webnovel

Memulai Pembersihan

"Yang Mulia, rencana itu memang baik dan masuk akal. Tapi, apa yang akan Anda lakukan bila mereka menolak? Tidak hanya satu atau dua Bangsawan saja yang ada di kerajaan ini? Ada lima Bangsawan tingkat atas dan sepuluh Bangsawan menengah. Aku perkirakan mereka memiliki kekuatan yang besar dan mungkin pasukan mereka berjumlah 5.000 orang. Kita tidak bisa menghilangkan sebuah kemungkinan lain, Yang Mulia. Mereka pasti memiliki sekutu yang akan mengulurkan tangan bila mereka berada dalam bahaya," ucap Fasuk.

Meski dia sangat mendukung rencana ini, tetap saja dia tidak bisa membiarkan ada satu kesalahan dalam prosesnya. Dia juga mengungkapkan kekuatan yang dimiliki oleh para Bangsawan. Meski dia seorang Pilar Kerajaan, keluarganya tidak termasuk di dalamnya, sehingga dia mendukung penuh rencana yang Voran berikan. Dia merasa rencana ini baik dan tidak mencurigakan yang mana sedikit tidak bisa dipercaya akan dikatakan oleh Voran yang jarang mengikutsertakan diri dalam hal-hal semacam ini.

"5.000 prajurit? Mereka mungkin bukan jumlah yang besar untuk pasukan kita, tapi semut sekalipun mampu melukai dan membunuh gajah. Kita tidak bisa mengabaikan mereka, Yang Mulia. Jika Yang Mulia ingin menumpas mereka secara langsung, aku pikir kita bisa menghancurkan mereka secara langsung atau mengirim mereka ke garis terdepan. Itu jumlah yang mengesankan memang dan aku yakin itu hanya pasukan pribadi. Bukan begitu, Fasuk?"

Mendengar pertanyaan Veus, dia tersenyum. Fasuk tidak terkejut dengan pertanyaan itu, bagaimanapun juga hal itu merupakan kebenaran. Dia menjawabnya dengan berkata, "Ya, mereka hanya pasukan pribadi dari para Bangsawan. Makanya, aku katakana bila mereka berbahaya. Ada beberapa jenderal yang memegang kendali militer berada di pihak mereka bahkan keturunan dari para bangsawan ini. Sulit untuk menghapus mereka kecuali melakukan rencana yang diberikan oleh Yang Mulia. Aku rasa pertanyaan yang terpenting apa yang akan kita lakukan pada para jenderal ini?"

Di saat Veus hendak menjawab, Voran mengambil alihnya dan berkata, "Kita memiliki assasin, kan? Mendiang Raja pasti memberitahu kalian tentang ini, bukan? Apalagi, kalia adalah para Pilar Kerajaan. Panggil pemimpin para assassin ini dan hadapkan padaku. Aku akan menyelesaikan masalah tersebut. Kalian hanya perlu menyiapkan beberapa hal kecil, persiapan perang, surat perintah, dan penyetabilan pemerintahan. Aku akan mengubah semuanya setelah aku mendapatkan daftar nama itu. Stuart, kau harus melakukannya lebih cepat. Mereka yang bertindak untuk dirinya sendiri akan mati!! Mereka yang mengabaikan kerajaan tidak pantas menghirup udara di sini!! Pembantaian? Tidak … pembersihan harus kita lakukan!!"

Pembantaian, saat Voran mengatakannya sejenak dia menjadi diam. Lalu mengubah kata-katanya, meski hanya sekilas aura di sekitar tubuhnya berubah menjadi dingin dan dipenuhi oleh rasa haus darah yang mengerikan. Dia tahu bagaimana efek dari keberadaan orang-orang tersebut, bukannya membuat kerajaan semakin baik. Mereka hanya menggerogoti kekuatan kerajaan sedikit demi sedikit dan membuat dirinya sendiri menjadi lebih kuat. Hal semacam ini tidak bisa dia tolerir dan Voran hanya memiliki satu kata untuk mereka yang melakukannya, yakni mati.

