bisa hidup baru lagi. Tanpa perlu mengingat mereka"
" Apa Devan baik padamu??
Aku tak bisa bilang bagaimana Devan memperlakukan ku disini. Bisa di katakan baik atau tidak! Ia hanya membiarkan ku hidup sesuka hati ku. Apa itu karena ia ingin memberikan aku kehidupan baru!!
" Alena..
Panggil Papa mengintruksi ku berhenti menangis.
" Apa kamu bahagia nak?"
" Iya pa. Alena baik baik saja disini. Alena bahagia" Jawab ku sekedar membuat Papa tidak khawatir.
Dan sekarang otak ku kembali bertambah satu! Ada informasi baru dari Papa meski belum terungkap apa yang terjadi. Aku berjalan seperti orang linglung memikirkan puzzle yang jadi tambah berantakan.
Ponsel ku berbunyi. Ada nama J disana.
Aku kembali menyembunyikan nya dalam saku! Papa dan Devan bilang aku yang memilih melupakan mereka! Ada hal yang membuat otak ku tak menerima mereka dalam memory ku! Apa itu artinya J orang Jahat??
Langkah ku terhenti saat di depan sana kulihat Devan berjalan dengan Rudy! Mata kami ketemu! Tapi aku langsung memalingkan muka! Pria itu lebih jahat meminta ku meraba sendiri masalah ku! Aku dengan cepat segera menuju kubikel ku. Menenggelamkan kepala ku disana.
**
" Ada apa ini?
Dave didepan ku menggeriyang dengan jenaka disana.
Ia baru tiba di cafe tempat aku ingin bertemu dengan nya.
" Pesan lah dulu" Kataku memberikan menu padanya.
Dave segera memesan makanan. Ia kembali melihat kearah ku sambil mengerutkan kening.
" Dave? Benar kita dulu teman?" Tanya ku mencoba mencari kebenaran dalan matanya.
Dave menaikan alisnya" Ya tentu! "
" Apa kamu pernah melakukan kesalahan padaku Dave?" Tanya ku lagi mengabaikan wajah nya yang mau tertawa terus.
Dave tampak salah tingkah. Ia mengatur posisi duduk nya dengan benar sekarang. Dan pesanan nya juga sudah datang. Aku menunggu nya mengesap kopi itu.
" Pernah! " Jawab nya.
" Apa itu?"
Dave menggaruk tekuk nya beberapa kali.
" Kenapa loe membahas nya?" Tanya nya balik.
" Jawab saja Dave! " Kutatap ia tajam. Aku tidak suka tanya di jawab tanya.
" Gue pernah membohongi Devan waktu itu! Gue bilang kita pacaran! Dan loe benci banged kan sama gue kan! Karena gue Devan bertunangan dengan Devi! "
" Maksud nya aku pernah dekat juga dengan Devan?" Tanya ku makin bingung.
Dave mengangguk! " Ya loe kan jadi pacar palsu nya Devan! Loe lupa Len?
Kepala ku benar benar mau meledak sekarang. Pacar palsu! Apalagi ini!
" Dave.. Aku ga ngerti.. Bisa bantu aku??" Kata ku lirih. Bahkan kupegang tangan adik ipar ku ini.
Entah ini salah atau benar aku menceritakan semua nya. Semua nya tanpa ada yang tertinggal. Aku perlu seseorang yang bisa menompang ku untuk menyusum puzzle ini.
" Serius Devan memperlakukan mu seperti ini Alena??" Cecar nya setelah habis ku ceritakan!
Jari Dave mengetuk ngetuk tak karuan. Ia menarik nafas berkali kali, " Emang edan ya tu orang! Gue pikir kalian sudah hidup bahagia abadi! Ternyata otak nya masih perlu di ampelas"
" Jadi apa yang bisa kamu bantu Dave? Kamu pasti kenal dengan Devi dan juga Jordan kan???
Dave menaikan alis nya sebelah, aku tak tau apa yang pria ini pikirkan. Ia terlihat gusar saja.
" Jadi Jordan sudah bangun dia? Kenapa dia ga mati saja! "
Ku pandang Dave dengan bingung katakata nya sama dengan Devan.
" Apa dia orang Jahat Dave??"
