"Maya!" Marve berteriak seraya membuka pintu ruangan Maya dengan kasar.
Dengan langkah yang lebar, Marve berjalan kearah Maya yang terlihat tertegun memandangnya dengan tatapan kosong.
Maya baru saja mendengar jika Raden datang memarahi Marve dan kini wajah Marve terlihat penuh amarah, hati Maya semakin gelisah kini.
Semua masalah ini adalah salahnya, ia yang sangat keras kepala pada saat itu tapi Marve yang malah disalahkan, Maya sungguh merasa bersalah sekaligus takut, ketakutan dari banyak hal tentang perusahaannya dan juga tentang Marve.
Maya memejamkan kedua matanya, ia merasakan tubuhnya sedikit terhempas ketika Marve tiba-tiba memeluknya erat.
Diluar dugaannya, Maya mengira Marve akan marah kepadanya tapi Marve malah memeluknya erat saat ini.
"Jangan takut, aku tidak akan membiarkanmu kehilangan apapun." Ucap Marve menyemangati.
Unterstützen Sie Ihre Lieblingsautoren und -übersetzer bei webnovel.com