Tidak ada ampunan untuk mereka, itu yang Voran pikir. Dia benar-benar mengerti kalau saja keberadaan mereka akan terus mengacaukan segala keputusannya. Oleh karena itu, demi melancarkan jalan ke depan, maka dia perlu melakukan semuanya dengan baik. Yang paling penting dan utama ialah menghancurkan masalah tersembunyi meski itu hanya masalah kecil saja. Dia tidak mengharapkan ditikam dari belakang ketika dia sedang bertempur. Oleh karena itu, dia harus menjadi raja sejati kerajaan ini dan satu-satunya orang yang memegang kendali kerajaan bukan orang lain. Hanya dengan begitu dia bisa merasa tenang ketika keluar.

Dia tidak menjelaskan yang lainnya, tapi membiarkannya menjadi semu. Daftar nama yang dia minta merupakan sebuah daftar yang mengelompokkan para Bangsawan. Dia tidak akan segan untuk membuat tangannya berdarah dan jiwanya ternoda akan kekejaman. Semua hal itu ia perlukan, apalagi dia membaca beberapa literature di dunia sebelumnya yang mana menunjukkan perjalanan seseorang menjadi raja, dan tentunya hal-hal lainnya. Meskipun itu hanya berdasarkan imajinasi, literatur maupun teori. Voran mengambilnya sebagai sebuah pelajaran nyata yang harus dia dalami dan lakukan jika ada kesempatan.

"Yang Mulia bisa tenang, militer akan aku urus dan aku persiapkan dengan sangat baik. Semuanya akan siap di saat Yang Mulia memutuskan untuk bertindak. Kekuatan kita pasti sedikit berkurang dibandingkan dengan beberapa waktu lalu. Namun, untuk menghadapi Kerajaan Arannor dan para Bangsawan, kita masih mampu, Yang Mulia!" Tatapan mata tenang dan percaya diri Veus perlihatkan ketika mengatakannya. Ia juga melepaskan auranya yang kuat di waktu tersebut.

Voran mengangguk tapi tidak bersemangat, malah dia berujar dengan suara yang tenang tanpa ada gelombang keraguan, "Kekuatan militer dibutuhkan untuk menghadapi Kerajaan Arannor, sedang para Bangsawan busuk. Assassin sudah lebih dari cukup untuk membinasakan mereka semua, tentu saja dengan pertimbangan assassin yang kita miliki berpengalaman dan melimpah. Jika tidak, kita harus membuat sebuah perubahan dalam rencana ini, meski tidak akan memengaruhi yang lainnya. Kuharap kau bisa mengerti ini. Stuart!!! Veus!! Fasuk!!"

"Kalian bertiga merupakan pilar untuk saat ini, pilar dari pemerintahan baru Kerajaan Salauster. Meski aku belum bertemu dengan Pilar Kerajaan terakhir, aku yakin dia akan memiliki pendapat yang sama denganku. Kerajaan ini perlu pembaharuan di segala sisi. Dengan keadaan dan situasi seperti ini, tidak mungkin untuk kerajaan bisa meluas dan berkembang. Lintah dan tikus-tikus busuk itu akan menggerogoti kerajaan dan menghalanginya, jika mereka tidak dihabisi dan dimusnahkan. Aku tidak akan bisa memperkuat kerajaan dan aku hanya akan duduk di atas singgasana tanpa kemuliaan!!"

Voran mengatakan apa yang dia pikirkan setelah melihat kerajaan di sekitarnya. Dia tahu dia tidak akan terus berada di singgasananya dan memerintah dari atas, tapi dia akan meninggalkannya demi meningkatkan diri. Tanpa membersihkan kotoran, bagaimana dia bisa pergi?

Di sebuah tempat yang cukup gelap, seorang lelaki tua yang mempunyai aura kuat duduk bersila dengan cemas. Auranya meledak dengan sendirinya dan energi di tubuhnya mengalami peningkatan signifikan. Otot-ototnya membengkak dan wajahnya tak sedap dipandang saat hal itu terjadi, dan tubuhnya terus bergetar selama beberapa menit. Ketika proses itu selesai, senyum di wajah pria tua itu terlihat dan senyumnya bukan senyum yang baik. Seraya tersenyum dia berujar, "Waktunya kembali!!"