" Ga juga sih Len! Jadi gini Len.. Jordan loe dan Devi itu satu sekolah! Gue ini kakak kelas loe! Nah.. Yang gue tau saat itu abang gue di jodihin sama anak teman papi. Dia Devi! Terus ga tau kenapa yang ketemuan sama Devan itu elo. Bukan Devi! Gue kan ga tau tu kalau elo yang datang ngaku sebagai Devi. Jadi tu Devan pikir elo Devi. Kalian pacaran dengan dia ngira elo Devi! Nah.. Kan gue bersaudara ama Devan. Waktu itu gue emang suka sama elo! Karena di ejek dia mulu karena jomblo. Gue akhirnya ngaku kalau gue punya pacar dan foto kita berdua gue liatin ke Devan. Dari sana elo ketahuan nipu dia !
Sumpah waktu itu gue ga tau sama sekali elo jalan sama Devan sebagai Devi! Devan kan robot tuh dia ga ngomong juga tentang kalian.
Tau tau Devan minta pertunangan nya dengan Devi di percepat!
Dan elo nya datang ujan ujan ke gue nampar dan marah marah! Saat itu loe bilang kalau loe benci sama gue! Gue juga bilang ngelakuin nya karena suka sama loe! Tapi gue loe tolak mentah mentah.
Saat itu gue sama loe ga pernah bicara lagi. Yang gue dengar sih kalau loe punya pacar baru! Anak basket itu! Jordan! Padahal sebelum nya loe cerita ke gue kalau Devi naksir berat sama Jordan!
Ya karena loe benci sama gue dan ga mau bicara lagi. Gue ga pernah tau kenapa malah loe pacaran sama Jordan!
Dan terakhir yang gue dengar kalau Devi malah kecelakaan bareng Jordan! Itu aja yang bisa gue katakan sama loe Len!
Dave mehabiskan minuman nya, ia nampak lelah bercerita.
Tapi bisa kuyakini Dave bicara sebenarnya.
Jadi aku dan Devan dulu pernah dekat..
Aku juga mehapus nya dari otak ku karena aku membenci nya yang memilih bertunangan dengan Devi? Aku mengenal Devan yang sekarang dengan karakter baru.
Apa setelah mereka bertunangan Devan jadi benar benar mencintai Devi?
Lalu apa yang terjadi dengan aku dan Jordan? Apa waktu itu aku sungguh pacaran juga dengan Jordan? Kenapa aku mehapusnya dari memory ku?
" Alena.. Apa ada ingatan yang muncul?" Tanya Dave. Aku menggeleng. Tidak ada kilasan yang muncul separah itu kah aku membenci mereka!!
**
" Hey Bro... " Sapa Dave setelah kami sama sama masuk Rumah.
Ada Devan dengan Mami di ruang tamu.
" Kok baru pulang?" Tanya Mami entah sama siapa!
" Ya mi.. Alena tadi ajak ke tempat ngopi terkeren di Batam" Jawab Dave. Aku hanya mengangguk lalu permisi dari sana. Suasana ku masih kacau. Aku masih seperti zombie yang tau arah jalan tapi bingung mau ngapain.
Aku mandi dan mengganti baju baru. Aku lelah lelah sekali.. Aku ingin tidur.
Sayup sayup terdengar suara kaki. Aku memejamkan mata pura pura tidur.
Lalu kurasakan kaki ku diselusupkan tangan seseorang yang ku tilik adalah Devan. Ia pikir aku kembali ketiduran di Sofa lagi.
Ia mengangkat ku dengan pelan. Bahkan aku rasakan nafas nya terasa dekat. Aku juga merasa ia memandang ku disana hingga tubuh ku berganti tempat.
Apa benar dulu kita pernah dekat Dev? Tanya ku sukses membuat nya kaget luar biasa. Ia segera menarik tangan nya yang masih menumpu di belakang punggung ku.
Pria ini benar banar kaget! Sampai nafas nya naik turun.
Aku segera duduk disana. Memberanikan diri melihat nya. Sekarang aku bisa lebih berani karena pernyataan Dave sebelumnya.
" Dave yang bilang?" Tanya nya balik.
Aku mengangguk biar ia tidak bisa mengelak. Tersirat wajah kesal disana.
" Apa dulu kita pacaran?" Tanya ku lagi.
" Tidak! " Kita pernah dekat karena kamu pikir kamu dulu Devi!
" Terus! Setelah kamu tau! Apa kita masih dekat?" Tanya ku tak peduli lagi.
Devan melihat ku sepintas.
" Tidak! "
Aku menunggu lanjutan nyan tapi ternyata tidak ada. Dia pelit sekali berbagi informasi!
" Apa aku dulu pernah bilang suka dengan mu?"
" Kenapa kamu tanyakan itu?" Tanya balik. Begitu terus.
" Jawab saja! Pasti ada alasan kenapa aku lupa dengan mu kan! Kamu pernah menyakiti ku! Mungkin saja dulu aku pernah bilang suka! Kamu tolak aku sakit hati! Dan mehapus mu dalam otak ku!"
Devan berjalan menuju kulkas kecil disana. Ia mengambil minuman dingin dan meminum nya, aku harus tahu teka teki ini, tak peduli pria ini mengomel karena aku banyak bicara!
Aku juga turun dari ranjang. Menarik tangan nya.
Melihat nya lebih dalam dari mata itu. Jiwa ku seolah berusaha mengumpulkan serpihan potongan puzzle yang terkoyak.
Aku berhasil kembali ke masa lalu.
Sekarang aku berada di dalam kamar, sebuah kamar yang tampak indah ada tirai menari nari terpa angin yang masuk dalam jendela.
Terdengar sesuatu di luar sana suara wanita tertawa cekikikan.
Aku segera mencari asal suara di depan sana ada kolam renang kecil. Ini seperti nya tempat penginapan di sebuah wisata. Dari sentuhan kamar seperti aura Bali.
Bali..
Kulihat di kolam itu ada Aku masa itu sedang duduk di atas tepian kolam dengan kaki menyebur di kolam. Telinga ku ada bunga kamboja berwana kuning dan aku mengenakan pakaian renang tapi di pinggang ku ada laki-laki. Juga berendam memeluk pinggang ku disana wajah nya mengenadah kearah ku. Kamk mengobrol sangat dekat bahkan sambil tertawa.
Aku berjalan memutar penasaran siapa pria ini.
Ada senyum lebar dan tawa yang keluar dari mulut nya. Dari pria disana dia yang ada didepan ku saat ini. Devan!
Ini tidak mungkin kan... Aku dan Devan...?
Kuperhatikan lagi baik baik itu benar aku! Aku yang mungkin masih sangat belia! Wajah ku memerah dengan rona bahagia disana dan Devan.. Aku bisa melihat nya tersenyum. Senyum nya indah sekali.
Dan sekarang aku kembali tersedot ke masa sekarang.
Spontan ku lepas tangan ku.
Jadi benar aku dan dia ada terlibat hubungan? Apa itu kenangan saat aku mengaku sebagai Devi?
Tapi kenapa ini bagian tersakit apa Jantung Devi sakit karena ku mengingat hal itu atau justru hati ku yang sakit karena kenangan itu.
Lalu aku malah kembali tersedot ke bagian yang berbeda. Ini lebih tidak jelas.
Aku yang sekarang melihat sesuatu di atas sana. Ada siluet pria dan wanita yang sedang bercumbu, mereka seperti berupa bayangan hitam yang menari nari di balik tirai.
Jelas sekali bayangan ini dua manusia yang memadu kasih.
Kulihat di lantai ada baju baju berserakan. Baju merah dan celana pendek hots pant. Juga ada bra disana. Lalu celana jins khas pria.
Siapa.. Siapa mereka..
Pelan aku melangkah mendekati tirai putih yang menari nari itu.
Hanya ada dua tubuh yang menempel dan suara desahan yang membuat ku meremang penasaran juga takut. Aku memutar ke samping berharap bisa melihat bagian kenangan ini. Dimana dada ku rasanya berdenyut.
Kulihat rengkuhan pria ini sangat intens mencumbui wanita ini . Menjelajahi setiap inci leher nya, yang menggeliat dibawah nya menjamah rambut pria itu dengan desahan. Ku sibak tirai itu pelan. Mereka bergerak dengan ritme yang teratur ada kain membalut bagian tengah kedua nya. Aku kembali melangkah mengitari siapa mereka. Ini kenangan siapa..
Kain kain tirai yang menari nari disana membuat ku kesusahan melihat. Beberapa kali kusibak ruangan itu menjadi tempat sekarang di mana didepan ku ada Dia, Devan menelusuri ku dengan tatapan nya yang susah aku artikan
Tatapan berbeda dari yang aku ingat tidak ada kehangatan sama sekali.